Prologue

17 2 4
                                    

Namaku Hwa Ilrae, aku anak satu satunya dari Papaku yang bernama Hwa Yookmin dan Mamaku yang bernama Bae Youngrae.

Kalian pasti bisa menebak bahwa namaku berasal dari kedua orang tuaku. Dan pasti kalian berpikir kami adalah keluarga yang bahagia dan harmonis.

Perkiraan kalian tentang keluarga kami bahagia dan harmonis, itu tidaklah benar. Papa adalah orang yang penyayang, dia pekerja keras, dan tampan. Tapi ketika dia marah, semua sifat baiknya itu lenyap seakan dibakar api amarahnya.

Sedangkan Mama adalah orang yang tinggi ego nya, cerewet, dan angkuh. Aku tak bermaksud menjelekkan orang tuaku, tapi itu benar adanya.

Sampai suatu hari, Papa pulang dengan keadaan mabuk. Alasan Papa pulang malam karena dia masih mampir untuk minum alkohol. Papaku sebenarnya bukan tipe orang yang seperti itu, mungkin dia sedang ada masalah di kantornya.

Dan dugaanku benar, perusahaan tempat Papa bekerja bangkrut. Dan semua karyawan termasuk Papa, terpaksa berhenti.

Aku mengerti malam itu Papa sangat putus asa. Mengingat susahnya mencari pekerjaan kembali, dan dengan kondisi ekonomi keluarga yang tak begitu bagus, itu cukup membuat Papa tertekan.

Sehingga malam itu ketika Papa pulang dengan bau alkohol yang menyengat, Mama sangat marah. Terlebih ketika Mama tau bahwa Papa sudah tidak bekerja lagi.

Malam itu, malam yang tidak bisa aku lupakan dari ingatan ku. Dimana amarah Papa dan Mama saling beradu. Aku yang hanya mengintip dari pintu kamar mengerti betul situasi ini, meskipun saat itu aku masih berusia 6 tahun.

Papa dan Mama memutuskan untuk bercerai. Aku ingin tinggal bersama Papa, tapi sialnya hak asuh jatuh ke tangan Mama.

Sejak saat itu aku sangat jarang bertemu dengan Papa. Mama lah yang merawatku hingga saat ini, dia yang bekerja keras mencari nafkah untukku.

Dia menjadi Mama sekaligus Papa untukku. Meskipun Mama angkuh dan sangat egois, aku tahu dia selalu sayang padaku.

Kini aku sudah menginjak umur 23 tahun. Aku juga sudah akan lulus kuliah tahun ini, hanya tinggal 1 semester lagi. Mama pun juga sudah menjadi sekretaris CEO di perusahaan besar.

Mama dan Aku hidup dengan tenang, meski terkadang aku sangat rindu Papa. Aku tak tahu dia dimana, Mama juga tak pernah memberi tahuku.

Tapi yang paling penting dimana pun Papa berada, semoga dia sehat dan selalu bahagia.

Enam tahun bukanlah waktu yang lama untuk kita. Semoga kita segera bertemu di suatu hari. Ilrae sayang Papa.

"Ilrae! Ayo cepat makan malam dulu!"

"Iya ma, sebentar"

Ini adalah kisah gadis yang merindukan sosok ayah dalam hidupnya. Namun bagaimana pun juga dia tetap bahagia tinggal hanya dengan Mama nya.

Mereka berdua sudah membangun keluarga bahagia dengan Mama nya sebagai pemeran utama. Membangun keluarga yang sudah pecah kembali utuh, walau tidak ada peran seorang kepala keluarga disana.

Namun, kebahagiaan itu tak berangsur lama. Karena tak lama lagi Mama Ilrae mengatakan bahwa Ilrae akan mempunyai Papa baru.

Ilrae berpikir jika seperti ini saja sudah membuat nya bahagia, kenapa harus ada yang menggantikan posisi Papanya?.

Bagaimana pun juga tak akan ada yang bisa menggantikan posisi Papa Ilrae, selamanya.

--OOO--

120 day's with PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang