(2) Neighbourhood

5 1 0
                                    

Pagi hari mereka terusik karena suara gerusuk dari luar. Seulhee membebaskan tubuhnya dari Yoongi. Menguap sebentar lalu, mencar ikat rambut di nakas. Mengikat ekor kuda lalu berdiri meregangkan tubuhnya. Dilihatnya kekasihnya yang tidur dengan tenang tampak kedinginan karena selimut yang tersingkap. Seulhhe kembali membenarkan selimutnya.

Ia mengenakan sandal bulunya untuk mengecek ada apa diluar sana. Ia melihat beberapa perkakas di angkut. Sepertinya ada penghuni baru disamping kamarnya. Barang-barangnya memang bukan barang-barang mewah. Hanya saja jumlahnya cukup banyak. Tak heran mengapa ia memutuskan memilih rumah susun ini. Seulhee melihat sekilas penghuni baru itu. Namun, ia segera masuk ke dalam. Ia piker ia harus membuatkan sesuatu untuk tetangga barunya.

Ia mulai mengambil beberapa bahan makanan. Mengingat sebentar lagi pukul sebelas, ia ingin membuatkan makanan yang dapat dimakan sekalian untuk makan siang. Ia membuat sup ayam dan beberapa kue beras. Seulhee kelihataan sangat sibuk pagi itu. 

Walaupun tidak bisa dibilang pagi juga ia bangun hmpir pukul setengah sebelas. Ia dengan lihai mengambil alat masaknya memotong itu dan ini. Ia memasukan ini dan itu. Yoongi yang mendengar alat masak yang berisik akhirnya mulai bangun. 

Ia melihat dari pintu kamar Seulhee sedang sibuk sendiri hingga ia tidak menyadari bahwa ikatan rambutnya menegendur. 

Yooni gi hapal betul jika Seulhee sudah fokus terhadap satu hal, ia akan menaruh perhatian sedikit terhadap hal lainnya. Itulah yang membuat ketertarikan Seulhee. Yoongi mengambil langkah mendekati Seuhee. Membenarkan ikatannya. Seulhee sedikit terkejut. Lalu membalikan tubuhnya dengan sendok soup di tangannya.

"Yoon, coba ini apa yang kurang? Apakah sudah pas?" raut yang berbinar itu menimbulkan tanda Tanya untuk Yoongi. Ia mengambil sendok soup dari tangan Seulhee dan mencicipinya.

"kurasa sudah pas. Ada apa membuat makanan yang banyak?" Yoongi memperhatikan Seulhee yang mulai memindahkan sup ayam buatannya kedalam rantang mangkuk besar. Ia memisahkan setengah untuknya dan Yoongi sisanya ia tempatkan kerantang makanan.

"Hei, kalau aku tanya jawab dong." Yoongi mulai tak sabran. Kendati seperti itu, Seulhee menghadap kearah Yoongi dengan senyum yang hampir menghilangkan matanya. Ia terkikik sebentar lalu melanjutkan "Maaf sayang. Aku terlalu semanagat. Ini buat tetangga baru kita. Ia baru saja pindah ke unit sebelah. Sebagai sambutan selamat datang saja." 

Gadis itu kembali merapikan bingkisannya. Ia mengambil seutas tali pita lalu menempelkannya disebelah rantang makanannya. Yoongi hanya memperhatikan Seulhee sambil sesekali menyinggukan senyum kecil.

"Kurasa tetangga baru kita akan menyukaimu Hee-ya." Yoongi berujar pelan. Seulhee yang tersenyum sambil melepaskan apronnya membalas "Aku harap begitu. Aku melihat kereta bayi didepan unitnya. Kurasa mereka punya anak. Aku tak pasti ada berapa orang yang tinngal disamping. Tapi menyenangkan sekali jika memang ada bayi." Binar wajah Seulhee menerbitkan senyum di paras Yoongi.

"Hee-ya kemari" Yoongi menepuk pahanya mengisyaratkan Seulhee duduk disana. Perlahan Seulhee naik keatas pangkuan Yoongi.

 "Ada apa? Aku harus segera mengantarkan supnya. Nanti dingin" Yoongi menyelipkan rambut Seulhee ke telingannya. "Kau bertanya seperti itu seolah kau tidak mau. Tapi akhirnya kau duduk disini. Menggemaskan sekali." Yoongi menepuk pelan kepala Seulhee.

"Apa yang kau butuhkan? Hari ini aku dapat uang." Seulhee menaikan satu alisnya."Kau masih menjual barang haram itu ya?" 

Yoongi mengalihkan pandangannya dan menghela napas. 

"Itu salah satu pedapatan kita Seulhee. Aku janji akan mendaptkan pekerjaan yang lebih baik. Jangan marah." Yoongi menangkup pipi Seulhee. "aku ingin kau mengerti Hee-ya. Aku janji" Seulhee mendengus dan bangkit dari pangkuan Yoongi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 16, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PARODYWhere stories live. Discover now