My Darling

12.2K 1.2K 143
                                    

Terkadang apa yang orang lain lihat tidak seperti yang dirasakan. Orang lain pada umumnya hanya melihat apa yang telah dihasilkan. Tidak dengan proses mematikan yang dilakukan.

Itu terjadi pada Seo Haechan yang kini berubah marga menjadi Lee Haechan. Mengingat kalau ia kini berubah marga membuatnya tersipu malu. Bahwa kini dirinya tidak hidup sendiri, sulung keluarga Seo itu kini telah berkeluarga. Bukan sesuatu yang baru, Haechan sudah berkeluarga sejak dua tahun yang lalu.

Menikah muda. Ya, Haechan menikah muda. Tapi, menurutnya itu bukan pernikahan dini seperti yang dikatakan oleh ayahnya. Sebenarnya, menikah itu bukan sesuatu yang mudah. Terikat dengan seseorang dengan jangka waktu yang tidak ditentukan, atau selamanya.

"Kau bisa tidur dulu dan tidak usah menunggu ku pulang." Ujar sosok pria tampan dengan hoodie hitam dan gitar dipunggungnya yang sedang memakai sneakers hitam miliknya.

Sosok manis Haechan menghela nafas panjang. Merengut ketika sosok pria di depannya mencium keningnya; "Jangan marah, nanti wajahmu semakin jelek."

Menyebalkan.

Tapi Haechan sayang sekali.

Wajahnya yang manis itu merengut kesal, setelah sepersekian detik ingin marah dan memaki sosok yang kini menatapnya teduh membuatnya urung melakukan itu. Itu sudah menjadi kewajiban Mark. Haechan sudah berjanji akan menerima apapun keadaan Mark di depan Tuhan.

"Jangan merajuk, okay? Apa hari ini anak-anak datang kesini?"

Haechan menggeleng lemah, baru saja dua jam yang lalu mereka bertatap muka. Sekarang suaminya itu sudah disibukkan dengan kegiatan rutinnya. Alias pekerjaan suaminya yang tidak bisa digantikan oleh orang lain.

Omong-omong tentang "anak-anak" yang tadi disebut suaminya itu bukanlah anak mereka. Melainkan anak didik Haechan yang kadangkala datang mampir ke apartemen mereka.

"Nanti kau telfon saja ingin dibawakan apa malam ini. Okay, sayang?"

Haechan tak bisa marah. Pipinya memerah kala kecupan singkat disematkan di pipinya. Seiring dengan pintu yang tertutup menelan punggung lebar suaminya.

"Dasar Mark Lee tukang gombal!"

***

Mark Lee dalam definisi Haechan adalah seorang kakak, musuh, teman, kekasih, ayah dan suami yang ia cintai. Sebuah saja Haechan budak cinta, memang kenyataannya demikian. Tidak ada manusia yang akan tidak jatuh hati pada sosok dingin dan hangat Mark Lee. Selalu ada kejutan saat berada didekatnya.

Malam yang dingin ini, Mark datang membawa sekotak giant strawberry untuk istrinya. Kapan hari Haechan merengek ingin dibelikan strawberry dengan ukuran besar seperti yang ia lihat ditayangan YouTube itu. "Buah merah ini yang kau minta padaku kapan hari."

Mata bambi Haechan berbinar dengan mulut penuh ia terus mengunyah strawberry merah nan besar itu. Sekotak giant strawberry sudah aman dalam pelukannya. Tidak ada celah untuk suaminya mengambil satupun buah merah itu.

"Ih~ jangan mengangguku! Ambil saja semangka dalam kulkas, Hyung!"

Mark diam, mengamati Haechan yang mendumal sembari makan strawberry itu. Mengamati pahatan wajah Haechan. Wajahnya bulat, pipinya tembam dipadukan bibir bentuk hati merah menggoda.

"Kalau diperhatikan kau memang jelek, ya?"

Celetukan Mark yang membuat Haechan menghentikan acara makan nikmatnya. Suara kambing menyebalkan yang membuat badmood seketika. "Diam! Kalau aku jelek kenapa kau mau menikahiku, hah? Dasar mulut besar!"

Membuat Haechan kesal mungkin menjadi hobinya dua tahun terakhir. Mark tersenyum tipis, wajah manis yang merengut itu menggemaskan. Bibir merah berbentuk hati itu manyun seperti Chenle, tetangga mereka yang masih sekolah dasar.

"Becanda, sayang."

Mark berujar sembari tertawa terbahak. Memeluk tubuh berisi istri dua tahunnya ini. Pada akhirnya, Haechan juga mendusal pada dada bidang sang suami.

Keduanya saling berpelukan erat. Mengabaikan jam dinding yang sudah menunjukkan dini hari. Mereka hanya ingin melepas rindu malam ini.

"Apa hari ini ada tugas kuliah?" Tanya Mark.

Memang keduanya masih sama-sama kuliah, melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Menikah muda tidak membuat mereka berhenti kuliah. Ya, meskipun semua kebutuhan Haechan penuh ditanggung olehnya.

Haechan menghela nafas, ia adalah manusia dengan otak berkapasitas kecil. Berbeda dengan sang suami yang jenius. Ia bahkan hanya bisa melakukan kegiatan kuliah, setelah kuliah atau ketika libur, ia akan mengajar di salah satu taman kanak-kanak didekat apartemen mereka.

Sedangkan sang suami, sembari kuliah ia bekerja sebagai guru les salah satu pendidikan musik swasta di daerahnya hari Senin dan Kamis. Sementara setelah selesai kuliah, Mark harus disibukkan dengan seluruh tetek bengek dokumen yang harus ia pelajari dalam memahaminya seluk beluk perusahaan ayahnya.

"Hyung pasti sangat lelah." Ujar Haechan sembari mengelus dagu suaminya yang sekarang ditumbuhi rambut halus.

"Sangat." Jawaban Mark membuatnya merasa bersalah. Didalam rumah ia hanya menonton TV sementara suaminya diluar sana kerja sembari kuliah yang hanya dengan membayangkan Haechan sudah lelah.

"...tapi ada masa depan yang harus diubah. Selama ada kau yang selalu mengisi energiku, aku tidak masalah melakukan ini sampai aku wisuda."

Ini adalah bagian yang paling ia sukai dari suaminya. Mark selalu mengusahakan yang terbaik untuknya. Tidak berucap omong kosong belaka.

Untuk diketahui, mereka menikah diusia sangat muda. Mark berusia dua puluh satu tahun sedangkan Haechan berusia sembilan belas tahun. Tidak ada alasan yang kuat selain mereka memang sudah siap menjalani kehidupan berumah tangga. Banyak sekali orang yang memiliki asumsi bahwa Haechan sudah "isi" bahkan sebelum menikah. Nyatanya, dua tahun pernikahan mereka, Haechan belum hamil. Sekaligus mematahkan asumsi bahwa mereka masih labil. Keduanya sama-sama bisa memahami kelebihan dan kekurangan mereka masing-masing.

Ekspetasi orang lain tentang mereka adalah seluruh kebutuhan mereka akan disanggupi oleh kedua orang tua belah pihak. Melihat bahwa Mark dan Haechan sama-sama dari keluarga yang kaya. Nyatanya tidak demikian, Mark Lee sudah bersumpah pada dirinya sendiri akan mengusahakan kebahagiaan dan kebutuhan Haechan dengan kemampuannya sendiri.

Terdengar tidak bisa dipercaya, nyatanya gaji dari menjadi guru les dan sesekali mengisi acara itu cukup untuk biaya hidup mereka. Tidak memungkiri kalau Mark juga digaji oleh ayahnya, tapi Mark sama seperti karyawan pada umumnya. Benar-benar merangkak dari bawah meskipun dia pewaris tunggal perusahaan raksasa tersebut.

4/4/2020

Hai hai, aku nulis ini buat nyalurin rindu kalian sama husband sucks huhuhu. Ini marriage life juga kayak yg sebelah. Cuma agak serius dikit heheh

Hope u like it and enjoy this is story. Lafyu gengs!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Friend And LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang