Pertemuan

22 3 0
                                    

Namaku Kim Hyura. Aku tinggal di sebuah desa kecil di kota Daegu. Aku sudah lulus sekolah 4 tahun yang lalu. Sekarang aku hanya membantu Ibuku membuka restoran kecil untuk jajanan masyarakat sekitar. Sedangkan Ayahku seorang Petani . Aku mempunyai 1 orang kakak bernama Kim Jungyu.

-4 Tahun yang lalu-

*Kyungpook University*

Aku duduk di bangku taman Universitas menunggu Kim Minju dan Min Hana yang merupakan sahabat dekatku sambil memandangi universitas ini sebentar hingga akhirnya tersadar bahwa aku tidak bisa kuliah mengingat kondisi keungan keluargaku. Bahkan kakakku Jungyu saja mati-matian kerja part time untuk biaya kuliahnya sendiri.

"Bagaimana? Kamu lulus kan?" tanya Kim Minju saat datang, diikuti dengan Hana.

"Iya tapi kan kamu tau sendiri kita ngga bisa kuliah disini"

Hana menghela nafas.

"Kayaknya emang kita ngga bisa kuliah disini. Biayanya mahal. Sedangkan orang tua kita berpenghasilan rendah"ucap hana.

"Yaudah ngga apa-apa, yang penting kita udah buktiin kalo kita itu pintar" ucapku menenangkan mereka

"Bener tuh kata yura" Minju.

"Ehh siapa tuh ganteng banget" ucap hana mengalihkan perhatian.

"Sepertinya kakak tingkat disini ya, eh itu yang tinggi cakep banget" ucap minju.

"Ihh yang rambut item tuh lebih cakep"

"Kalian mau pulang atau mau liatin cogan cogan disini?"

"Liatin cogan disini" ucap minju dan hana bersamaan.

Aku menahan nafas sebentar karna tingkah mereka yang ingin aku ikat dipohon besar disampingku ini. Mereka hanya menyengir melihatku dan kemudian aku meninggalkan mereka.

Minju yang melihatku pergi begitu saja lalu mengikutiku. Namun, Hana? Dia tersenyum sambil melambaikan tangan ke laki laki itu.

"Hana-ya ayo pulang" ucap Minju sambal menarik lengan Hana.

=================================================================

"Mereka tadi cakep semua. Apalagi yang hidungnya mancung"

"Hidung mereka mancung semua Min Hana"

"Ih yang matanya besar itu loh"

"Mata besar? Kucing kali ah" kali ini aku menjawab omongan hana.

"Ih yuraaaaa, kamu kapan sih naksir ke seseorang? Mau jomblo terus?" ucap hana kesal. Aku hanya tertawa melihat kelakuan 2 sahabatku ini.

"Udah kalian kapan kerjanya kalo begini? Tuh cucian piring masih banyak"

Oh iya , aku belum memberitahu bahwa orang tua kami masing-masing membuka restoran yang akhirnya dijadikan 1 tempat. Kami melakukan pekerjaan ini bersama-sama sedangkan ibu kami beristirahat. Namun,terkadang mereka juga ikut membantu kami berjualan. Misal, pada saat buka atau tutup restoran atau pada saat restoran sedang ramai.

"Bener tuh kata yura" suara seseorang mengagetkan kami bertiga.

"Yeonjun oppaaaaa"

Dia adalah Choi Yeonjun. Yeonjun adalah satu-satunya laki-laki di persahabatan kami. Yeonjun sudah ku anggap sebagai kakakku sendiri. Dia yang menjaga kami bertiga.

"Aaa, Yeonjun Oppa juga belain yura ya"

Yeonjun hanya tertawa melihat tingkah mereka yang cemberut.

===================================================================

*2020*

Hari ini adalah hari yang sangat indah. Angin Daegu juga terasa sejuk dan enak. Pemandangan Daegu masih bagus sekali. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja sudah ada beberapa bangunan baru seperti Rumah Sakit.

"Ehh Rumah sakit yang baru buka 1 bulan yang lalu bagus ya? Kalau kita berobat disana, mahal ngga ya?" tanya Minju memecah obrolan siang hari ini setelah bekerja tanpa stop sejak dari tadi pagi. Semenjak dibuka rumah sakit baru didekat sini, restoran kami mulai lebih ramai.

"Ahh aku ngga tau, capek banget"hana.

"Segini aja capek, gimana mau ikut yeonjun oppa ke tengah sawah?"

"Siapa juga yang mau ikut yeonjun oppa ke tengah sawah"

Kriiinnggg.....

Suara bel pintu menandakan orang masuk.

"Ahh kenapa ada yang beli lagi sih, ga bisa orang istirahat dulu a-... "

Beberapa orang dengan pakaian jas dokter masuk ke restoran kami. Mungkin ada sekitar 15 orang?? Sepertinya itu dokter dari Rumah Sakit yang baru dibicarakan Minju.

"Eh dokter semua tuh" minju

"Cakep ya, yang cewe juga cantik. Kalo dokternya ganteng gitu aku mau kerumah sakit tiap hari"hana.

"hah?" Minju mengagetkan Hana.

"Selamat Datang" ucapku menyambut pembeli.

"Eh kalian ngapain ayo tanya mau pesen apa, aku kebelakang duluan mau nyiapin. Jangan liatin cogan mulu" lanjutku.

Mereka melaksanakan tugas masing-masing termasuk aku yang kedapur untuk menyiapkan makanan yang dipesan. Tak lama Minju dan Hana datang memberikan daftar pesanan serta membantuku menyiapkan makanan yang dipesan.

"Minju antar ini ke meja nomor 7"
"Eh yur bantu antar nih ke meja nomor 13, terakhir"

Aku mengambil makanan yang sudah diletakkan diatas nampan itu dan mengantarkannya ke meja nomor 13.

"Permisi, 2 ramyeon,1 teoppoki dan 2 jus jeruk". Aku menaruh makanan itu ke meja.

"Selamat menikmati". Aku kembali ke meja kasir dimana hana dan minju berada.

"Wahh dokter sekarang tampan semua ya". Minju masih menatap para dokter tu. Aku tidak tahu apa yang ada dipikiran dia.

"Yang cewenya cantik semua". Dan juga Hana. Mereka berdua sama saja. Mereka tak hentinya menatap para dokter yang sedang makan itu. Sedangkan aku? Sedang mencuci piring yang belum sempat dicuci tadi

"Permisi". ucap salah satu pembeli.

"Ehh dia manggil , yura kamu aja yang samperin" ucap hana menarikku pelan

"kalian aja, aku lagi nyuci piring ini"

"Aku deg-degan nih deket-deket cogan" hana memelas menatapku membuatku menampilkan muka tak percaya menatapnya

"Apalagi aku, ntar pingsan didepan mereka gimana?" Minju juga memelas kearahku. Mereka benar-benar ajaib. Percayalah, jika kalian yang mempunya sahabat seperti ini mungkin kalian tidak akan betah.

"Astaga punya sahabat gini amat ya. Nih lanjutin nyuci piringnya"

Mereka berdua hanya nyengir senang melihatku. Akupun akhirnya mendekati orang yang memanggil itu.

"Ada yang bisa dibantu?" tanyaku kepada 2 orang laki-laki yang duduk dan memanggilku itu.

"Restoran ini malem-malem masih buka?" tanya seorang dokter laki-laki dengan warna rambut hitam dan mata coklat.

"Buka kok. Kita buka dari jam 10 pagi hingga 10 malam"

Tampaknya laki-laki itu senang mendengarku mengatakan bahwa restoran ini masih buka di malam hari.

"Saya ingin bungkus teoppoki ini satu ya"

Ucap salah seorang temannya yang lebih tinggi dari satunya.

"teoppokinya 1 dibungkus, ada lagi?"

"kamunya dibungkus juga boleh ngga? " ucaplaki-laki yang pertema tadi sambil tersenyum



.

.

.

.

.

To be Continued~

Heal MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang