6. Akhirnyaa ... Tiaraaa!

31.5K 1.9K 310
                                    

Typo, EYD ancur ... kesalahan2 bertebaran, tapiii ... saya lagi gak mood edit. Jadi bantu editin yaaa ...

Segala hal berputar-putar dalam kepala Tiara, tapi setiap detailnya jelas hanya tertuju pada satu kesimpulan yang tak terbantahkan. Evan mencintainya. ‘

Tiara mendesah perlahan menyadari hal yang sudah berulang kali sering diakui Evan padanya. Apa yang dianggapnya sebagai bentuk lain dari rasa mengasihani. Apa yang tidak pernah dia percayai sebelum hari ini.

Sekali lagi tiara mendesah seraya mengenakan pakaian khusus yang hanya digunakan jika seseorang ingin merambahi dapur yang sudah jadi seperti ruangan suci bagi resto yang berkelas.

Harus diakui dirinya merasa gamang sekarang. Setelah mengetahui perasaan Evan justru setelah ia meminta suaminya mencari wanita lain yang berujung pada pertengkaran hebat mereka tadi pagi.

“Apa yang harus kulakukan, Tuhan!” Tiara bergumam lirih sambil menjatuhkan kepalanya ke pintu loker milik Evan yang suaminya itu pinjamkan padanya agar dia bisa manaruh barang-barang pribadi yang ia bawa.

Sedetik setelahnya tiara membuka pintu loker dengan deretan angka kombinasi yang Evan berikan, dan dia semakin terkejut ketika melihat selembar kertas lama yang di tempel pada dinding pintu bagian dalam lemari loker milik Evan.

Di sana terpajang potret kenang-kenangan mereka bertiga. Tiara tidak terlalu ingat kapan foto itu di ambil, mungkin setelah dia melahirkan Einer, atau beberapa hari setelahnya. Tapi bukan itu yang jadi masalah. Masalahnya adalah rasa syok yang dia rasakan kala menatap ekspresi Evan yang menatapnya mesra sambil menggendong bayi mereka.

  Tatapan Evan sarat akan emosi kebahagiaan, dan pada matanya sendiri di sana Tiara menemukan hal yang sama. Potret itu bagai tamparan telak yang memukul jiwanya dari dalam, membuatnya tiba-tiba merasakan kesadaran mutlak jika dia bisa—dan berhak—berbahagia, bersama lelaki yang memang telah ditakdirkan Tuhan untuknya.

Desah frustasi Tiara meloloskan kesedihan relung hatinya yang terdalam. Perlahan, setelah menyusut setitik air mata dia kembali menutup pintu loker Evan, bersamaan dengan itu Tiara bertekad untuk menutup semua emosi masa lalu yang selama ini telah menyesatkan jiwa juga hati.

Sambil memejamkan mata Tiara menegaskan tujuan, dan ketika dia membuka mata kembali tatapannya membentur pintu besi dapur resto seraya merapalkan apa yang telah dia yakini sekarang. Evan adalah miliknya, dan Tiara tidak akan pernah membagi miliknya dengan siapapun.

Termasuk chef pastry Evan yang baru.

*****

            “Rombongan tamu pertamamu sudah datang?” Dareen berkata pada atasannya sambil tersenyum sekilas, “Empat diantara bocah kaya itu.”

            “Yang mana?”

            “Alverrenno Wisnuwahardana, salah satu bajingan dari klan Rumpoy, Si Raja Setan sendiri dan … aku tidak mengenal yang seorang lagi tapi sepertinya dia terlihat yang paling normal diantara tiga lainnya.

            Evan mengangguk sekilas, seraya mengakhiri proses mencicipi saus untuk padanan steak domba muda yang dibuatnya. “Aku rasa ini sudah cukup. Kuserahkan dapur padamu, aku akan menemui mereka.”

            Dareen mengangguk ketika menerima tepukan Evan di pundaknya, dengan senang hati ia melanjutkan tugas yang diserahkan Evan untuk membumbui daging domba yang menjadi bahan baku steak, sementara Evan berlalu menuju ke pintu keluar. Tapi baru beberapa langkah dia berbalik dan justru menghampiri ruangan khusus untuk membuat pastry yang letaknya bersebelahan dengan dapur utama.

Playboy Monarki The Series - THE STUNTMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang