2

10 1 0
                                    

"eh... Ratu gosip udah Dateng nih" sapa Luna.

"Uhuy ada gosip lagi ga?" Lanjut Elina.

Assa hanya melaju menuju tempat duduk nya tanpa menghiraukan sapa an dari teman-temannya.

"Dehh.. bocah ngapa nih beda bener" saut fajar.

Mungkin sudah saat nya mulai melepas topeng basi yang selalu ia gunakan.

"Larissa..." Panggil Assa hati-hati.

"Boleh duduk sama lu ngga?" Tanya nya berharap sembari menenteng tas.

"Eh Assa"

"Tanya Elina gih mau tukeran sama lu ga, kalo gue si boleh aja" jawab Larissa sambil tersenyum.

"Emm... Tadi udah bilang ko sama Elina kata nya boleh" Ujar Assa.

"Owhh yaudah sini duduk" jawab Larissa sambil mempersilahkan. senyuman manis nya masih terpajang di wajah ovalnya.

Assa pun duduk di sebelah Larissa. Memperhatikan wajah Larissa yang amat cantik. Larissa sebenarnya sama seperti dia- pentolan kelas. Namu Larissa lebih digemari banyak teman.

"Dingin ya pagi ini" ujar Larissa membuka obrolan.

"Eh... Iya" jawab kaku Assa.

"Bawa an nya pengen tidur jadi nya" lanjut Larissa.

Ada hal yang berbeda dari Larissa ketika Assa perhatikan. Senyuman nya yang amat manis membuat siapa saja ingin dekat dengan nya. Seakan-akan bibir dia tersenyum sepanjang hari.

Dahulu sebenarnya Assa ingin dekat dengan Larissa, namun salah Assa malah lebih memilih berteman dengan Genk PASIS, salah satu Genk hits di angkatannya. Dan kesalahan itu berdampak sekarang. Sangat menyesal.

"ASSA!!!" Teriak Larissa membangun kan Assa yang tertidur.

"Et apa an si teriak-teriak pengan nih kuping" jawab Assa sembari menutup kuping.

"Itu lu lagi di absen" ujar Larissa sambil menunjuk Bu Tari yang sedang mengabsen.

"Thalassa Lyshitya" Ulang Bu Tari, mengabsen siswa.

"Owhh hadir Bu" ucap Assa.

"Assa mana nih ko ngga ada suaranya tumben amat" tanya Bu Tari, melanjutkan absennya.

Bu Tari, satu-satu nya guru yang amat iya hormati. Bukan hanya karena Tante nya Assa, tapi karna satu dua hal lain sehingga Assa amat menghormati Bu Tari baik ketika menjadi guru atau Tante nya.

Hidup sama halnya jalanan, tidak akan selalu lurus dan tidak selalu rata. Ada saja persimpangan, ada saja bebatuan.

Kringg... Kringg... Kringg...

Waktu istirahat telah tiba.

"Oke anak-anak di rapih kan bukunya, untuk Minggu depan harus sudah selesai dan dikumpulkan. Selamat istirahat"

"Baik Bu" serempak satu kelas menjawab.

Satu persatu anak mulai berhamburan keluar kelas. Hanya tersisa beberapa anak yang masih berada di dalam kelas.

"LARISSAAAAAA!" Teriak Bella, di depan kelas.

Bella adalah sahabat Larissa hanya saja semenjak kenaikan kelas mereka harus pisah kelas. Namun kedekatan mereka tak terpisahkan.

"Aduhh iya bentar ambil duit dulu" jawab Larissa singkat.

"Assa gue duluan ya" lanjutnya.

Mereka pun pergi meninggal kan segelintir manusia di dalam kelas. Assa harus mulai terbiasa lagi membawa bekal ke sekolah.

Waktu terus berjalan, satu persatu siswa lain mulai memasuki kelas karna waktu istirahat tak lama lagi. Makna hidup kembali terukir, dengan menghabiskan waktu yang tersisa.

Kadang rasa iri bisa saja menusuk tanpa aba- aba. Rasa terbiasa harus segera hilang, makna rasa yang hanya karna kasihan menjadi saksi terulang nya mimpi buruk yang telah di kubur.

"Hayo lagi nulis apa tu..." Goda Larissa sembari mengintip kearah buku.

"Ehh.. ngga ngga" sergah Assa sambil memalingkan buku dan menaruhnya ke dalam tas.

Larissa pun duduk di sebelah nya sambil menaruh seblak yang baru saja ia beli. Assa pun langsung menghabiskan bekal nya.

" Tumben lu bawa bekel ngapa emang" tanya Larissa penasaran. Karena pada dasar nya Assa memang tidak suka membawa bekal.

"Terus kok lu ga ama ono si PASIS itu, biasanya lu jam segini udah ke toa masjid suara nya" lanjut Larissa sembari tertawa.

"Ngga papa" jawab Assa singkat.

"Lagi ada masalah apa si?" Tanya Larissa lagi.

"Cerita aja"

"Ngga ko ngga papa" jawabnya.

Hening seketika diantara keduanya, tidak ada yang membuka obrolan lagi. Menikmati santapan yang ada di depannya. Seketika...

"Ya... Karena kasian lah kita terima, masa karena cinta. Sorry gue ga lesbe!!" Teriak seorang anak dari Genk PASIS yang sedang berkumpul di pojokkan kelas.

"Lagi an tampang lu juga aneh kali. Kalo masih mau halu mah di kasur aja sono, adem adem dah" terdengar sahutan teriakan lain dari Genk PASIS. Disambut dengan suara tawa dari Genk nya.

Siswa yang ada di kelas pun menoleh ke arah Genk PASIS. Larissa tampak bingung, dia hanya menduga-duga bahwa ada kaitanya dengan Assa.

"Lu lagi ada masalah sama Genk PASIS ya?" Tanya Larissa hati-hati.

"Ngga usah ikut campur ngga ada urusannya sama lu" jawab Assa sembari berjalan keluar kelas entah kemana. Padahal sedikit lagi waktu istirahat akan habis.

"Abis tu ke kamar mandi deh, nangis. Alah tangis lu tangis buaya" terdengar sahutan sindiran lagi dari Genk PASIS.

Assa hanya melirik tajam ke arah pojokkan kelas dan melanjutkan berjalan keluar kelas.

***

R Ū Æ Ñ G












Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RUANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang