He is Another

10.7K 851 125
                                    

Setelah resmi jadi istri, Fayra Ariana kembali merasakan keluarga. Ayah dan Ibu mertuanya sangat baik beserta suami yang menyayanginya. Paling tidak, setelah ditinggal ayah-ibunya setahun lalu, dia punya teman hidup yang selalu ada untuknya.

Menikah di usia 18 tahun, Fay beruntung punya suami yang sangat pengertian. Andra mengijinkannya kuliah. Fay masih semester satu sehingga mereka sepakat menunggu momongan paling tidak dua tahun. Menurut Andra, cuti di semester awal tidak diperbolehkan kampus dan jika istrinya berhenti kuliah, Fay akan kehilangan momen indah di umurnya yang sekarang.

Andra yang pengertian bukan berarti Fay mendapat kebebasan, dia harus tetap mengikuti segala aturan suaminya. Ke kampus harus diantar jemput Andra atau supir, Fay tidak diperkenankan menyetir sendiri. Mungkin karena kecelakaan ayah-ibunya jadi Andra mengantisipasi hal serupa terjadi pada istrinya.

Masalah pergaulan dengan teman kampusnya, Andra memberikan izin hang out bareng dengan catatan pria itu harus diberitahu. Fay cukup tahu suaminya cemburuan, jadi dia selalu memperkenalkan teman laki-lakinya.

Pernah sekali Fay dapat teman baru dan belum sempat memperkenalkannya pada Andra. Malamnya, pria itu nyaris membuatnya pingsan di ranjang karena kedapatan mengobrol saat Andra menjemputnya. Setelah kejadian itu, Fay jadi berhati-hati dengan urusan manusia berjenis kelamin laki-laki.

"Sudah bangun?" Fay menggeliat di bawah selimutnya saat mendengar pertanyaan itu. "Sarapannya tunggu aku ya, mau lari tiga putaran dulu."

Fay mengangguk. Hanya kepalanya dengan wajah kucek yang nampak dari luar selimut. "Mas Andra, kok masih bisa bangun pagi?" tanya Fay menguap sambil merentangkan tangannya ke atas. "Fay bawaannya jadi pegal-pegal, untung hari Minggu. Kalau Senin, pasti telat ngampusnya."

"Mas harus lari pagi setiap hari agar kamu selalu menyebut namaku seperti semalam." Fay menarik selimutnya, wajahnya memerah mendengar balasan suaminya. "Tidak usah malu, Mas suka kok," lanjut Andra menarik selimut dari wajah istrinya.

"Aku malu-maluin, ya." Kali ini Fay menghalangi pandangan Andra di wajahnya dengan tangan.

"Lama-lama juga terbiasa. Suami-istri memang harus begitu." Andra mencium jemari Fay yang tersemat cincin kawin.

"Sudah sebulan lebih kita menikah dan Mas melakukannya hampir tiap malam. Fay takut nanti Mas bosan."

Andra terkekeh mendengar kekhawatiran istrinya. "Belum selama aku menahan diri mendapatkannya." Dia mengecup bibir istrinya lalu berkata, "Karena kamu belum sikat gigi, Mas hanya bisa cium seperti ini."

Pipi Fay kembali merona, dia menutup rapat bibirnya dengan tangan. "Oh ya Mas, kemarin...."

"Kalau ditutup ngomongnya jadi tidak jelas, sayang." Andra menuntun Fay menjauhkan tangan dari mulut.

"Kemarin yang aku minta izin itu..., minta izin kasi nomor Mas ke senior, sudah dihubungi nggak?"

"Sudah."

"Mas setuju?"

"Masih pikir-pikir dulu, lagian Mas takutnya tidak ada waktu pas hari tersebut."

"Ayolah..., mereka berharap banget. Kasian panitianya udah capek-capek ketemu Mas juga."

"Kamu nggak cemburu kalau Mas dilihatin banyak mahasiswi cantik. Entar ada yang naksir, gimana?"

Fayra menggeleng. "Asal Mas-nya nggak naksir mereka. Andra Bramantyo kan sudah jadi milik Fayra Ariana," ujarnya menunjukkan cincin kawin di jari manisnya.

Senyum Andra tersungging bahagia, dia meraih jemari lembut itu ke dadanya. "Mas sang pemilik, bukan Fay." Sekali lagi dia mengecup bibir istrinya lalu mencubit kedua pipinya. "Pakai baju terus sikat gigi sana, bisa-bisa aku tidak jadi lari jika terus bersamamu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He is AnotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang