1- Pertemuan Saudara

172 12 0
                                    

Siang hari yang cerah dan gedung - gedung tinggi yang belum pernah kulihat, wajar saja karena aku bukan berasal dari ibu kota ini tapi dari kota sebelah. Kubawa peliharaanku di dalam keranjang dan seperti yang kulihat, saat ini dia tampak sangat kesal dan marah. Apa yang membuat dia marah?

"Aku kan sudah mengatakan kepadamu Chi! Mereka adalah serigala, mengapa kamu bersedia tinggal dengan mereka?" Tanya Yuki, kucing persiaku yang sangat menggemaskan.

"Kamu kan tahu, Yuki. Bagaimana aku tinggal? Selama ini aku selalu tinggal sendiri dan aku ingin sekali merasakan bagaimana rasanya tinggal di sebuah keluarga." Jawabku sambil tersenyum. Memang ini adalah salah satu kelebihanku karena aku selalu tinggal sendirian, yaitu berbicara kepada binatang.

"Sekali serigala tetap serigala, kenapa kamu tidak mau mendengarkanku sih?!" Seru Yuki.

"Ah! Kita sudah hampir sampai!" Seruku sambil melihat kertas bergambarkan peta menuju lokasi rumah baruku.

"Jangan acuhkan aku!!!" Teriak Yuki.

Aku menuju ke sebuah apartemen yang terdapat truk pengantar barang di depannya. Disana terdapat 2 orang laki - laki, yang satunya masih kecil dan satunya sudah dewasa. Setelah itu aku  menghampiri kedua laki - laki itu dan mereka pun menyambutnya dengan perkenalan diri.

"Wah.. kamu sudah sampai, perkenalkan namaku Masaomi, saudara tertua dan ini saudara paling muda, Wataru." Sapa Masaomi.

"Salam kenal onee-chan.." Seru Wataru dengan muka lucunya.

"Salam kenal Kak Masaomi dan Wataru-kun." Kataku kepada Kak Masaomi dan Wataru membelai kepala Wataru dengan lembut.

"Silahkan Masuk." Ajak Kak Masaomi dengan ramah.

"Baiklah."

Kak Masaomi menunjukkan kamarku dan akupun merapikan beberapa barang yang kubawa tadi. Ketika sudah kurapikan akupun pergi keluar untuk menyapa saudaraku dan kutinggalkan Yuki di kamar karena sepertinya dia sedang asyik melihat oemandangan diluar jendela. Aku menutup pintu dengan pelan dan menuju ruang utama, disitu terdapat 5 orang laki - laki dan diantaranya terdapat Kak Masaomi dan Wataru.

"Halo."Sapaku dan semuanya mengalihkan pandangannya kepadaku.

"Wah, siapa ini? Adik perempuan?" Tanya Tsubaki, yang merupakan anak ke 5 dari 13 bersaudara. Ketika aku ingin memperkenalkan namaku tiba - tiba Kak Tsubaki sudah memelukku dan akupun sontak kaget. Tapi untunglah saudara kembarnya, Azusa menjauhkan Kak Tsubaki dariku wlaaupun caranya cukup kasar.

"Tidak usah kamu hiraukan Tsubaki ini, perkenalkan namaku Azusa dan ini saudara kembarku Tsubaki." Kata Kak Azusa, walaupun tidak diberi tahupun aku sudah mengetahuinya karena sebelumnya aku sudah diberi tahu tentang saudara baruku ini dari ayah.

"Salam kenal, namaku Sakura. Soal tadi aku hanya kaget saja." Jawabku sambil tertawa kecil.

"Salam kenal namaku Ukyo dan aku adalah seorang pengacara." Kata Kak Ukyo yang sedari tadi berada dibelakang saudara kembar itu.

"Salam kenal juga, Kak Ukyo." Jawabku lalu tiba - tiba dari atas kucingku lompat kearah mukaku dan segera kutangkap. Terdengar sebuah teriakan juga dari atas, seorang laki - laki berambut merah yang sudah tidak asing lagi dan dia segera turun kebawah setelah melihatku dari atas.

"KAMU?! KAMU?! Kenapa bisa disini?!" Tanyanya dengan muka kaget sama denganku.

"Lho?! Asahina-kun?" Tanyaku tidak percaya karena laki - laki di depanku ini adalah teman sekelasku.

"Kenapa kamu kaget? Bukankah kemarin kamu sudah diberi tahu?" Tanya Kak Ukyo sambil memandang Kak Tsubaki dan Kak Tsubaki pun memalingkan wajahnya. Tampaknya dia sengaja tidak memberitahunya kepada Asahina-kun.

"Yaudah sekarang Sakura, panggil dia Yusuke saja. Kan sekarang kalian bersaudara." Kata Kak Tsubaki.

"Ya, Yusuke-kun." Jawabku.

"Aku tidak pernah ingin bersaudara dengannya!" Seru Yusuke dan memalingkan wajahnya yang merah.

"Eh?" Aku kaget karena aku tidak menyangka bahwa Yusuke akan benci seperti ini padaku.

"Wah.. ada drama apa ini?" Tanya seorang laki - laki yang menghampiriku lalu tiba tiba dia memegang tanganku dan mencium tanganku. Akupun kaget nggak main.

"Perkenalkan namaku Kaname, anak ketiga." Sapanya dan aku langsung melepas tanganku dari tangannya. "Jika butuh jimat, minta saja kepada kakak." Tawarnya karena memang pekerjaan Kak Kaname adalah seorang biksu.

"Ah, halo Kak Kaname." Jawabku sambil menyeka tanganku dengan rokku berkali - kali secara diam - diam menunjukkan betapa jijiknya aku diperlakukan seperti itu. Lalu ada 2 orang lainnya turun dan mereka memperkenalkan diri mereka, yang satunya bernama Subaru yang ahli dalam basket dan yang satunya Iori, yang katanya sangat populer di sekolahnya. Setelah itu kamiduduk di sofa ruang utama.

"Pasti kamu kaget ya tiba - tiba saudaramu bertambah sebanyak ini." Kata Kak Masaomi.

"Ah ya tentu saja." Jawabku.

"Tapi masih ada 2 saudara lainnya yang tinggal berbeda rumah dan 2 lainnya masih bekerja, salah satunya ada di TV." Kata Kak Kaname sambil menyalakan TV. Saat ini dia duduk disebelahku tapi tetap saja rasa jijikku ini membuat aku meminta Wataru yang berada disebelahku untuk menggeser sedikit. Lalu TV dinyalakan, di TV tersebut terdapat Yuuto Asakura, idola yang terkenal dikalamgan siswi karena ketampanannya kecuali aku karena memang aku tidak tertarik tentang idola terutama yang memamerkan wajah dan tubuhnya.

"Dia adalah idola yang terkenal, namanya Yuuto Asakura tapi nama aslinya Yuuto Asahina." Kata Kak Kaname dan aku hanya mengangguk saja. Sebenarnya aku cukup terkejut karena salah satu saudara baruku adalah idola yang terkenal.

"Apa kamu tahu Yuuto? Mungkin di sekolahmu dia cukup terkenal." Tanya Kak Kaname.

"Hanya sekedar tahu sih, karena aku nggak begitu tertarik tentang idola gitu."Jawabku.

"Wah, sepertinya kamu adalah tipe orang pendiam ya dari kedengarannya." Kata Kak Kaname.

"Ya, bisa dibilang kalau di sekolah aku dipandang sebagai orang yang tegas. Tapi sebenarnya aku itu pemalu." Jawabku.

"Kalau menurutmu Sakura bagaimana di sekolahnya, Yusuke?" Tanya Kak Kaname.

"Ha?! Kenapa aku?" Seru Yusuke dengan muka malunya.

"Siapa lagi selain kamu yang sekelas dengan Sakura disini?" Tanya Kak Kaname sambil tertawa.

Karena kenyataan tersebut, Yusuke tidak bisa membungkam mulutnya dan akhirnya dia berbicara,

"Di sekolah dia murid teladan dan tegas." Jawab Husuke sambil mengalihkan pandangannya ke layar TV. Aku pun senang akan jawaban tersebut karena aku bisa tahu gambaran diriku dari orang lain.

"Wah.. berarti kamu puntar seperti Iori ya.. tidak seperti Yusuke." Kata Kak Kaname sambil memancing amarah Yusuke. Yusuke pun berdiri degan tatapan amarah dan segera kembali ke kamarnya sedangkan Iori berusaha menyembunyikan tawa kecilnya. Mereka semua menertawakan kemarahan Yusuke dan aku hanya tertawa kecil saja. Aku sebelumnya tidak pernah merasakan keramaian keluarga seperti ini,dengan berkumpul seperti ini aku merasa jika ini adalah keputusan yang tepat untuk menetap di rumah bersama saudara - saudara baruku.

Dan sepertinya itu adalah keputusan yang salah.😒

Brother COMPLEXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang