Hi readers
Ini cerita pertamaku, dan aku harap kalian suka yah🤗Cast : Niana Slovania, Angga Devano Putra
"Gue bukan Becca!!!"
Teriak Niana kepada seorang Lelaki remaja yang sedang mengajaknya berbicara, seketika membuat alis pria itu terangkat bersama dengan matanya yang terlihat bingung, jelas sekali jika Gadis didepannya ini adalah sahabat kecilnya, Rebecca Anastasya.
"Becca, lo mau nipu gue pake identitas baru lo ini?" Ulang Angga yakin.
"Lo murid baru Angga Devano Putra kelas XI IPA 1 kan? Gue rasa otak lo belum bego buat bedain muka orang-orang yang ada disekitar lo" tegas Niana lagi.
Bukannya mengiyakan dan pergi Angga malah membalas dengan kalimatnya dengan begitu yakin "Ck. Gue gak bakal salah sasaran dengan orang-orang kesayangan gue, termasuk buat ngenalin muka lo Rebecca Anastasya!"
Lagi-lagi kejadian ketika didepan toilet tadi mengganggu konsentrasi belajar Niana di kelas, sudah 2 hari ini Niana selalu saja dipertemukan murid baru konyol yang bernama Angga Devano Putra, bisa-bisanya dia menuduh Niana sudah memalsukan identitasnya, Niana tidak marah, Niana hanya bingung saja, apa wajahnya begitu pasaran hingga harus dikenali dengan nama orang lain yang bernama Becca?
Cepat-cepat Niana mengeluarkan benda pipih disaku bajunya, menjadikan benda pipi itu cermin untuk Niana mengecek tiap inci wajahnya, Mata hitam miliknya, bulu mata lentik miliknya, hingga lesung pipi pada bagian pipi kanan miliknya, Apa kepemilikan keistimewaan ini membuatnya terlihat pasaran? Belum selesai Niana memikirkan tentang keanehan si Angga murid baru itu, Niana lebih dulu dikejutkan dengan suara lantang pria yang membuatnya sadar "Niana Slovania.....! Dengarkan bapak menjelaskan, taruh dulu hp kamu atau bapak sendiri yang akan mengambil Hp kamu!" Iya itu suara Pak David yang sedang mengajar Sosiologi di kelasnya, dan membuat Niana buru-buru memasukkan hp-nya kedalam laci mejanya.
Teman-teman sekelas Niana tentu saja menjadikan Niana sekarang menjadi objek tatapan menggelitik buat mereka, "Niana, maskara lo uda cukup tebal deh kayanya, ga butuh tambahan lagi" celetuk Dion yang mejanya tepat berada disamping Niana, lagi-lagi membuat teman-teman Niana hanya terkekeh pelan mendengar celetuk Dion.
Beda halnya dengan Niana yang sudah memicingkan mata memandang Dion. "Maaf pak, saya gak bakal ngulang lagi" putus Niana akhirnya dengan tulus guna mengakhiri teguran pak David untuknya, dan membuat teman-temannya juga mulai fokus kearah pak David lagi, menanggapi ucapan Dion sama saja membuka sesi debat untuknya dengan Dion saja, Niana sudah hafal betul dengan kelakuan si Dion itu.
Kring Kring!!
Suara bel kelas menggema di seluruh penjuru sekolah."Baiklah bapak rasa hari ini sudah cukup pembelajarannya, terima kasih dan sampai jumpa minggu depan". Ucap bapak David kemudian setelah 2 jam mengajar di kelas XI IPS 3, membuat seisi kelas langsung terlihat berhamburan dan satu persatu menyalimi pak David, dan akhirnya keluar dari kelas.
Satu sisi positif dari kelas Niana ini, mereka sangat menghormati para guru mereka di sekolah, menepis opini yang selalu menganggap kelas IPS hanyalah kelas yang dipenuhi berandalan yang tidak tau aturan dan membangkang kepada guru, dan itu membuat Niana bersyukur telah dipertemukan teman kelasnya yang sekarang.
"Bebeb nia.... mau ke kantin bareng gak?"
Baru saja Niana mendudukkan pantatnya di kursinya, dia sudah dihadapkan dengan suara manja Dion Geva yang mengajaknya ke kantin.
"PANGGIL GUE NIANA DION!!!!" jawab niana dengan nada tingginya
"Berarti manggil bebeb gak dilarang dong?" Tanya dion dengan kekehan gelinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just For One Day
Teen FictionCover by : canva Niana Slovania~ Dia mengiraku sosok yang berada di masa lalunya, berulang kali dia menanyakan tentang kebenaran identitas diriku, jelas aku bukan sosok itu, aku bahkan tidak mengenalnya, namun dia terus meyakinkanku bahwa dia tidak...