New Member

66 9 1
                                    

Seorang yeoja berdiri menatap dirinya pada pantulan kaca didepannya. Nafasnya tidak beraturan. Sesekali ia menepis keringat dari pelipisnya sambil mencoba mengatur penafasannya. Yeoja itu sendirian di ruangan ini. Ruangan yang didominasi oleh kaca.

Pintu terbuka menampilkan yeoja berambut panjang sepinggang dengan eyesmile-nya.

“Sinb-ah, istirahat dulu. ayo makan! Eonni menuggumu” ucap yeoja itu.

Sinb, yeoja yang sedari sendirian didalam ruangan yang merupakan ruang latihan. Sedangkan yeoja yang baru saja membuka pintu adalah Yerin,Yerin Gfriend.

“nee eonni, aku akan kesana” balas Sinb yang dibalas anggukan dari lawan bicaranya.

“cepatlah, oke?!” Yerin menutup pintu kembali.

Sinb menatap dirinya kembali pada pantulan kaca. Musim semi hampir tiba pada pada penghujung. Pikiran Sinb berputar pada beberapa minggu yang lalu. Saat ia memutuskan untuk kembali ke korea secepatnya. Hingga berakhir di tempat ini menjadi salah satu member dari girlgrup Gfriend.

FLASHBACK

“aku harus kembali ke korea secepatnya” lirih Sinb.

Sinb mengambil pakaian dari lemarinya dan mengaturnya kedalam koper. Semua barang-barangnya ia kemasi dengan cepat tak mau merelakan satu detikpun untuk untuk berhenti sejenak.

Setelah semuanya selesai Sinb berjalan ke arah jendela. Ia biarkan angin menerpa wajah dan helaian rambutnya. Sinb menatap lekat ke arah jendela hotel di depan sana. Jendela yang belakangan ini selalu ia amati. Dapat dilihat sudah ada penghuni baru disana.

“setidaknya ada yang bisa aku lakukan sebelum waktuku berhenti, sebelum musim semi nanti. Terima kasih telah menyadarkanku” Sinb bergumam dengan manik mata yang menatap lekat kertas foto ditangannya.

Sinb meraba sakunya dan mengeluarkan benda persegi panjang. Ia mencari seseorang dikontaknya dan menelponnya.

Sinb wae? Kau butuh sesuatu?! Kau sakit lagi?! apa aku harus kesana?!ah, tidak-tidak! Aku akan ke kamarmu!!” terdengar suara dari sebrang telpon, itu Naomi.

“astaga, pelan-pelan bicaranya” sinb tertawa kecil. Orang disebrang telpon melontarkan banyak pertanyaan dalam satu tarikan nafas.

“aku sedang menuju kamarmu! Tunggu aku!”

“hey! Tidak perlu! Aku akan mengatakannya—” Pintu kamar Sinb terbuka menampilkan sosok yang ditelponnya. Sinb mematikan sambungan telepon.

“tapi aku sudah disini. Kau sakit?! Dimana yang sakit?! Ah, ayo ke rumah sakit sekarang!!” Ucap Naomi cepat dan menarik tangan Sinb.

“Naomi aku baik-baik saja”

“benar-benar baik-baik saja?” tanya Naomi yang dibalas anggukan oleh Sinb.

Naomi menghela nafasnya panjang.

“kenapa tidak kau katakan dari tadi. Kau membuatku panik!!” ia menatap Sinb.

“kau bahkan tidak mau mendengar penjelasanku” balas Sinb.

“lalu apa ini? Kau mau kabur kemana?” Naomi menatap koper dan Sinb secara bergantian.

“aku akan kembali ke Korea”

“mwo? Tapi semi bahkan belum berakhir”

“aku tau”

“lalu?”

“aku sudah memutuskannya. Aku akan menerima tawaran Source Music” ucap Sinb sukses membuat naomi membulatkan matanya.

“k-kau sungguh? Tapi kenapa?”

“kenapa? Apanya yang kenapa?”

“kenapa tiba-tiba? Kenapa nanti sekarang?” tanya Naomi lagi.

Naomi sangat ingat saat Sinb menolak keras tawaran itu lalu. Ini juga terlalu tiba-tiba bagi Naomi. Selama 15 tahun bersama Sinb, ia sangat tau Sinb akan kembali ke Korea jika semi berakhir. Ia bahkan akan menghandle semua pekerjaannya di korea jika semi  belum berakhir.

“aku hanya—”

“apa terjadi sesuatu? Aku tidak masalah hanya saja ini terlalu tiba-tiba. Padahal dulu kau selalu menolak dengan keras. Apa ada alasan?”

“alasan?--Membuat kenangan sebelum mati(?)” gumam Sinb dalam hati.

Sinb diam, ia tidak tau harus menjawab apa. Tidak mungkin ia mengatakan seperti yang ia gumamkan dalam hati-kan?

Naomi melirik tangan kiri Sinb yang menggenggam sebuah kertas foto. Itu foto Jungkook dan Sinb yang ia berikan.

“atau jangan-jangan, kau melakukannya agar bisa bertemu Jungkook-kan?!” tebak Naomi.

Kini mata Sinb yang malah membulat.

“mwo?! A--aniaa!. Kenapa aku menerimanya hanya karna dia!Aku bahkan tidak menyukainya!!” balas Sinb.  “ah,sial! Kenapa aku aku malah gugup!!” Sinb merutuki dirinya dalam hati.

“aku tidak bilang kau menyukainya loh!” Naomi tersenyum jail.

“aiss! Pokoknya ini tidak ada hubungannya dengan namja itu! Aku hanya tidak ingin menyianyiakan bakatku!” balas Sinb yang malah dibalas kekehan kecil dari Naomi.

Tak lama Naomi tertawa, kini wajahnya malah menunjukan raut yang tak terbaca. Pandangannya berubah sendu.

Sinb mengerti tatapan itu. Dan ia benar-benar benci jika sudah begini.

“Sinb-ah, tapi penyakitmu? Kata dokter kau harus sering mendapatkan perawatan dan tidak boleh terlalu lelah” lirih Naomi.

Sinb merotasikan matanya. Ia benar-benar benci ini.

“aku baik-baik saja. Intinya kau mau ikut atau tidak?”

Naomi menghembukannya nafasnya panjang. Seperti biasa, Sinb tidak mau menanggapi tentang penyakitnya.

“baiklah. Aku masih punya banyak tugas kuliah. Tapi nanti aku akan menyusul” balas naomi yang dibalas anggukan oleh Sinb.

“aku akan pergi sekarang. Aku sudah memesan penerbangan cepat ke Korea”

“tidak ada yang tertinggalkan? Kau sudah mengemasi semua obatmu-kan?” Tanya Naomi yang dibalas anggukan oleh Sinb.

“baiklah ayo. Aku akan mengantarmu ke bandara”

FLASHBACK OFF

Sinb menghela nafas lagi. Ia menatap tangan kirinya yang dilingkari sebuah gelang.

“ibu, aku melakukan ini sebagai kenangan sebelum pergi nanti. Bukan karna aku ingin melihat dia lagi, (mungkin)” lirih Sinb.

“ah! Kenapa aku malah memikirkan namja itu! Aiss, kenapa aku malah ragu!! ini benar-benar tidak ada hubungannya dengan maknae BTS itu!!” Sinb marah-marah sendiri kemudian keluar menemui member-nya.

“ah! Kenapa aku malah memikirkan namja itu! Aiss, kenapa aku malah ragu!! ini benar-benar tidak ada hubungannya dengan maknae BTS itu!!” Sinb marah-marah sendiri kemudian keluar menemui member-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote&komen!
Jangan jadi sider:')

Last Spring With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang