Gaffe

158 19 11
                                    

Namja tampan bersurai hitam itu masih terdiam di dalam mobilnya tanpa ada niat untuk melajukan mobilnya tersebut. Ia termenung dan masih setia melihat tulisan aneh yang bertuliskan 'Kim Taehyung' itu.

"Hhhh...." Ia menghela nafasnya kasar kemudian melajukan mobilnya menyusuri jalanan seoul yang lumayan ramai. Bahkan saat menyetirpun ia tak bisa fokus dan tetap saja memikirkan hal yang menurutnya diluar akal sehat itu.

Bagaimana tidak, bertemu dengan orang asing dan hanya menyentuhnya saja sudah terdapat tulisan aneh yang tersemat di lengannya. Bagaimana jika, tunggu-

Namja bersurai hitam bernama Jung Hoseok atau biasa akrab dipanggil Hoseok itu mendadak mengentikan mobilnya. Untung saja ia berhenti tepat di tempat yang lumayan sepi. Ia kembali teringat, bukan hanya sekali hoseok berkontak langsung dengan namja asing itu.

Ia teringat pelukan tak sengaja itu, segera ia mencari apakah ada tulisan lain di tubuhnya di bantu dengan layar smartphonenya yang menampilkan kamera.

Dan bingo!
Nama itu kembali tertulis, tapi untuk yang satu ini bukan lagi tersemat di lengannya. Nama itu terpatri indah di lehernya, bayangkan saja di lehernya bung!

"Arghhh apa yang harus aku lakukan" hoseok menggeram kesal dengan apa yang dilihatnya. Dengan perasaan marah ia melajukan mobil sportnya cepat agar segera sampai di apartemennya.
.
.
GHOUL
.
.
"Tae!"
"Taehyung!"
"YAK KIM TAEHYUNG!" panggil jimin frustasi.

"Haish, tak usah berteriak chim" sahut Taehyung dengan melirik Jimin sekilas.

"Ya! Bagaimana aku tak berteriak, kau dipanggil saja tak menyahut seperti orang tuli saja. Kau sedang memikirkan apa bocah aneh?!" omel Jimin berusaha menyeimbangkan langkah kaki Taehyung.

"Tak ada chim, aku tak memikirkan apapun" ucap Taehyung sekenanya

"Hey tae, kau tahu. Kita berteman bukan hanya sehari dua hari. Kita sudah berteman berabad-abad lamanya-"

"Tak perlu melebih-lebihkan chim ahaha" potong Taehyung dengan tertawa ringan

"Ck tae, itu menandakan bahwa aku mengenalmu sangat. Katakan, apa yang kau pikirkan?" Tanya Jimin menuntut

"Baiklah baiklah, aku masih memikirkan namja bernama Jung Hoseok tadi. Saat aku melihat dia, seperti ada sesuatu yang terjadi dalam tubuhku. Aku tak pernah merasakan ini dengan orang asing manapun maupun dengan dirimu"

Taehyung terdiam, sedikit mengambil nafas dalam untuk melanjutkan pembicaraannya dengan Jimin yang mendengarkan sahabatnya ini dengan begitu serius tanpa berniat untuk menyelanya.

"Dan juga tanda ini, seperti membuat perasaan nyaman pada sebagian kecil dari diriku" ucap Taehyung sembari memperhatikan tulisan yang terpatri di lengannya.

"Kau mau mencari alasannya tae?"

"Entahlah chim, hanya saja ego ku enggan untuk bertemu dengannya lagi" sahut Taehyung

Setelah pembicaraan yang lumayan serius itu selesai, mereka menyusuri jalan untuk pulang ke rumah dengan sunyi. Tak ada yang mengajak bicara atau lemparan lelucon kecil yang biasa Jimin lontarkan. Baik Jimin mapun Taehyung bungkam dengan tenggelam pada pemikiran mereka sendiri.
.
.
.
"Eomma...temani taetae tidur yaa, taetae tak bisa tidur" rengekan anak kecil berusia 5 tahun itu mengundang seulas senyum wanita muda yang dipanggilnya eomma.

"Bukannya taetae tadi sudah tertidur? Kenapa bangun lagi sayang?"

"Taetae mimpi buruk eomma, mimpinya menyeramkan. Taetae bermimpi eomma akan pergi jauh sekali dan tak mengajak taetae maupun appa" jelas anak kecil bernama taetae dengan raut wajah sedih dan kedua matanya yang berkaca-kaca.

"Eomma tak kemana-mana sayang, eomma selalu sama taetae dan juga appa. Jangan terlalu difikirkan ne, itu hanya bunga tidur. Kajja ke kamar, eomma temani taetae sampai tertidur" ajak sang eomma lembut sembari menggandeng tangan mungil taetae.

PRANG!

"EOMMA!!" teriak taetae terkejut dan memeluk kaki eommanya erat saat mendengar suara dari arah dapur.

"Eomma...taetae takut eomma, itu suara apa" Tanya taetae dengan suara menahan tangis

"Taetae ke kamar dulu saja ya, nanti eomma menyusul" titah eommanya sembari mengelus surainya lembut

"Ta-tapi eomma, taetae takut"
"Tak apa tae, itu mungkin hanya suara kucing. Taetae ke kamar dulu, eomma mau mengusir kucing nakal itu nee" sahut eomma taetae
Taetae kecilpun menuruti perkataan eommanya dan bergegas menuju ke kamarnya.

Saat dilihat anak semata wayangnya sudah memasuki kamarnya, ia bergegas menuju ke arah dapur. Dan benar saja dugaannya bahwa suara tersebut berasal dari pecahan botol wine yang tengah digenggam suaminya, appa taetae.

"Ya! Apa kau sudah gila hah?!" teriak sang istri

"Wae? Jangan menggangguku, aku pusing" sahut sang suami sembari mencari botol wine yang masih berisi

"Sadarlah, kau begitu kacau. Ingat taetae yang masih kecil!"

"SUDAH KU BILANG JANGAN MENGGANGGUKU!" sang suami begitu murka dan mengambil botol wine kosong yang terletak di meja dan siap mengarahkan pukulan ke istrinya.

PRANG!

"ANDWAE!" Hoseok terbangun dari tidurnya dengan peluh yang membanjiri pelipisnya. Ia masih berusaha menetralkan nafasnya yang masih tak beraturan.

"Sial, mimpi apa itu. Kenapa terasa seperti nyata"

'Dan siapa taetae?'

TBC

Hai reader-nim ehehe
Bagaimana kabar kalian? Ku harap baik-baik aja yaa
Huhuuu maafkan akuu yang menghilang gitu ajaa dan ga pernah update
Terlalu banyak urusan dan juga tugas yang harus aku selesaikan, maafkan neee hehehe
Aku harap kalian masih mau membaca cerita abal-abalku inii
Ah ya jangan lupa untuk bintang dan komennya yaaa, itu sangat berarti untukku huhuuuu
Enjoy this story and hope you like it!
HAVE A NICE DAY GUYS
Stay safe everyone💜

Hwimangbwi, 31 Maret 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GhoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang