Chapter 01

935 90 19
                                    

Suara burung berkicau terdengar begitu saja di telinga pria yang tengah bersandar di batang pohon sambil memejamkan mata itu. Ia sudah bangun sejak suara burung berkicau memasuki pendengarannya.

Ketika Levi membuka matanya, ia mendapati dirinya masih mengenakan setelan parlentenya, hanya saja kini jas yang semalam niatnya ingin ia berikan kepada Mikasa—gadis bergaun hitam itu untuk melindungi tubuhnya dari angin malam namun tidak jadi karena takut ditolak gadis itu kini sudah tersampir di tubuhnya, menutupi bagian depan tubuhnya.

Levi tidak tahu kenapa jas yang semalam hanya dipegangnya begitu saja kini telah berganti posisi berada di atas tubuhnya. Siapa yang menyelimutinya? Apakah saat tidur dirinya secara tidak sadar menjadikan jas itu sebagai selimutnya untuk menghalau angin malam? Benarkah ia sendiri yang melakukannya?

Levi melirik pergelangan tangannya, dan ia tidak terkejut saat menyadari ia baru tidur tiga jam, bukan berita yang mengejutkan karena dirinya mengalami insomia ringan, tubuhnya sudah beradaptasi dan rasanya tidak buruk juga.

Semalam setelah Mikasa meninggalkan tempat ini, Levi menyusul kemudian untuk bergantian bersandar di pohon besar ini, menikmati udara malam dan pemandangan yang tersaji di langit malam, melihat taburan bintang dan sepanjang sisa malam itu dirinya terus terbayang wajah damai Mikasa ketika menatap pemandangan yang sama dengannya.

Cahaya matahari mengintip malu-malu dari ufuk timur. Selain langit malam Levi juga menyukai pemandangan sinar matahari di pagi hari. Memandang sinar matahari di pagi hari memberinya harapan kalau ia masih bisa mendapatkan awal yang lebih baik untuk kehidupan berikutnya.

“Heichou!” seseorang memanggilnya dan Levi mengenal seseorang itu walau hanya dari suaranya. Siapa lagi kalau bukan Eren Yeager.

Levi hanya menatap Eren sekilas lalu kembali memandangi cahaya matahari yang masih mengintip malu-malu.

“Aku membawakan ini untukmu…” Eren duduk disebelah Levi dan memberikan nampan yang diatasnya sudah ada secangkir teh dengan aroma yang begitu harum membuat Levi tergiur untuk langsung menandaskan teh yang masih panas itu.

“Dari mana kau tau aku suka teh?” Tanya Levi penasaran, jelas pria itu heran kenapa Eren bisa tahu tentang minuman kesukannya. Di markas ini ia cukup jarang meminum teh karena persediaan yang terbatas dan tiap kali ia menyeduh teh ia selalu meminum teh tersebut di ruangan pribadinya sembari menatap jauh keluar jendela.

“Eh, aku tidak tahu, Mikasa yang menyeduhkan teh ini, dan dia menyuruhku memberikannya kepadamu Heichou, kata Mikasa kau pasti kedinginan setelah tertidur di tempat ini…” jelas Eren dengan  matanya yang melirik ke arah jendela, disana tengah berdiri seorang gadis berambut sebatas bahu yang tengah memandang ke arah mereka juga.

Mata elang Levi langsung menatap sosok yang berdiri di dekat jendela, gadis itu mengenakan celemek. Ia terlihat manis dengan celemek itu. Saat mata mereka bersiborok, gadis itu langsung mengangguk hormat lalu memutar badannya dan masuk ke dalam begitu saja sehingga Levi tidak bisa lagi melihat sosok gadis yang sudah menghantui pikirannya beberapa minggu ini.

“Heichou pipimu memerah! Kenapa? Heichou demam? Ya, pasti Heichou demam gara-gara tertidur di alam bebas seperti ini!!!” seru Eren panik.

Eren sangat mengagumi kopral muda satu ini, Heichounya ini sangat hebat, kekuatannya setara dengan seluruh pasukan terlatih. Eren juga ingin menjadi seperti Heichounya ini.

“Ah, tidak. aku baik-baik saja, sekarang kau pergi bersih-bersih dengan temanmu yang lainnya, bangunan bagian kiri belum sempat kalian bersihkan kemarin kan?!” Levi berniat mengusir Eren karena ia ingin mengambil waktu sejenak untuk memikirkan sedikit perhatian yang diberikan gadis berwajah suram itu kepadanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Falling Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang