Tsukishima menatap bayangan dirinya dikaca bedak milik salah satu mahasiswi yang tidak sengaja tertinggal dibawah meja perpus tidak percaya.
Serius, dari sekian banyak hewan didunia kenapa dirinya harus berubah jadi tikus ?!.
Okey, jika tikus lucu macam marmut Tsukishima masih bisa menerima keadannya karena memang sifat keponya mendadak tidak bisa dikontrol saat melihat buku jurnal unyu warna pink terselip dirak buku perpusatakaan. Tapi ini tikus got. Buluk, kotor, menjijikan dan..
SIAPA ORANG YANG BAHKAN MAU MENCIUM TIKUS GOT UNTUK MEMATAHKAN KUTUKANNYA ?!
Tidak ada.
Benar, tidak akan ada orang yang mau repot-repot untuk menciumnya. Tidak kena usir saja sudah untung. Syukur-syukur dikasih makanan sisa bukan malah dikasih racun.
Tsukishima pundung, tangan yang sekarang menjadi kaki tikus menggaruk-garuk lantai nelangsa.
Dasar sifat kepo sialan !
Dasar jurnal unyu warna pink sialan !
Siapa sih orang aneh yang sengaja naruh jurnal dirak buku perpustakaan dengan warna pink dan tulisan tangan setan warna merah 'Jangan dibuka kalo tidak mau kena kutuk' dicover bukunya. Kan bikin kepo.
Tsukishima tidak tau saja kalau pemilik jurnal unyu itu mantan kapten nekoma.
Itu loh, yang rambutnya mirip kek jambul ayam, yang ketawanya mirip kek suara babi kejepit pintu, yang suka ngomong makeral is the best tapi jatuhnya bikin ilfeel karena ngomong inggrisnya lancar banget bikin iri anak orang.
Tsukishima berjalan perlahan menjauh dari kaca bedak menuju pintu keluar. Berusaha berpikiran positif siapa tau yang dialaminya hanya mimpi belaka karena banyaknya tugas selama seminggu ini.
Baru saja kepalanya keluar dari pintu suara jeritan dan sapuan angin kencang menimpa tubuhnya. Tsukishima oleng, jatuh dan terlempar hingga masuk kesemak-semak.
"IIIHHH JIJIK !!! KOK BISA ADA TIKUS BULUK DISINI SIH !!!!?".
Tsukishima faceplame. Mata berkedip-kedip menatap langit biru diatasnya. Angin sepoi-sepoi menerbangkan bulu-bulu tikusnya halus.
'Ahh jadi begini rasanya kalau kena sabetan sapu.'
"BRISIK HINATA BOGE ! MANA ADA TIKUS DIPERPUS ?!!!"
Untuk sekali ini, Tsukishima berterima kasih kepada Kageyama. Kageyama tau saja kalau Tsukishima itu bukan tikus. Dia manusia kok, setidaknya masih menjadi manusia sepuluh menit yang lalu.
Tsukishima menggerakan tubuhnya perlahan, mengabaikan rasa pegal disekujur tubuhnya akibat sabetan sapu dari Hinata sambil bersumpah akan membalasnya dengan sepuluh kali lebih banyak dan berjalan keluar dari semak-semak menuju apartemennya. Berharap saja Tsukishima selamat sampai tujuan. Bukannya menjadi rempeyek tikus gara-gara kelindas ban mobil atau malah menjadi santapan makan siang kucing liar dijalanan.
Dan begitulah awal mula kehidupan Tsukishima Kei menjadi seekor tikus. Kutukannya dapat terpatahkan atau tidak itu tergantung dari mood sipenulis.
Story by : Bokuto Koutarou.
Alis Akaashi terangkat sebelah, bibirnya mengerucut maju membaca tulisan tangan senpai-nya.
"HEI HEI HEI ! BAGAIMANA AKAASHI ? BAGUSKAN ?! OH JELAS BAGUS, BOKUTO GITU MWAHAHAHAH !!"
"Hmmm." Gumam Akaashi tidak jelas. Mau menjawab tidak bagus nanti dikirnya kouhai kurang ajar yang tidak menghargai kerja keras senpai-nya. Mau menjawab bagus pun cerita yang dibuat senpai-nya tidak ada bagus-bagusnya sama sekali, mana ceritanya ngaco lagi.
Dan yang paling penting maksudnya apaan tuh, yang rambutnya mirip kek jambul ayam, yang ketawanya mirip kek suara babi kejepit pintu, yang suka ngomong makeral is the best tapi jatuhnya bikin ilfeel karena ngomong inggrisnya lancar banget bikin iri anak orang.
Itu Kuroo-san kan ?
Yang dimaksudkan Bokuto-san itu Kuroo-san kan ?
Akaashi mendongakkan wajahnya menatap wajah Bokuto. Alis berkerut menahan ucapan tidak sopan yang akan keluar dari mulutnya. Bibir mencoba tersenyum manis walaupun jatuhnya maksa.
'Ingat Keiji yang diejek Bokuto-san itu Kuroo-san, bukan kamu. Tpi kok kesel ya ? Mana tampang Bokuto-san sekarang minta ditabok lagi.'
"Bagus Bokuto-san. Akan lebih bagus kalau Tsukishima-kun tidak membacanya."
"EEEHHH KENAPA AGHAASHHIII ?!! INI KAN HADIAH ULANG TAHUN UNTUK TSUKI !!!!. Seru Bokuto sambil menggebrak meja tidak terima. Matanya melotot menatap Akaashi dengan bibir mengurucut maju.
Bentar, klo dibayangin kok serem yak ?
Akaashi menganggukan kepalanya pelan, malas berdebat dengan Bokuto, toh dia memang ingin melihat perang antara Bokuto dan Tsukishima. Tambahan dengan Kuroo, jika Kuroo berhasil membacanya sebelum disobek oleh Tsukishima. Hitung-hitung kompensasi secara tidak langsung untuk kesehatan mental dan telinganya.
"Oh itu bagus. Kalau begitu lebih baik ceritanya Bokuto-san rapiin dulu baru dikasihkan ke Tsukishima."
"OKEYY AKAASHII !! LUFF DEH."
![](https://img.wattpad.com/cover/190869778-288-k555458.jpg)