11

5.1K 941 64
                                    


" (y/n)-chan jangan menangis~" Suara Yuzuriha terdengar menenangkan hatinya. (Y/n) memutuskan untuk menceritakan kejadian kemarin malam kepada Yuzuriha, tentu saja secara sembunyi-sembunyi. Kalau sampai Tsukasa tau, (y/n) khawatir akan Yuzuriha yang bisa saja disiksa Tsukasa di depan matanya.

"Aku rindu kalian semua" (y/n) mulai melingkarkan tangan nya di pinggang Yuzuriha. Ingin sekali memeluk Yuzuriha yang sedari tadi membantunya untuk tetap tegar. Melihat itu, Yuzuriha pun mulai melingkarkan tangannya di pundak (y/n), membalas dekapan hangat miliknya.

"Cup-cup" Ucap Yuzuriha sembari menepuk-nepuk pelan pundaknya.
" (y/n)-chan, kami janji untuk membawa mu pergi dari sini." Taiju yang sedari tadi berdiri diambang pintu kini mulai berbicara. Nadanya lembut terdengar, dari suaranya terasa bahwa betapa prihatinnya dia kepada (y/n).

"Hehe- kalian bilang Senku akan menjemput kita kan? Lihat saja kalau dia sampai mengingkari janjinya." Guyon (y/n) pada mereka. Mereka berdua tak menjawab dan hanya terkekeh kecil untuk menanggapinya.

"Oh! Aku melupakannya!" Taiju tersentak saat kepalanya mengingat sesuatu yang (y/n) ucapkan kemarin. "Ini!" Ucapnya sembari merogoh kantung bajunya.

"Oh itu ya? Kau mendapatkannya?" Ucap (y/n) girang. Tangan Taiju mulai terulur untuk memberikan sekantong kecil biji yang (y/n) ingikan.
"Untuk apa itu?" Tanya Taiju heran.

"Rahasia~" balasnya sambil menjulurkan lidahnya.

"Heh?! Masa aku gak dikasih tau?! Dapetin itu susah lo~ bunganya suka nyolok ke mata~" Taiju mulai merengek.

"Jadi disini kau rupanya." Suara lelaki itu berhasil membuyarkan percakapan hangat mereka. Dengan serentak mereka menoleh dan mendapati Tsukasa sedang berdiri diambang pintu menggatikan Taiju. Taiju sekarang tengah terkulai lemas ditanah, dia pingsan.

Manik Yuzuriha melebar, dengan segera ia merangkak menuju Taiju.
"TAIJU!" Ucapnya dengan nada bergetar.
"APA YANG TERJADI?! TAIJU BANGUNLAH."

(Y/N) hanya diam terpaku, tak mampu melakukan apapun lagi. Lensa (e/c) nya melihat tangan Tsukasa terangkat diudara, bersiap untuk memukul tengkuk Yuzuriha yang masih sibuk membangunkan Taiju.

'Tidak!' Batinnya.

Tangan Tsukasa kini mulai terayun, dia mengayunkannya dengan sekuat tenaga.

"YUZURIHA!" Teriaknya. Namun Yuzuriha yang tak mengetahui apapun hanya menoleh padanya dan

TAK!

Yuzuriha kembali terbelalak, merasakan tengkuknya yang seakan patah bersamaan dengan tangan Tsukasa yang memukul tengkuknya.

BRUK

Seketika Yuzuriha jatuh tersungkur menemani Taiju di tanah. (Y/n) semakin bergetar, apa yabg harus ia lakukan? Melihat kedua temannya telah terkulai ditanah membuat nya tak mampu memikirkan apapun selain keselamatan mereka.

"Bawa dia." Tsukasa berucap untuk menyuruh bawahannya membawa (y/n) ke suatu tempat. "TIDAK! KEMANA KAU AKAN MEMBAWAKU!?" (Y/n) meronta dan terus meronta.

"TAIJU! YUZURIHA." Teriaknya sambil mengais-ngais udara. Ia mencoba untuk menggapai baju mereka namun gagal, bawahan Tsukasa dengan cekatan menariknya kebelakang dengan cepat.

Di depannya kini berdiri Tsukasa dengan gagahnya, manik merahnya menatap penuh ancaman ke arah (y/n).

PLAK!

Sebuah tamparan keras mendarat di atas pipi (y/n). Membuat (y/n) terbelalak tak percaya. Ia merasakan darah mulai mengalir dari hidung mancungnya. Bersamaan dengan darah air matanya mengalir dari manik (e/c) nya yang indah.

'Senkuu..' Batinnya sambil merapatkan bibirnya.

"Jangan cengeng (y/n)-" Ucap Tsukasa sambil membelai dagu (y/n) dengan lembut. "Bawa ia istirahat." Sambungnya.

"Tunggu!!? YUZURIHA! TAIJU!" Ucap (y/n) kembali meronta. "Lepaskan! TAIJU!!! YUZURIHAAAA-"

『️☆️☆️』️

"HAH?!"

Senku terbangun dari mimpi buruknya. Keringat sudah bercucuran di dahi lebarnya. Hal itu membuat rambut depannya sedikit lepek terkena keringat.

Jantungnya terus berpacu menghantam dadanya. Sekuat tenaga ia mengatur napasnya yang memburu sambil memejamkan matanya. Berusaha untuk tetap tenang.

" (y/n)." Ucapnya dengan nada sendu. Manik maronnya menatap sedih ke arah selimut yang membalut tubuhnya.
"Mengapa aku memimpikan dia?" Gumamnya heran.

"Kau memimpikan siapa Senku?" Kepala Chrome terlihat mencuat dari bawah lantainya. Itu mengerikan, ia muncul dengan seringai lebar sampai menunjukkan barisan giginya yang rapi.
"Hayo~" godanya sambil tersenyum licik.

"Berisik." Bentak Senku sambil memukul kepala itu dengan kasar.
"Adoh!" Teriak Chrome sambil mengusap dahinya. "Ternyata lubang ini berguna untuku." Ucapnya bangga seraya menarik kepalanya ke dalam kamarnya.

"Penguntit sialan." Umpat Senku.

Kepalanya terdongak, menatap indah langit malam dengan maniknya.

'Aku berjanji akan menyelamatkan mu. Tunggulah.'

__________________

Udah author revisi nih ehe😚

Nggak beda jauh dari yang awal sih.. tapi gapapa dah ya:>

Ja~ Sincerely Ten🌸

Only u ✿ Ishigami SenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang