JJH-3

11 3 0
                                    

Jeffrey pov

Jam 9 malam.

Sudah sejak 3 jam yang lalu aku menyoret kertas, membuangnya, mengambil kertas baru, lalu kucoret lagi.
Berusaha menyelesaikan lagu yang kubuat untuk dia.
(Rencananya lagu ini akan kunyanyikan dihadapannya saat konser nanti)

Iya, dia

Dia yang dengan kurang ajarnya telah membuatku jatuh hati kepadanya.

Dipikir-pikir, sudah 2 tahun ini aku tidak memberikan kabar untuknya.

Brengsek memang, aku tahu itu.

(Untungnya dia tidak mencari lelaki lain. Jangan salah, aku tahu semua tentang dia. Dari Nael tentunya).

Aku tahu dia selalu merindukanku. Sama seperti aku yang selalu merindukannya.

Aku juga tahu dia sering menangis jika mengingat tentang kita.

Aku lebih tahu lagi dia yang ingin sekali bertemu denganku. Karena aku lebih ingin bertemu dengannya.

Agensi sialan. Peraturan sialan.

Aku jadi ingat, waktu itu aku salah menarik tangan orang, dan karena kesalahan itu, sekarang dia malah menjadi pacarku

Kebetulan yang indah.

Ting !

Sepertinya aku mendapat pesan dari seseorang.
.
.
.
.
.

Nael
Jeff, dia menangis lagi.

Nael
Ayolah, Jeff sampai kapan mau begini ?

Nael
Kalau dia tahu aku selalu chatting denganmu, bisa semarah apa dia nantinya ?

Nael
Kalau kau sudah menyerah, lebih baik dia untukku saja.
Daripada terus melihatnya menangis.
.
.
.

Ah, aku lupa. Sahabatnya juga memiliki perasaan yang sama denganku.

Lihat, aku brengsek sekali bukan ?
.
.
.

Jeff.J
Tolong katakan kepadanya untuk sabar.

Jeff.J
Sebentar lagi.

Nael
Kau sudah berkata "sebentar lagi" selama 2 tahun, dasar jahe.

Jeff.J
Kali ini benar-benar sebentar lagi.

Jeff.J
Ah, bisakah kau ajak dia untuk menonton konser kami ? Jadwalnya 2 hari lagi. Sudah kusiapkan tiket untuk kalian berdua.

Jeff.J
VIP. 

Nael
....oke.

Jeff.J
Nanti temui aku dibelakang gedung agensi
read

.
.
.
.
.

Akhirnya hari ini tiba. Konserku untuknya.

Aku jadi berpikir, apakah ia akan menyukai lagunya ? Apakah semuanya akan berjalan sesuai rencana ? Apakah dia benar-benar datang ?

Dan

Bagaimana jika ia tidak mau aku pulang kepadanya.

Semakin aku larut dalam pikiran, aku jadi semakin takut. Bahkan konser ini lebih menakutkan dibanding konser debut kami. Hhhhh...

"JEFF ! AYO KITA MAU MULAI !"

Cepat sekali mulainya.

Sepertinya setelah ini aku harus mengukur tensi darahku. Jantungku berdetak cepat sekali.

Ayolah, Jeff. Ini baru konser untuknya. Bagaimana nanti saat kita menikah ? Mungkin aku akan pingsan saat menyanyikan lagu untuknya.

"JEFF ! MALAH MELAMUN !! AYO CEPAT KITA AKAN NAIK KE PANGGUNG !!!"

Suara Doyoung memang tidak ada tandingannya.

"IYAAA AKU AKAN SEGERA KESANA"
.
.
.
.
.
.

Selama 2 jam konser kami, aku fokus mencarinya di kerumunan. Aku yakin telah memberinya tiket di row paling depan. Namun aku sama sekali tidak melihatnya.

Dan kenapa sekarang aku kecewa ? Wajar saja dia tidak datang.

Hhh... padahal sebentar lagi kita akan menyanyikan lagu untuknya.
.
.
.
.
.

"Kalau begitu mari kita dengarkan lagunya. Namun sebelumnya, sepertinya Jeffrey mau menyampaikan sesuatu".

(Kalau kalian bingung, aku sudah memberitahu para member kalau lagu ini kuciptakan untuknya)

"Ah ya. Sebenarnya lagu yang kutulis ini spesial untuk seseorang. Seseorang yang sangat hebat. Seseorang yang telah mencuri hatiku." kataku.

"Untuk Michelle Kim, row A-7 dipersilahkan untuk naik ke atas panggung"

Beberapa menit aku menunggu, tidak ada yang naik ke atas panggung.

Aku mau menangis rasanya.

Apakah aku benar-benar sudah gagal ?

Karena telah menunggu lama, kami akhirnya memulai lagu.

Mendekati akhir lagu, benar benar tidak ada orang yang naik ke atas panggung.




Like that time, while holding you
fully in my heart



















Tap tap tap

Aku mendengar suara dari belakangku. Mungkin para staff

Namun tiba-tiba aku ada yang memelukku dari belakang.

Ya, itu bukan Nael.

Itu benar-benar Michelle. Michelleku

(Aku sampai hampir lupa untuk bernyanyi saking kagetnya. Untungnya Haechan mengingatkan)

Sambil tersenyum dan menatapnya aku melanjutkan lagunya

Like a habit
Without questioning anything
Again to your side

Aku menghadap ke arahnya dan membalas pelukannya

Dapat kulihat dia menangis

I'm coming home~

"Aku pulang" bisikku di telinganya.










"Selamat datang"















Fin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang Dia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang