Library

25 0 0
                                    

"Halo La, lo dimana?" Tanya Samantha saat baru saja dirinya turun dari motor diparkiran kampusnya.

Hari ini ia dan teman dekatnya Lala akan mengikuti ujian tengah semester dikampusnya. Berhubung masih tersisa beberapa menit sebelum dimulainya ujian, mereka ingin menyempatkan diri kekantin terlebih dahulu. Sekedar berbincang dan meminum segelas kopi.

Samantha mulai berlari kecil menghampiri temannya yang sedang duduk disalah satu bangku dikantin Fakultas Ilmu Budaya. Lala melambai singkat ketika melihat Samantha menghampirinya.

"Nih udah gue beliin duluan, ice latte kan kaya biasa?" kata Lala sambil memberi salah satu gelas kopi yang ada ditangannya.

"Iya, thanks La. Lo nunggu dari tadi?" tanya Samantha.

"Engga sih, gua baru nyampe juga abis tu langsung pesen kopi trus lo dateng deh. Btw ujian gue masih 2 jam lagi sih, lo bentar lagi ya?" Kata Lala sambil asik menyeruput kopi miliknya.

Samantha menepuk bahu temannya pelan. "Hah serius lo? gue kira ujian lo pagi juga kaya gue. Sianjir tau gitu ga gue suruh lo dateng ke kampus juga la."

"Ya gapapa gue sambi belajar bareng temen jurusan juga sebelum mulai ujian." Jawab Lala sambil tersenyum seolah itu bukan masalah besar.

Jawaban Lala membuatnya lega. Benar juga toh Lala memang selalu belajar lebih dulu sebelum ujian bersama teman-temannya. Tidak seperti dirinya, ujian hari pertama saja bangunnya malas-malasan. "Hmm.. yaudah." Sahut Samantha sambil lanjut meminum ice latte miliknya.

Seperti tersontak kaget saat sedang meminum kopinya tiba-tiba, "Oiya lo udah baca grup belom?" tanya Lala diselingi senyum lebar diwajahnya, yang hanya dibalas Samantha dengan gelengan kepala. "Si Hanbin bego dah, dia panik tadi gara-gara lupa kalo hari ini udah mulai minggu UTS." Jelasnya sambil tertawa kecil.

"Serius lo?" Tanya Samantha gak percaya. "Bener-bener dah si goblok satu itu. Emang si Bobby gak ngasih tau dia apa?" Tiba-tiba ia teringat salah satu temannya, Bobby, yang mana notabenenya adalah teman dekat si curut Hanbin.

Lala tiba-tiba melepas tawanya ketika mendengar nama Bobby disebut. "Yaelah si Bobby lagi, mau dia tau ada UTS apa engga juga dia gapeduli kan hahaha."

"Iyasih" Balas Samantha singkat. Kalau dipikir-pikir benar juga, Si Bobby ini orangnya gapeduli banget kalau ada apapun soal kampus, alias apatis akut. "Pada bego amat dah temen lu La."

"Yeee, temen lo juga anjir. Yaudah gih lo sana ke gedung lo, ntar telat ribet urusannya." Lala mendorong bahu Samantha pelan seakan menyuruhnya pergi dari tempatnya.

"Yaudah gue duluan deh ya La. Ntar balik bareng gue ye, awas lu ninggalin." Kata Samantha sambil jalan menjauhi temat duduk Lala.

"Iyeee, dah sana gih. Good luck Tha!" Sahut Lala sambil melambaikan jari jempolnya ke teman dekatnya itu.

Lala kemudian juga beranjak pergi dari tempatnya, menuju perpustakaan dikampusnya. Berhubung teman-teman jurusannya masih pada dijalan, jadi dia ingin menunggu sambil mengulang beberapa materi ujiannya dikampus.

Suasana perpus hari ini lumayan ramai, padahal masih pagi. Lala bersusaha mencari tempat duduk kosong namun tempat duduk dekat pintu kebanyakan sudah penuh. Lala berjalan lebih kedalam bagian perpus sehingga menemukan beberapa sofa berjejer di bagian terdalam perpus itu. Ia melihat salah satu pria duduk disana, kakinya lurus diselonjorkan sehingga badannya tidak menopang dengan benar dibahu sofa. Wajahnya ditutupi buku tebal diatasnya, alias sudah kelihatan jelas kalau laki-laki itu sedang tidur.

Lala hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat itu. Namun, Jam yang dikenakan laki-laki itu terlihat sangat ia kenali. Jam berwarna putih dengan corak kartun seperti jam anak kecil yang keluar dari ciki jeki.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 03, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sweet SmokeWhere stories live. Discover now