(1) Sunflower

8 1 0
                                    


 Hembusan semilir angin kini membuat pikirannya terasa dibawa angin. Ringan. Seperti tanpa beban. Seulhee duduk diatas batu besar sambil memandangi kota Seoul. Ia menutup mata sambil tersenyum. Ia membayangkan hal yang menyenangkan yang ia rencanakan didalam kepala. Walaupun ia tak tahu kapan semua yang ia pikirkan menjadi kenyataan. Imajinasinya terhenti setalah mendengar bungkus rokok yang terjatuh. Ia membuka mata. Dilihatlah sosok yang menjulang dengan rokok dimulutnya.

"Ayo pulang." Pria itu mengulurkan tangannya dan disambut baik oleh Seulhee. Ia mulai mengalungkan tangannya pada lengan pria itu. Ia masih mempertahankan senyumnnya. Sepanjang jalan ia tak melunturkan senyumannya.

"Kali ini apa mimpimu Hee-ya" Pria itu memperhatikan senyum gadis disampingnya. Seulhee menoleh tanpa melunturkan senyumannya.

"Aku ingin punya rumah di Helsnki Yoon. Aku akan membangun rumah sederhana dengan halaman depan yang lebar. Aku akan menanam banyak bunga disana Yoon. Menurutmu bunga apa yang bagus aku tanam?" Seulhee menunggu Yoongi menjawab. Namun, yang ia lakukan hanya diam memandang wajah gadisnya. Kemudian ia kembali mengalihkan pandangannya ke depan.

Seulhee sedikit kesal melihat Yoongi yang tidak menjawab pertanyaanya. Namun, yang ia lakukan hanyalah mempererat tautan lengan mereka. Ia bersenandung kecil sepanjang perjalanan itu. Tanpa Seulhee tahu, Yoongi hilang arah. Pikirannya berkelana. Banyak hal yang ia ragukan.

***

Seulhee duduk diatas karpet berbulu yang baru sja mereka beli beberapa hari yang lalu. Karena Seulhee yang terus merengek meminta pada yoongi. Awalnya Yoongi menolak membeli itu. Tapi Seulhee selalu saja merengek dan mebuat telinga Yoongi panas. Lantainnya dingin Yoon.kita cari yang diskon. Mereka mendapatkan karpet diskon yang kotor karena sudah lama digudang berakhir Seulhee yang mngeluh pingganngya sakit akibat membersihkan karpet.

Sambil menhunyah cemilannya, ia membaca Koran. Ia berniat mencari lowongan pekerjaan. Ia menemukan lowowngan pekerjaan yang menarik perhatiannya.

"Yoon. Aku akan bekerja di Day Care. Ide bagus bukan?" Yoongi yang sibuk dengan ponselnya menoleh kesamping.

"Terakhir kali kau bekerja di Day Care kau dipecat karena lupa mematikan kompor ." Seulhee terlihat murung. "Itukan karena mereka semua menggemaskan Yoon. Aku kan jadi lupa." Yoongi menaruh ponselnya. Atensinya penuh untuk Seulhee.

"Lalu kau akan mengulangi hal yang sama nanti? Day care bukan tempat bermain, bodoh" Seulhee memberengut kesal. "Aku hanya ingin membantu meringankan bebanmu tau!" Seulhee memukul pelan lengan Yoongi. Suara dering ponsel Yoongi mengintrupsi kegiataan mereka. Yoongi mengangkatnya segera. "Aku segera menuju kesana" Seulhee mengangkat alisnya sebelah. "ada apa?" Seulhee merasa Yoongi melangkah terburu-buru mengambil jaketnya.

"Aku akan pulang malam. Tidur duluan saja." Setelah itu kecupan di dahi Seulhee sebagai penutup.

***

"Bagaimana? Barangnya ada? Aku butuh hari sabtu ini" Pria dengan setelan jas mahal itu duduk manis didepan Yoongi. Yoongi menautkan kedua jarinya. Ia menegakan tubuhnya.

"Apa jaminanya? Aku tak mau mati sia-sia" Yoongi mendongakan kepalanya ia menatap pria itu.

Pria itu terkekeh. "Jaminan? Kau aman berkerja sama denganku Tuan Min." Yoongi menyeringai.

"Dengar Tuan Park Chansoo. Jangan main-main denganku. Kau tak tahu berbahayanya aku. Kau tahu apa yang harus kau lakukan dan tidak. Kuperingatkan kau" Mendengar itu, Park Chansoo berdiri. Ia berjalan pelan sambil terkekeh kecil. "Tuan Min. Kau jelas tahu siapa aku kan? Datanglah besok ke cloud nine. Kau akan bertemu jaminanku disana. Kuharap kau menikmatinya Tuan." Ia membenarkan jasnya. Yoongi mengeratkan rahangnya.

"Park Chansoo. Jika jaminanmu tidak sesuai kerjasama kita otomatis batal" Yoongi bangkit dari duduknya menyisir rambutnya. "Aku sebenarnya sangat menghindari bekerja sama denganmu. Jadi jika saja kau membuat ulah dengan membuang waktuku, aku akan menghabisi jaminanmu." Setelah itu Yoongi berjalan menuju pintu keluar. Ia sempat memberhentikan langkahnya saat mendengar perkataan Chansoo.

"Terserahmu. Aku senang kok berkerja sama denganmu. Pastikan barang itu ada pada jaminanku besok." Yoongi menyeringai dan berniat melanjutkan kembali langkahnya.

"Baek Seulhee? Yang benar saja kau Yoon. Bagaimana kau menaklukan hati mantan kekasihku itu. Kurasa kau bukan sama sekali tipenya." Yoongi membalikan tubuhnya menghadap Chansoo. Ia terkekeh pelan.

"Kau sepertinya suka sekali menahanku ya." Yoongi mengusap hidungnya dengan ibu jarinya. "Dengar Chansoo. Seulhee bukan urusanmu. Jangan sangkut pautkan dia dalam bisnis ini. Kau tak tahu kan aku bisa menjadi iblis jika itu menyangkut Seulhee. Aku tidak main-main." Yoongi meninggalkan ruangan itu dengan debuman pintu yang keras. Melihat kepergian Yoongi ia menyeringai.

"Yoon. Dari dulu bukankah kita lawan yang sepadan?"

***

Tepat tengah malam Yoongi sampai dirumah susunnya. Ia sengaja membawa kunci cadangan karena ia takut Seulhee tidak dapat tidur dengan baik. Ia tahu kebiasaan Seulhee yang sering terkejut didalam tidurnya. Dan itu menggangu Yoongi. Ia harus merawat Seulhee dengan baik. Seulheenya harus tumbuh dengan baik. Alih-alih merebahkan tubuhnya disamping Seulhee, ia malah memilih duduk diruang tamu menyulut rokok. Banyak hal yang ia pikirkan. Dirinya,Seulhee, Mereka. Yoongi terus menerus menanyakan Apakah aku bisa? Pada dirinya sendiri. Pasalnya banyak keraguan yang tersimpan didalam hatinya. Ia hanya ingin detak jantungnya untuk gadisnya. Sehingga ia akan hidup dengan baik setelahnya.

Suara gerusuk dari sandal kelinci berbulu itu mengintrupsi lamunanaya.

"Kau sudah kembali?" Yoongi segera mematikan rokoknya. Seulhee melangkah meringsuk kedalam pelukan yoongi. Ia memeluk tubuh kurus itu. "kenapa masih disini? Kenapa tidak tidur? Kau baru sampai?" pertanyaan Seulhee diabrengi dengan kegiataan mendusel gadis itu. Yoongi hanya mengeratkan pelukannya dan berdeham. Ia mengelus puncak kepala gadisnya. Yoongi tahu usapan dikepala akan membuat Seulhee Jatuh dalam tidurnya. "Yoon aku mengantuk." Yoongi semakin mengusap lembut puncak kepala Seulhee. "Yoon, Kira-kira bunga apa yang cocok kutanam dirumah kita nanti?" disela kesadarannya Seulhee mengatakan itu. Selalu seperti ini. Jika Seulhee penasaran dan sulit untuk mengungkapkannya, ia akan mengatakan disela kesadarannya.

Namun, bukan itu poinnya. Rumah kita? Yoongi memejamkan matanya. Ia merasakan dadanya dicengkaram. Merasa napas Seulhee sudah teratur, ia memindahkan Seulhee Kekasur lantai yang ada dikamar. Ia mendekap erat raga gadisnya.

"Bunga matahari Hee-ya. Aku ingin kau selalu ceria dan tetaplah seperti itu gadisku" malam itu ditutup dengan kecupan manis di puncak kepala Seulhee. {}

So guys. supported me please. Support dari kalian sangat membantu sekali.

Aku bakal update seminggu dua kali. So Stay Tuned

-Jee

PARODYWhere stories live. Discover now