I

235 27 11
                                    

"Titik tertinggi dari keputus asaan adalah tidak merasakan apa apa lagi"

°

Kaki kecil itu kini tengah berlari menyusuri koridor yang sepi siswa. Ini masih sangat pagi, mustahil bagi siswa sekolah datang sepagi ini ke sekolah, bahkan siswa yang mengerjakan pr disekolah pun, tak ada yang seniat ini.

Tapi tidak bagi siswa bersurai permen karet yang kini tengah berlari ke kelasnya. Sebagai siswa baru, ia tak ingin melewatkan satupun momen di sekolah barunya ini.

"Aku bebas!!!!!"teriaknya.

Kelas X-A

Kini pemuda bersurai permen karet itu sudah berdiri di depan kelas barunya, kegiatannya terhenti ketika ia mendengar percakapan dari dalam kelas.

"Hoi... aku lapar sekali... hei, bisakah bento mu untukku saja?"

"Ha? Kemana uang yang kamu tarik dari ATM kemaren?"

"Aku kalah judi lagi... hehe"

Penasaran dengan apa yang terjadi, pemuda itu membuka pintu kelas dan mendapati dua orang siswa sepertinya tengah bingung melihatnya.

"A...ahaha...hai"sapa si surai permen karet gugup.

Mereka berdua kembali sibuk dengan urusan mereka, mengabaikan si surai permen karet yang masih berdiri di depan kelas.

"Selamat pagi...eto... kamu anak pindahan?"tanya siswa bersurai kecoklatan pada si surai pink.

"Selamat pagi... ah, perkenalkan namaku Ramuda Amemura, salam kenal yah"jawab Ramuda cengengesan.

"Aku Gentarou Yumeno, salam kenal"ucap Gentarou tersenyum.

"Hai!! Aku Dice Arisugawa"sapa siswa yang satunya lagi.

"Jadi... sekarang kita teman yah!!!"ucap Dice seenaknya sambil merangkul Ramuda dan Gentarou.

"Ha..? Jangan seenaknya begitu..."ucap Gentarou lirih.

Dice hanya cengengesan.

"Ah, tadi kudengar kalian belum sarapan, bagaimana kalau sarapan bersama? Anggap saja sebagai kegiatan kita untuk saling mengenal"tawar Ramuda pada mereka berdua.

Mereka setuju. Ramuda dan Gentarou mulai mengeluarkan bento mereka, sedangkan Dice hanya bisa menatap mereka berdua dengan tatapan memelas.

Ah, tidak, hanya pada Ramuda, Dice memberikan tatapan itu, Gentarou sudah kebal akan tabiat kawannya itu.

"Dice mau makan? Ini makan saja rotiku, aku masi ada satu lagi"tawar Ramuda tersenyum manis.

Dice langsung menerimanya sambil menangis terharu, lalu mengelap air matanya pada baju Gentarou yang langsung mendapat pukulan kasih sayang dari kawannya itu.

"Oh ya Gentarou... nanti malam kita ngumpul di bukit belakang sekolah lagi kan?"tanya Dice yang masih mengunyah roti pemberian Ramuda.

"Yah... begitulah, tapi kita ga bisa lama lama, besok ada ulangan matematika"jawab Gentarou kalem.

"Huf... membosankan.."ucap Dice sambil menyandarkan kepalanya di kursi.

Stella || A Story Of 3 Shooting StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang