ZO.3

78 66 3
                                    

Bising suara sirine ambulance memenuhi rungu Jimin. Dari balik jendela ambulance yang ditumpanginya, ia dapat melihat langit sudah berwarna gelap.

Sudah malam?

Sementara di dalam ambulance sendiri, terlihat beberapa orang dengan balutan pakaian putih dan masker yang menutupi wajah mereka.

Namun, hal yang membuat mata Jimin melotot kaget ialah dia menemukan sosok Hyera dengan sebuah tiang imfus berdiri di sampingnya.

Apa yang terjadi pada Hyera?

Belum sempat ia mengerti mengapa ia tiba-tiba berada di dalam ambulance bersama Hyera, dirinya kembali dibuat heran tatkalah mobil ambulance berhenti di sebuah rumah sakit.

Mereka dengan terburu-buru masuk ke rumah sakit, termasuk Jimin dan terhenti di depan ruangan dengan nomor 301.

Jimin mengenal ruangan itu. Ia mengedarkan pandangannya. Semua yang ada di sekitar, tangisan orang-orang, ambulance , Hyera, kantong imfus serta jam dinding yang menunjukkan pukul 23:40 ... semua itu persis seperti dalam mimpinya.

Tidak ada lagi kata yang bisa mendefinisikan ketakutan Jimin. Matanya mencari-cari keberadaan Hyera, hendak memastikan kondisi adiknya atau tepatnya memastikan bahwa mimpinya tidak benar-benar menjadi nyata.

Kau di mana, Hyera? Berjanjilah kau baik-baik saja.

Jimin menoleh, menatap dinding kaca yang memperlihatkan pantulan dirinya. Seketika Jimin melemas. Mimpi buruk itu benar-benar terjadi. Semua sama, yang membedakan hanyalah satu hal, yakni tubuh yang terbaring lemas di atas brangkar bukan Hyera ... tapi, tubuhnya.

Isakan kecil mengalihkan pandangan Jimin, menemukan sosok Hyera yang sedari tadi ia cemaskan.

"B-bisa - bisanya kamu menyembunyikannya padaku, Jimin!" lirih Hyera dengan penuh penekanan, menahan amarah sekuat tenaga. Gadis itu sangat marah, buktinya ia tak lagi memanggil nama Jimin dengan kata 'kakak'.

Jimin hendak bangun, tetapi tubuhnya terasa sangat berat dan tak bisa digerakkan. "Hyera, tenanglah! Jangan menangis, apa sebenarnya yang terjadi?"

"Kamu bertanya padaku?" Hyera tidak lagi tertunduk. Mata merah dan sembabnya menatap tajam ke arah Jimin. "Aku seharusnya yang bertanya padamu. Apa yang terjadi, kenapa kamu menyembunyikan penyakit leukemiamu?

Penyakit? Selama ini, Jimin merasa baik-baik saja. Sama sekali tidak pernah mengeluhkan apa-apa, kecuali di saat tertentu ia sering merasa pusing. Namun, bukan berarti dia menderita penyakit seperti leukemia.

"Jangan mengatakan hal konyol!"

"KAMU YANG KONYOL!"

Bentakan yang keluar dari bibir adiknya yang selama ini tidak pernah meninggikan suara kepadanya, membungkam Jimin.

"Hasil pemeriksaan dokter menyatakan kamu mengidap kanker darah studium akhir dan bodohnya, kamu tidak memberi tau siapa pun, " ujar Hyera dengan mata yang sudah menyorot marah ke arah Jimin.

Hyera sudah tidak tahan. Ia memeluk tubuh lemas milik Jimin dengan begitu erat, tidak rela jika kakaknya pergi. Membuat baju yang dikenakan Jimin, basah di bagian dada akibat air mata.

"Aku mohon, Kak. Bertahanlah! Kau tidak boleh meninggalkanku. Karena...," Hyera menjeda ucapannya. Menghelah nafas berat guna merendahkan isak tangisnya, "aku mencintaimu.

Ucapan itu bergema di dalam kepala Jimin, menghantarkan rasa pusing yang teramat. Belum bisa mencerna kalimat yang Hyera ucapkan, tetapi kelopak matanya perlahan mulai mengatup. Deru nafas pria itu perlahan teratur... hingga akhirnya tidak terasa lagi, begitu pun detak jantungnya.

Hyera menyadarinya. Ia bangun dari dada Jimin, menatap kakaknya yang kini tak bergerak sedikit pun. Bahkan cairan berwarna merah pekat keluar dari hidung Jimin.

"Kak, bangun!"

Teriakan Hyera tidak mendapat tanggapan lagi dari Jimin. Meski tubuhnya sudah diguncang beberapa kali, tetapi Jimin tak kunjung membuka mata. Hyera menangis seraya memeluk Jimin erat, terus melafalkan namanya.

Seiring dengan tangisan Hyera, ponselnya berdering karena alarm yang sengaja ia pasang tepat pada pukul 00:00 tanggal sepuluh oktober, yakni hari ulang tahun Jimin. 

###

ZERO O'CLOCK

Penulis: uiulandd_

Artworker: enzolee_

Cerita ini diikutsertakan dalam EVENT CERPEN CIRCLE PEDIA BATCH 8 GENRE FANFICTION #CPShortStory

Mohon dukungannya dengan klik vote dan berikan kritik saran di kolom komentar, ya.

Terima kasih dan semoga menikmati :)

Zero O'ClockWhere stories live. Discover now