01

182 27 26
                                    

Jangan lupa vote + komen + follow❤️

***

Jimin mengacak rambutnya yang masih basah, bajunya dibagian pundak ikut terkena air karena anak rambut dibelakang lehernya sudah mencapai tengkuk.

Sial. Ini masih jam 3 sore, tapi ia sudah rapi begini. Siapa lagi kalau bukan Taehyung yang terus saja menelpon bahkan mendatangi Apartementnya, tanpa memperdulikan makian Jimin padanya. Lelaki yang memiliki senyum kotak itu tetap memaksa Jimin untuk bangun dari tidur.

Taehyung yang sudah berdiri di ruang tamu Apartement milik Jimin tersenyum senang melihat eksitensi sahabatnya. Senyum kotaknya begitu menggemaskan, tapi bagi Jimin itu senyum yang paling menyebalkan sepanjang hidupnya.

"Kau tampan sekali, Jiminie," puji Taehyung sungguh-sungguh.

Jimin merotasikan bola mata "Berisik. Cepat katakan kemana aku harus pergi."

Taehyung terkekeh "Sebelum pergi, kau harus mengatur mood mu dulu, Jimin. Orang yang akan kau temui adalah orang baik, dia bersifat lemah lembut. Kau akan menakutinya jika memasang wajah seram seperti itu."

Ikut terkekeh sinis, Jimin menyugar poninya yang setengah basah menggunakan jari "Itu yang ku inginkan, Tae."

Taehyung mengerucutkan bibir, lelaki itu melipat tangannya di dada dan kakinya menginjak lantai dengan kesal.

"Pokoknya kau harus jadi dengan orang ini! Tae tidak mau tau!" keluar sudah jurus andalan Taehyung. Bersikap imut lengkap dengan dua bola mata yang berkaca-kaca.

Sialnya, itu memang kelemahan Jimin.

"Kau selalu berhasil membuatku mati kutu, Taehyung," ucap Jimin sembari mengacak gemas surai coklat Taehyung.

Memamerkan senyum andalannya, Taehyung lalu memberi tau alamat yang akan di tujuinya lengkap dengan foto seseorang yang akan di kenalkan padanya.

"Aku tau, kau bisa, Jimin," ucap Taehyung yakin.

Melihat senyum Taehyung, Jimin ikut tersenyum dan mengangguk singkat. Andai saja Taehyung bukan pacar Jungkook, Jimin sudah memacari Taehyung saja tanpa repot-repot mencari yang baru. Tapi tidak, bisa-bisa kelinci bongsor itu memenggal kepalanya jika mempunyai pikiran untuk merebut Taehyung.

"Semoga berjalan lancar!"

***

Jimin memperhatikan alamat yang diberikan Taehyung padanya. Sebuah cafe kecil tapi cukup ramai, nuansa di dalam juga nyaman. Taehyung bilang, ini tempat yang dipilih oleh calon pasangannya sendiri.

"Pasangan?" sinis Jimin dengan pikirannya sendiri.

"Tapi seleranya lumayan juga," lanjutnya kembali dan berjalan memasuki cafe tersebut.

Jimin mengedarkan pandangannya, cafe ini terlihat sangat nyaman sekali bagi orang-orang yang menyukai tempat-tempat yang tenang namun asik. Benar-benar tipe Jimin.

Lelaki itu menyugar poninya kembali dan menduduki salah satu meja yang ada di pojok kanan Cafe dan membelakangi pintu masuk.

Bingung.

Ia bingung ingin melakukan apa selain menunggu orang yang dimaksud Taehyung datang. Tangan kanannya merogoh saku jaket jeans yang ia kenakan, kemudian mengeluarkan satu foto yang diberikan Taehyung tadi.

Jimin mendengus melihat foto itu, Taehyung itu memang cantik, manis, sekaligus tampan, tapi otaknya tidak punya kapasitas apa-apa. Bikin kesal saja.

Tidak terasa, hampir 1 jam Jimin menunggu. Dan lelaki itu semakin merasa kesal lantaran menunggu lama. Jimin paling tidak suka orang yang tidak tepat waktu seperti ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Move On  -MYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang