Si Mata Teduh

35 5 3
                                    

"Aku mengawali hari tanpa rasa curiga akan bertemu dengan mata teduhmu"

-Bimo Firdatio

**********

Pemuda dengan celana pendek itu hanya menggeliat tanpa membuka matanya. Padahal suara itu sudah mulai serak, atau bahkan hampir kehilangan tenaga.

"BIMO!"
"AYO CEPAT BANGUN!"
"JANGAN BUAT MASALAH DI HARI PERTAMA SEKOLAH BIMOOO!" 

Akhirnya matanya terbuka, bibirnya mengerucut. Oh ayolah! Apa benar ini hari senin? Itu yang terbaca dari raut wajahnya.

"Iyaiyaa bun. Udah bangun ini"

Bimo beranjak dari kasurnya, membuka pintu kamarnya yang langsung berpapasan dengan ruang makan. Tentunya sosok itu langsung tertangkap matanya. Si pemilik suara yang membangunkan Bimo, Ririn, ibunya.

"Lihat jam berapa? Jadi sekolah ngga kamu ini ? Cepat mandi ! Setelah itu, sarapan"

Belum ada 5 menit ia sadar dari mimpi, tapi, sudahlah .

"Iya bundaa"

Wanita itu tetap menjadi orang tercintanya. Sampai kapanpun.

********

Bimo mengendarai sepeda motornya menuju sekolah. Setelah bersiap-siap dan menghabiskan sarapan lezatnya tadi, ia bergegas menuju sekolah barunya. Ia baru saja memulai kehidupan menjadi siswa SMA.

Waktu menunjukkan pukul 7 kurang 15 menit. Sudah lebih dari setengah perjalanan ke SMA nya. Di masa SMPnya dulu, pasti ia masih berada dirumah dengan sepiring nasi goreng dan nasehat pedas dari ibunya. Bagaimana bisa ia masih santai dirumah sedangkan pelajaran dimulai kurang dari 15 menit lagi. Dasar!

Kini ia harus berubah, jarak rumah ke sekolahnya cukup jauh. Butuh sekitar 30 menit untuk datang tepat waktu.

Akhirnya dia sampai di sekolah barunya, SMA Pancasila, salah satu SMA favorit di kota ini. Masih belum terpecahkan misteri kenapa Bimo bisa menjadi bagian dari sekolah ini, mungkin dia beruntung.

Ia memarkirkan motornya didepan sekolah, siswa kelas X belum diizinkan membawa kendaraan masuk ke sekolah. Jadi ia harus berlari sampai gerbang. Waktu kurang 10 menit sampai bel berbunyi, pantas saja ramai berdesakan para siswa memasuki gerbang sekolah.

Ia berjalan melewati koridor demi koridor, luas sekali sekolahnya. Banyak siswa baru yang sedang bercengkrama dengan beberapa yang lain.

"Ternyata mereka sudah mulai saling mengenal, kecuali aku"

*********

Hari ini diawali dengan masa orientasi. Siswa baru dikumpulkan dalam aula untuk menerima materi dari narasumber. Sudah lebih dari 4 jam, dan Bimo tak mengerti apapun. Ia malas mendengarkan mereka yang ada dipanggung sana. Terlebih tidak ada yang mengajaknya bicara.

Ia coba meregangkan otot-ototnya, pegal sekali duduk berjam-jam disini. Ia meregangkan otot lehernya.

"Pegel banget leher gue"

Ia melakukan gerakan seperti pemanasan saat olahraga, dengan menengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Tanpa ia rencanakan sebelumnya, dan ini belum pernah terjadi ketika ia meregangkan otot leher sebelumnya! Matanya bertemu dengan gadis yang sedang sibuk memerhatikan penjelasan narasumber dan jemarinya yang lincah menulis. Dia gadis yang duduk satu baris dibelakangnya, berjarak 3 Orang dari sisi kirinya.

"Mata teduh itu ... "

**********

To be continued :)
Gimana ceritanya? Maaf masih pemulaa hehee 🙏

Jangan lupa vote dan komennya yaa temen-temen!✨

AgustusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang