Pacar dadakan

14 5 12
                                    

"Bahagia itu bila kamu dan aku telah menjadi kita"

-------------

"Lo mau ngak jadi pacar gua."

Perkataan secara mendadak di tunjukkan kepada gadis cantik yang berdiri di depan kelas. Tanpa membawa coklat atau pun bunga seperti halnya cowok menembak cewek, cowok tersebut sepontan mengucapkan kalimat tersebut di depan kelas X IPS 1.

Seketika murid murid yang berada di koridor sekolah mendadak diam mendengar siswa dari kelas unggulan yang dinobatkan sebagai siswa cupu menembak gadis primadona sekolah.

Melihat gadis cantik itu diam. Koridor seketika penuh dengan bisik bisikan dari beberapa murid.

"Pasti ditolak lagi"

"Gua udah yakin, ngak bakal diterima itu cowok"

"Si Fino yang ganteng aja di tolak, lah ini"

Segala macam bentuk bisik bisik yang membuat cowok tersebut malu sekaligus gugup. Tidak ada sekalipun reaksi dari cewek itu setelah mendengar perkataan konyol dari seorang siswa biasa. Tidak mau menjadi tontonan murid SMA Xaverius cowok itu kembali berbicara.

"Kalo lo ngak ma--"

"Gua mau kok."

Mendengar ucapan gadis tersebut seketika murid murid yang berada di koridor mendadak terdiam sekaligus terkejut. Bagaimana bisa gadis primadona sekolah menerima cowok cupu dari murid X IPA 1.

Tapi berbeda dengan cowok tersebut, bukannya merasa bahagia karena menjadi kekasih gadis primadona sekolah, dan berhasil menjalani misi, cowok itu lari melewati kerumunan di koridor sekolah.

Tidak mau mendengar ucapan sekaligus hinaan dari beberapa murid yang ia lewati, cowok tersebut berbelok menuju ruang perpustakaan.

Menenangkan diri sejenak dengan apa yang ia lakukan tadi, Roni duduk di bangku bagian pojok perpustakaan merenungi apa yang tadi ia lakukan barusan. Bagaimana bisa gadis primadona menerima dirinya menjadi kekasih, sedangkan cowok yang lebih dari dia di tolak begitu saja.

Bego-bego-bego!

Roni mengepalkan tangannya dengan perasaan kesal, seharusnya dia tidak melakukan hal konyol yang membuat dirinya malu, menembak siswi cantik di depan kelas dan sekarang cewek tersebut menerimanya. Bagaimana bisa?

•••


Bel berbunyi begitu nyaring pertanda bahwa jam istirahat telah habis. Murid murid berbondong bondong masuk ke kelas masing masing. Berbeda dengan Roni berjalan dengan wajah masam menuju tempat duduknya. Matanya mengedar ke beberapa murid yang memperhatikannya dengan wajah yang sulit diartikan.

"Gimana?" tanya Nolan Saputra, teman sebangku sekaligus biang kerok yang membuat dirinya harus melakukan hal konyol tersebut.

Roni mendengkus mendengar pertanyaan itu. Tidak mau menjawab pertanyaan Nolan, Roni mengambil buku di tasnya untuk pelajaran selanjutnya.

"Hari ini Bu Siti nggak masuk" ucap Nolan lagi.

Roni memalingkan wajah. Tidak mau menanggapi pembicaraan dengan Nilon, ia terlalu pusing dengan apa yang ia lakukan kedepannya. Roni menempelkan pipinya di meja. Ia merasa menyesal telah melakukan hal konyol yang membuat hidupnya menjadi suram.

"Woy Makaroni"

Panggilan dari bagian belakang membuat Roni menoleh kebelakang. Tarian muara pratama. Sama halnya seperti Nilon. Biang kerok yang membuat dirinya harus melakukan hal tersebut.

"Apa." jawabnya cuek

"Itu Salsa beneran nerima lo?"

Memang, sebagian orang masih tidak percaya bahwa sekarang ia menjadi kekasih gadis cantik itu.

"Seperti yang lo dengar."

"Kalo gitu, dari dulu gua nembak Salsa" sahut Nilon.

Rian tertawa seraya memutar jari di kepala "Emang dia mau sama lo."

"Lah, Roni kenapa bisa diterima bego," tuntut Nilon. "Sama gua aja lebih gantengan gua" titahnya lagi.

Rian terkekeh. "Mungkin Salsa kena pelet kali sama Makaroni"

Tawa mereka pecah di tengah keheningan kelas, mereka tidak peduli tatapan dari beberapa murid yang mengisaratkan untuk tidak berisik.

Sedangkan yang menjadi pembicaraan hanya diam mendengarkan teman kelasnya yang menghinanya secara terang terangan. Sampai segitunya tampang Roni?

•••


Di barisan paling sudut urutan ketiga terlihat dua remaja sedang membicarakan masalah gosip yang beredar. Hari ini mereka sedang pelajaran olahraga, karena guru olahraga sedang berhalangan tidak masuk, jadi mereka melakukan apa yang mereka mau.

"Lo nggak nyesel nerima cowok itu Sal" ucap gadis berambut pendek sebahu. Dara puspita. Sahabat sekaligus teman sebangku Salsa.

"Nggak."

"Gua heran deh sama lo Sal," Dara mengeleng- geleng. "Fino lo tolak, yang ini lo terima. Maksud lo apa coba?"

Salsa mengendikkan bahu. "Gua mau pacaran aja sama dia."

"Kenapa gak sama Fino?" tanya Dara penasaran.

"Yaa ... gua mau pacaran aja sama dia," jawab Salsa asal. "Oh, ya. Nama dia siapa Dar?"

"Roni."

"Kepanjangannya?" Tanyanya lagi.

"Mana gua tau, kan lo pacarnya, lo tanya aja sama dia"  balas Dara sewot.

Dara berdiri dari bangkunya. "Gua pengen ke kantin, lo mau ikut ngak?"

"Lo duluan aja."

Setelah Dara keluar kelas menuju kantin, Salsa tersenyum miring. "Roni. Unik juga" batin Salsa.

***

Hollo
Menurut kalian si Salsa kenapa senyum miring, coba tebak:v
Apa dia pengen bikin rencana yah? Atau dia naksir sama Roni?

Tunggu part selanjutnya:)

-----

Makasih udah baca cerita Aku, jangan lupa vote, share, and commen yah kawan kawan.

Salam
Dewi andini



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ROSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang