"Kak ,kakak jangan tinggalin aku ," seorang anak kecil berlarian kesana -kemari ia ingin menemukan kakak nya. "Kak, kakak dimana" ia terus memanggil kakaknya berharap kakaknya mendengar dan menemuinya. Lorong demi lorong ia lalui dengan ditemani cahaya rembulan yang menyinari setiap langkahnya. Sampai ia mendengar suara rintihan tak jauh dari ia berdiri. 'Suara siapa itu?' batinnya lalu ia ikuti suara itu sampai di belokan lorong suara itu semakin jelas. "Aaaarrrrgggghhh" suara itu terdengar jelas di telinganya, 'dimana suara itu?' perlahan ia berjalan sampai ia tiba di pintu besar berwarna coklat usang. ia berhenti didepan pintu itu lalu menempelkan telinganya dipintu itu.
"Sudah kubilang anak kecil! kau adalah senjataku jadi jangan membantah perintahku!" gertaknya pada seorang anak kecil yang terus ia cambuk. Sementara anak itu terus diam menahan rasa sakitnya. Ia tahu bahwa ia telah melanggar perintah tuan atau lebih tepatnya penculiknya hanya karena ia tidak mau membunuh gadis kecil dari musuh besar tuannya. Tanpa sadar gadis kecil didepan pintu itu kini membuka pintu dengan pelan lalu ia melihat dengan mata merah dan tangan yang terkepal erat di samping tubuhnya saat tahu bahwa orang dewasa itu sedang mencambuki kakaknya.
"kakak" lirihnya, seketika tubuhnya kaku bulir bening turun dari matanya. sakit ,itu yang ia rasa melihat kakak tercinta dicambuk didepan matanya. "Na....ta.." bisik anak itu,ingin ia menghampiri gadis kecil itu memeluknya dan membawanya kabur dari tempat terkutuk ini. Namun apadaya tubuhnya sudah tak bisa digerakkan lagi karena rasa sakit akibat cambukkan kini menjalar ke seluruh tubuhnya. "Wah...ada kelinci kecil disini" orang yang memegang cambuk itu kini berjalan mendekat kearah gadis kecil diambang pintu. "Siapa kamu! Lepasin kakakku!" gertak gadis itu tanpa takut ia berlari melewati orang itu menuju kakaknya dan memeluknya dengan erat.
"Kakak..." lirihnya saat ia memeluk sang kakak. Ia sudah tak peduli lagi dengan sekitarnya bahkan kini pakaian putih itu berubah menjadi warna merah. " Ke..na..pa kamu ke...mari.." ia pun melepas pelukanya untuk bisa melihat sang kakak yang menahan sakit di tubuhnya. Nata kini tengah menangis melihat keadaan kakaknya.
"PROK..PROK...PROK" suara tepukan terdengar di seluruh penjuru ruangan itu.
" sudah selesai dramanya" suara seseorang yang kini mulai berjalan mendekati kedua kakak beradik itu. "Akhirnya kau masuk kandang buaya, hahahahahaha..." orang itu tertawa keras lalu menghentikan tawanya.Ia mengambil pisau lipat dari jaket yang ia gunakan mengarahkannya tepat keleher gadis kecil itu.
"Nikmatilah kelinci manis......."
TBC.........
MAAFIN YA.... PROLOGNYA KALAU JELEK. BOLEH KRITIK DAN SARANNYA. MAKLUM BARU PEMULA :)
cuma cerita abal- abal
Voment ya....................................................
KAMU SEDANG MEMBACA
NATA
Teen Fiction"Kakak jangan tinggalin nata, nata nggak mau sendiri disini." "Terus maunya gimana?" "Nata mau ikut kakak." "Yakin, terus yang disana gimana? davo gimana?" "Nggak tau pokoknya nata mau ikut kakak, biar bisa ilang hehehe."