Gengs?

16 4 9
                                    

"Aku tau, aku takkan pernah sendirian"

-Bimo Firdatio

*******************

Senin ini terasa lebih terik. Untung saja pelajaran kosong 2 jam kedepan. Semesta tau yang terbaik untuk murid seperti Bimo. Dia memanfaatkan waktunya untuk... tidur. Dengan 3 kursi yang dijejerkan dan tas sebagai bantalnya, itu menjadi tempat ternyaman disekolah! 

Baru saja berbaring dan menutup matanya, telinganya terganggu dengan teriakkan para gadis yang sedang menonton drama korea sepertinya. Mengacau saja.

"Sumpah ngga nyangka ternyata diaa!"
"Tuh kan apa gue bilang, pasti dia pelakunya"
"Terus gimana coba sama eun ho??"
"ya pa--"

"Bisa ga nontonnya dirumah aja?" Ucap Bimo dengan nada menyindir.

"Bisa ga tidurnya dirumah aja??" balas mereka serentak

"Hhhhh"

Bimo kembali berbaring dan menutup wajah 'tampan' nya -alis tebal dan mata agak sipit serta rambut berantakan- dengan buku.

"Bim! Bimooo!!"
Bukan, bukan suara para gadis itu.

"Apa sih, Lan? Ga liat gue lagi apa?"

"Ngga ngapa ngapain. So sibuk banget lo"
"Main tod yuk"

"Hah?"

"Ga ngerti lo? Truth or dare, Bim!"

" Ish. Tau lah. Cuma karena itu lo ganggu gue?"

Alan langsung menarik tangan Bimo keluar kelas. Sudah ada ketiga temannya yang lain, mereka sudah siap memulai permainan.

5 remaja yang cukup famous di angkatannya. Bimo, Alan, Edgar, Dito, dan Erick. Kenapa harus mereka? Tampan? Keren? Pintar? Aktivis? Kaya? identitas mereka jatuh pada kategori "jahil".

********

Waktu itu, baru satu minggu disekolah baru ..

Seorang siswa dengan postur tubuh agak tinggi berlari dengan buru-buru masuk ke sekolahnya. Terlihat dari luar, beberapa murid baru dikumpulkan di lapangan utama.

"Ke lapangan mas! Atributmu kurang lengkap!"

"Lhoh kok sepatunya warna hijau gitu lhohh. Ke lapangan!"

Terdengar suara keras bersahutan memberikan instruksi. Ya! Pemeriksaan kelengkapan seragam.

"Duh, lupa pake dasi lagi!"
"Alamat nih berjemur dulu"

Remaja itu tetap bergegas masuk melewati gerbang. Dan sesuai tebakannya, Ia langsung diarahkan menuju lapangan.

Ia ada dibarisan kelima. Didepan sana terlihat seorang guru menginstruksikan menulis nama masing-masing pelanggar sebagai catatan. 

"Sst! Sst!"
"Ssttt!! Woi"

Apa siswa disampingnya ini sedang berusaha memanggilnya?

"Lo Bimo kan? Temen sekelas gue?"

"Masa iya? Kok gue ga pernah liat"

"biasanya kan lo baris paling belakang, nahh 2 baris depan lo itu gue"

"Oh iyaiya"

"Dito"
Dia mengulurkan tangannya didepan Bimo. Mengajaknya bersalaman, dan berkenalan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AgustusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang