Prologue

900 78 2
                                    

Seorang pria tengah berdiri dengan setelan jasnya memperhatikan sosok yang tengah memandang dengan khidmat ke atas, memandang langit malam yang dihiasi taburan bintang. 

Gadis yang menjadi objek dari iris matanya yang sehitam jelaga itu tampak tak tersentuh, gadis bergaun hitam dengan scraft merah yang melingkar di leher jenjangnya begitu asik dengan dunianya sendiri. Bahu yang terlihat ringkih namun begitu kuat bersandar di batang pohon yang rindang dengan dedaunan yang memberikan suara syahdu ketika di permainkan angin malam.

Gadis itu menyatu dengan alam, ia laksana peri hutan yang menjaga kedamaian, untuk kesekian kalinya pria berwajah aristokrat itu terpana menatap sesosok gadis bereskpresi dingin dan datar namun berubah penuh kedamaian ketika memandang langit malam dan seorang lelaki keras kepala dengan ambisi yang begitu kuat.

Mengetahui fakta itu sering kali membuat dirinya terganggu. Padahal lelaki yang disukai gadis berambut sehitam eboni itu tidak pernah mencari perkara kepadanya, bahkan sebaliknya, lelaki yang disukai ataupun mungkin dipuja gadis itu setengah mati terkesan begitu mengidolakannya. 

Namun, tetap saja, setiap melihat ekspresi penuh kekelaman dan kegetiran yang terpancar dari sorot matanya akan berubah hangat dan penuh kasih tiap kali melihat langit malam dan lelaki bernama Eren Yeager itu. 

Ia tidak masalah dengan gadis itu yang menyukai langit malam karena dirinya sendiri sering kali menyandarkan tubuhnya di batang pohon yang rindang hanya untuk memandang langit malam sampai sering kali ia mendapati dirinya terlelap begitu dalam seakan-akan lupa akan tugas yang menantinya esok hari. 

Yang membuatnya merasakan perasaan tidak nyaman adalah ketika gadis itu bagai seekor anjing setia yang selalu mengikuti Eren Yeager kemanapun.

Pria itu masih setia menjadikan gadis bergaun hitam itu sebagai objek dari irish jelaganya. Ingin rasanya dirinya melangkahkan kaki dan mendekati gadis itu. Membuka jasnya dan menyampirkannya ke bahu telanjang gadis itu.

Ingin rasanya ia menjangkau gadis itu dan menarik tubuh itu kedalam pelukannya. Pasti akan terasa hangat dan pas. Andai ia tidak akan di tolak gadis yang selalu setia mengenakan scarft merah yang baru belakangan ini diketahuinya kalau scraft merah itu merupakan pemberian dari lelaki yang selalu di puja gadis itu dengan segenap jiwanya.

Masalahnya, gadis itu begitu tidak menyukainya. Memang pendapat itu hanya sekedar prasangkanya, ia belum pernah mengkonfirmasinya kepada gadis itu. Hanya saja, dirinya begitu yakin dari pada senang gadis itu akan merasa dirinya perusak suasana. Jadi, seminim mungkin ia akan menunjukkan eksistensinya kepada gadis itu. 

Ia benci melakukannya, ia terkesan begitu pengecut, hanya saja ia tidak mau menghilangkan ekpsresi penuh kedamaian gadis itu saat ini. ia menikmati perannya saat ini. walau hanya sebagai pengamat.

Bagaimana lagi, gadis bernama Mikasa Ackerman itu seperti bintang yang suka di pandangi gadis itu. Terasa begitu dekat namun begitu jauh untuk dijangkau. Biarkanlah ia menikmati perannya ini untuk beberapa waktu lagi. Jika tiba saatnya, ia tidak akan pernah melepaskan gadis itu.

Ya, ia berjanji untuk dirinya sendiri!

***
Happy Reading minnaa

❤❤❤

Falling Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang