1

9 2 0
                                    

"Dhir, ada undangan lagi tuh!"

"Undangan mulu perasaan, lu dateng ma siapa mil? Sama ragil? Nitip yak males dateng gue" dengan tubuh berpeluh, Nadhir membuka loker untuk mengambil pakaian ganti seusai fitness .

Kamila mulai jengah dengan sahabatnya "dateng sendiri lah. Apa sih yang bikin nggak males buat lho???"

"Travelling beb haha." Tuhkan sudah ketebak pasti jawabannya selalu itu, kadang Kamila bingung, Nadhir itu cantik, cantik banget malahan dan juga seksi tapi kenapa memilih jomlo padahal sekali tebar umpan pasti banyak kok yang lelaki yang mau menjadi pasangannya.

"Makanya lu nyari pasangan gitu biar lo tu semangat kalo dateng ke acara ginian jangan nitip mulu kerjaannya" cibir Kamila sambil menyeka keringat dibadannya.

"itu lagi yang dibahas. Ya udah dateng sendiri deh gue. Nggak mau nitip sama lho lagi" jawab Nadhir sambil cemberut

"Yakin mau dateng sendiri??"

"ya paling nanti sama si Kala" jawab Nadhir yang membuat Kamila memutar bola mata.

Mana mungkin Nadhir berani datang sendirian bisa mati kebosanan dikeramaian. Kamila tau kalau Nadhir bukan tipe yang suka keramaian, dia lebih memilih seharian di kamar selama weekend daripada menghabiskan waktu di Mall. Weekend itu ya gelesotan di rumah, ngapain ngemall sih capek tau jalan-jalan keliling mall. Kurang capek apa tiap hari kerja turun naik dari lantai atas ke bawah. Ya elah Nad kan di kantor juga ada lift sih kagak capek juga turun naik lantai atas ke bawah. Emang ya alasan Nadhir aja yang malas diajak keluar, makanya dia jomlo hidupnya cuma Kantor-Kamar gitu terus.

"Emang nggk baper tuh si Kala kalo lho ajak mulu tiap ada kondangan??"
Oh iya lelaki satu-satunya dihidup Nadhir, Aksara Kalandra teman dari tk. Mungkin kalaupun enggak ada Kala bisa dipastikan Nadhir sama sekali tidak mengenal yang namanya makhluk spesies laki-laki.

"Yakali mil si Kala baper ma gue. Gue aja dimata si Kala nggak perempuan. Laki paling gue dimata dia"

"Lu jangan merendah gitu dong. Lho terlalu seksi tau nggk sih. Gue aja iri sama badan lho. Masak aksa nggk on sih klo deket lho." Munafik sih kalo dipikir, Nadhir itu seksi hasil dari olahraganya setiap hari. Contohnya hari ini, setiap pulang kerja Nadhir dan Kamila selalu menyempatkan diri mampir ke tempat fitness. Ya walaupun Kamila baru bergabung 2 bulan terakhir ini, katanya dia iri banget sama body Nadhir. Makanya dia sempat curiga nggak mungkin kalau Kala nggak menaruh perasaan sedikitpun ke Nadhir. Secara mereka kalau dilihat juga serasi, bahkan Kamila berpikir kalau mereka itu pasangan kekasih diperjumpaan pertamanya dengan Nadhir dulu.

"Apa sih mil, kok lo merempet kemana mana sih." Tentu perkataan Kamila tadi sedikit mengganggu dipikirannya.

"mantan-mantannya si Kala juga kalo dibandingin lo masih cantikan lo tau"

"ya kan tiap orang punya pilihan masing-masing mil. Udah iih jangan bahas itu lagi. Nih si Kala udah jemput gue di depan"

"tuhkan udah kayak suami istri tau gak lho berdua. Nikah aja nikah. Lu cantik si Kala ganteng. Udah saling kenal juga. Kalian juga udah mapan. Apasih yang kurang??"

"gue laporin Ragil ya klo lo muji-muji cowok lain"

"santai kali dhir. Hati gue buat Ragil seorang walaupun mata dan mulut gue selalu memuji makhluk adam."

" mulut lo basi mil"

Nadhir melangkah pergi meninggalkan Kamila yang masih tertawa ngakak. Emang ya si Kamila itu jagonya ngusilin Nadhir. Abisnya Kamila gemes sama Nadhir dan Kala yang saling suka tapi gengsi.
Mana mungkin Kala nggak ada rasa sama Nadhir kalo tiap hari mau aja direpotin Nadhir. Seperti hal ini ini contohnya Kamila yakin kalau Kala tadi sudah sampai rumah, tapi demi Nadhir dia rela jemput ke tempat fittness yang sebenarnya dekat demgan kantor.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MELLIFLUOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang