Aku memiliki banyak panggilan tapi sekarang nama panggilan ku abai seorang manusia yang tak pernah beruntung dalam urusan cinta dan ini kisah ku...
Sebelumnya perlu di ketahui sebelum masuk smp aku pernah masuk pesantren karena orang tuaku menginginkan anak yang shaleh tetapi aku bukan tipe orang yang mudah menghafal. hanya tinggal 1 bulan lagi genap 1 tahun aku di pesantren tetapi aku sudah tidak kuat dengan semua hafalannya, alasan ku kepada mama ku. Mamaku memberi syarat asal sholat jangan pernah tinggal, ya walau sholat ku masih bolong - bolong, Ngehehe
***
Berawal saat aku masuk smp aku berumur tiga belas tahun hampir masuk empat belas tahun saat itu, karena masuk pesantren sebelumnya. Saat memilih tempat duduk bangku single tersusun rapi, aku mengincar tempat duduk disudut paling belakang kedua bersebelahan dinding yang sejajar dengan pintu masuk kelas.
Guru wali kelas kami pun masuk dan menyuruh satu persatu maju memperkenalkan diri. Di saat itu aku seketika gugup karena mungkin hanya aku yang paling tua di kelas dan benar saat giliran ku memperkenalkan diri sontak satu kelas kaget saat aku menyebutkan tahun lahir ku, saat kembali ketempat duduk langsung saja aku di hujani pertanyaan oleh teman disebelah tempat dudukku, aku sudah bisa menebak apa yang akan di tanyakannya,
"Kok tua kali kau? Kau pernah tinggal kelas?" Namanya Toni yang akan menjadi salah satu teman dekatku di kelas 7,
"Aku masuk pesantren dulu setahun terus daftar ulang lagi masuk smp jadi ketinggalan satu tahun". jawabkuSaat itu aku tidak memiliki teman karena berbeda angkatan, pun teman - teman sd ku tidak ada yang masuk di smpku, smpku termasuk smp terfavorit yah mungkin teman-teman sd ku tidak percaya diri mendaftarkan diri ke smp ini.
singkat cerita aku mulai berteman dekat dengan Toni karena dia sering mengajakku mengobrol dan Dwi yang duduk didepanku walaupun seperti nama cewek Dwi ini adalah cowok. karena berasal dari pesantren yang isinya cowok semua, aku memang gak pandai berbicara dengan anak cewek kecuali di ajak bicara hanya 1 cewek yang sering mengajakku berbicara namanya sherlin yang duduk di belakangku,
Dia sering mengajakku mengobrol bertanya tentang buku apa yang ku baca dll, Seru juga berbicara dengan sherlin setiap berbicara dengan dia obrolan kami pasti nyambung.
3 Bulan berlalu kelas kami di pindahkan ke gedung baru, kami sempat 2x berganti kelas sampai terakhir di tempatkan di lantai 2 di dekat gedung baru.
***
Satu semester pun berlalu setiap istirahat aku pasti selalu bersama Toni dan Dwi. saat itu aku naksir seorang cwe di kelas dia adalah juara 1 di kelas namanya sheila aku naksir karena selain cantik dia juga pintar tapi aku tidak terlalu menghiraukan perasaanku itu hanya sebatas suka.
Hari-hari berganti. Saat minggu² sebelum uts aku mendengar hal yang tak terduga.
Saat itu aku dan toni akan pergi ke kantin langkah kami terhenti saat ada suara memanggilku dari belakang."Bai!!! Sini dulu ada yang mau aku bilang". Putri teman dekat sherlin memanggilku
Kami pun mengahampiri putri
"Apa?" Tanyaku
"Kau diam² aja ya, sebenarnya sherlin suka sama kau"
"Ha?" Sontak saja aku terkejut
"Sejak kapan?" Tanyaku penasaran.
"Dari awal masuk" aku tidak menduganya.
Saat itu.
"Ooh okelah" jawabku lanjut melangkah pergi ke kantin. Meninggalkan putriAku dan sherlin hanya dekat hanya saat awal² masuk saat perpindahan kelas dia tidak duduk didekatku lagi
Memang sempat beberapa kali sherlin mengajakku pergi jalan ya aku gak ngeh karena masih terlalu polos. Aku benar² tidak tau bahwa sherlin selama ini mencoba mendekatiku.Waktu berlalu. Saat itu jam istirahat aku dan toni berada di luar kelas
"Oi mek kau ada suka sama cwe di kelas kita gak?" Tanya toni, saat itu panggilanku amek.
"Ada tapi kau jangan ngasih tau siapa orang ndk". Jawabku
"Iya siapa?"
"Sheila".
"Eh suka sama sheila kau?" Toni berkspresi lega.
"Iya".
"Hoo aku juga ada yang aku suka di kelas kita".
"Siapa?" Tanyaku penasaran.
"Sherlin" aku terkejut.
Pantas saja di awal masuk setiap mengajakku bicara kadang pandangannya menatap ke sherlin yang duduk di belakangku bahkan kadang di saat kami ngobrol berdua dia pasti ikutan mengobrol dengan kami
"Ini rahasia kita bedua aja ya" balas toni.***
Sebulan setelahnya aku mendengar kabar dari toni
"Woi mek". sahut Toni
"Haa?". Jawabku
"Si sheila udah jadian". Lanjut toni
"Ha iya? Sama siapa?" Aku penasaran
"Sama noval anak kelas lain". JawabnyaAku sedikit kecewa artinya aku tidak memiliki kesempatan lagi untuk dekat dengan sheila tp apa boleh buat aku juga tidak terlalu memperdulikannya maklum saat itu aku masih sangat polos yang baru saja pindah dari pesantren.
Bell istirahatpun berbunyi
"Yok ke kantin" ajak dwi
"Yok" sahut kami
Di perjalan ke kantin dwi berjalan di depan kami.
"Ngeri juga kita ya bukan cinta segitiga bahkan segi empat" toni mengajakku berbicara
"Segi lima malahan, kan si sheila dah jadian" sahutku.
"Eh iya juga ya ".
"Kalah sinetron kita bikin"
"Hahahahaha"
Kami menertawakan keadaan
Padahal masih tidak tau arti kata cinta itu sendiri***
Tibalah akhir semester.
Beberapa hari sebelum UAS putri memanggilku.
"Bai, si sherlin mau ngajak kau ke taman dekat chevron nanti pas pulang".
"Okelah". Dengan polosnya aku menjawab.sudah beberapa kali sherlin mengajakku ke taman itu melalui putri. Tapi tak pernah berhasil karena aku di selalu jemput orang tuaku. Dan berhubung aku sekarang pulang naik angkot aku baru bisa menerima ajakannya.
Tiba² putri mengatakan hal yang tak terduga
"Bai, kayaknya dia mau nembak kau nanti tu" kata putri sambil berjalan pergi
Sontak aku kaget.
Aku pun mengajak toni agar ikut, masa aku cowo sendirian mereka berdua cwe pikir kuBell pulang berbunyi sebelum ke taman aku dan toni membeli jajanan di depan gerbang sembari menunggu mereka
Lokasi taman tidak jauh dari sekolah kami karena sekolah kami bersebrangan dengan chevron yang di tutupi pagar, selama pagar terbuka kami bisa masuk dan pergi ke tamannya.
Saat tiba di taman aku dan toni langsung mengejar permainan yg ada di sana. Mereka hanya terdiam melihat kami, bosan dengan permainan.
"Kemana kita lagi?" Bertanya pada mereka
"Jalan² aja yok keliling chevron" jawab putri
"Oke" aku pun mengiyakan dengan polosnyaAku dan toni berjalan di depan karena kami penasaran juga dengan komplek chevron yang sunyi seperti desa mati tak ada satupun kendaraan yg lewat.
Jiwa petualang kami pun muncul berjalan meninggalkan putri dan sherlin beberapa meter di belakang.
Sampai toni tiba² berhenti.
"Stop!"
"Ngapa?" Jawabku
"Aku kebelet kencing" toni sambil menahan kecing
"Sama aku jugalah"
"Woi jangan ke sini kami lagi kencing" teriak toni kepada sherlin dan putri yang tertinggal di belakangSeketika aku menoleh kebelakang dan teringat yang di ucapkan putri sebelumnya yang mengatakan tujuan sherlin mengajakku ke tempat ini.
Aku berharap agar itu tidak terjadi karena aku juga ga niat pacaran bahkan apa itu pacaran saking polosnya.Dan harapan ku terkabulkan mereka langsung mengajak pulang
UAS pun berlalu kami pun naik kelas, aku tidak sekelas lagi dengan toni setiap naik kelas pasti di acak ulang
Pada akhirnya sherlin tidak pernah menyampaikan perasaannya
***