cium, dua, kekasih?

2.6K 244 25
                                    

Sepulang dari sekolah, Hyuuga Hinata akan menunggu bus untuk mencapai ke rumahnya.

Halte bus di dekat sekolahnya sudah sepi. Karena pada dasarnya para siswa-siswi yang diperuntukkan untuk meramaikan halte bus ini sudah pulang sedari tadi. Dan memang beginilah keadaannya hampir tiga bulan ini. Hinata sudah terbiasa, jadi ia tak mengeluh lagi.

Sebagai siswi yang ditunjuk sebagai penjaga perpustakaan setiap pulang sekolah, tugas Hinata memanglah sangat banyak. Membereskan buku-buku yang ditaruh asal, mengecek buku tamu, membereskan kursi dan meja yang ada di sana. Dan yang paling penting, memastikan tak ada lagi siswa-siswi yang berbuat aneh-aneh dan mengunci pintu perpustakaan. Bahkan, kuncinya-pun kini menjadi tanggung jawabnya karena guru yang merupakan pustakawan aslinya sedang cuti melahirkan.

Duduk di bangku panjang yang disediakan, dan tiba-tiba sebuah suara menyapa indra pendengaran.

🧡💜🧡💜

Kuchibiru ni Be My Baby © faihyuu

Naruto © Kishimoto Masashi, Studio Pierrot.

Rated T

Genre : Slice of Life, Hidden Romance.

Special for NaruHina Fluffy Day 2020 #NHFD2020 #Athousandforeleventh

Warning(s) : AU, Miss Typo(s), OOC, etc.

@kimonoz
kkiittssuunnee

💜🧡💜🧡

"Kau baru mau pulang, Hinata?"

Suara husky itu dikeluarkan dari seorang pemuda yang diam-diam namanya tersemat di dalam hati si gadis.

"N-naruto-kun," Kegugupan menelan Hinata. Suaranya jadi terdengar bergetar. Dan wajahnya memanas, si gadis yakin bahwa kini pipinya terlihat memerah.

"Aku duduk di sini juga, ya." Senyum itu selalu membuat jantung Hinata berdegup tak normal.

"Uhm, s-silakan," Hinata sedikit bergeser untuk memberikan ruang yang lebih luas untuk si pemuda. Kemudian menahan napas ketika Naruto benar-benar duduk di sebelahnya.

"Omong-omong, aku baru ingat kau sekarang pustakawan, ttebayo. Pasti lelah, ya? Pulang sekolah bukannya bersantai malah disuruh membersihkan dan menjaga perpustakaan sekolah kita yang sebegitu besarnya. Sekolah kita memang sudah gila." Protes itu dilontarkan si pemuda, dan membuat diri Hinata makin gila karena ternyata ada yang menyadari bagaimana lelah seorang pustakawan dadakan.

"Uhm, t-tapi aku sudah terbiasa."

"Kau memang keren," Senyum itu terpatri. Dan Hinata menahan diri untuk tidak mati.

Hinata suka Naruto. Mungkin sudah ketahap cinta.

Senyuman Naruto itu berharga. Tawanya, dan cara bagaimana si pemuda menghadapi kehidupan yang sulit. Pemuda ini tak lagi memiliki siapa-siapa, tetapi senyum dan tawanya tetap setia terpatri. Hinata yakin ada kalanya pemuda di sebelahnya ini ingin menyerah. Namun lagi-lagi pasti ada semangat untuk melanjutkan hidup di sana. Tidak seperti dirinya yang kadang sering kali berpikir untuk mendekap maut karena merasa hidupnya begitu tak adil.

Tentu saja berbeda. Hinata menghela napas pelan akan perbedaan yang ada.

"Hinata," Lagi-lagi si pemuda bersuara, kali ini memanggil nama si gadis Hyuuga. Pemuda itu menoleh ke arah si gadis cantik bermanik amethyst pucat.

Kuchibiru ni Be My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang