Prolog

196 24 8
                                    

Jangan lupa vote + komen + follow❤️

***

"Jimin, kau harus berubah, bodoh!"

Jimin menghela napas keras dan memutar bola matanya malas. Memilih untuk diam tanpa memperdulikan ucapan sarkartis dari sahabatnya.

"Kau dengar aku tidak? Heh, sialan!" menarik ponsel milik Jimin, hingga sang pemilik ponsel menatapnya marah seolah akan memakannya detik itu.

"Apa? Kau mau marah padaku?" lawan orang itu dengan tatapan menantang.

Kembali menghela napas, Jimin berusaha menahan kekesalannya.

"Kembalikan ponselku, Kim Taehyung."

"Dengarkan aku, dan akan ku kembalikan candumu ini," tawar Taehyung dan Jimin membalasnya dengan memutar bola matanya malas.

"Kembalikan ku bilang."

"Akan ku kembalikan jika kau mendengarku, ku bilang," balas Taehyung dengan raut wajah menyebalkan.

"Baik, kau menang, sialan," pasrah Jimin, malas berdebat dengan Taehyung.

"Jaga ucapanmu, Jimin."

Jimin berdecak kesal. Kenapa pula ia bisa terlibat diantara dua orang idiot ini? Atau tepatnya pasangan idiot ini?!

"Ini mulutku, kau tidak berhak mengatur," cetus Jimin tidak peduli.

"Tapi kau mengumpati kekasihku," balas orang itu tidak mau kalah, tatapannya tajam.

"Kau pikir aku peduli? Kekasihmu itu memang sialan."

"Kau—"

"Jungkook!" Taehyung buru-buru menahan kekasihnya yang hampir berdiri untuk menghajar Jimin, sedang yang akan di hajar nampak santai tanpa ekspresi.

"Dia mengumpatimu, Baby!" kesal Jungkook dengan sikap Jimin yang satu itu.

"Tidak apa-apa. Sudah ya? Biarkan aku bicara pada Jimin."

Jungkook berdecak "Lima Menit, setelah itu kita pulang. Ini sudah hampir malam."

Jimin terkekeh sinis "Anak Mama sekali," gumamnya yang dapat Jungkook dengar dengan jelas.

Lelaki bergigi kelinci itu berusaha bersabar dengan sindiran Jimin padanya. Sementara Taehyung menggelengkan kepalanya pelan, mereka berdua selalu saja bertengkar jika sudah bertemu.

"Baik, dengarkan aku Jimin!" ucap Taehyung "Aku akan mengenalkanmu dengan seseorang, dan aku tidak mau tau, besok sore kau harus datang ke Restorant Gangnam dan bertemu dengannya untuk makan malam! Mengerti?"

Jimin menutup matanya dan menghela napasnya dengan kasar "Aku sudah bilang, aku tidak butuh perjodohan konyolmu itu, Tae."

"Aku juga sudah bilang, aku yang akan mencari orang yang tepat untukmu Jimin. Dan kau tidak bisa menolakku!"

"Tapi—"

"Taetae benar. Dia harus membantumu, kau itu tidak becus mencari pacar, buktinya kau ditinggalkan, kan?"

Lelaki berambut hitam kelam itu mendadak diam, menatap Jungkook dengan tatapan emosi yang tiba-tiba membara. Mendadak aura Jimin berbeda, membuat Taehyung sedikit berlindung di belakang kekasihnya.

Brak!

Jimin melangkahkan kakinya lebar, meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang tidak karuan. Tanpa perlu berpamitan, lelaki itu menghilang tanpa suara, meninggalkan suasana yang sedikit mencekam.

"Jungkook, ucapanmu menyakiti Jimin, kenapa kau berkata seperti itu padanya?"

Jungkook menatap kekasihnya bingung "Memangnya aku salah? Sayang, aku hanya mengatakan fakta."

"Tapi kau harusnya bisa mengerti, topik itu adalah topik yang sensitif bagi Jimin. Kau tidak seharusnya mengatakan hal menyakitkan seperti itu."

"Kenapa kau membelanya?" tanya Jungkook tidak suka.

"Dia temanku, sahabatku. Menyakitinya berarti menyakitiku juga, Jungkook."

"Kau lebay. Aku tidak mungkin menyakitimu."

"Kalau begitu jangan menyakiti sahabatku!"

"Tapi—"

"Aku pulang sendiri saja," putus Taehyung sembari mengambil jaketnya dan segera pergi dari sana. Membuat Jungkook panik, pacarnya betulan marah.

"Lho, baby, sayangku, Taetae, hei tunggu—!"


******

h—hai...

Mari kita berusaha untuk bangkit dan mulai semuanya dari awal, fighting! ❤️✨

*Nooynim2

Move On  -MYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang