New coach

7 1 0
                                    

Aku rindu masa masa dimana kita baru mengenal dan sering bertengkar
-Davindra Harleyson


Acha kini sedang duduk bersama Mr.Rian di ruang BP. Tak ada guru lain disana. Hanya mereka berdua.

"Marsha, minggu depan kamu yang menjadi utus--"

"Utusan sekolah untuk mengikuti perlombaan menyanyi solo antar sekolah" ucap Acha memotong perkataan Mr.Rian, wali kelas nya. Ia fikir akan ada sesuatu hal yang penting. Namun...

"Kamu ti--"

"Tidak seharusnya memotong perkataan Mr?" tanya Acha sambil tersenyum angkuh

"Sudahlah, bicara sama kamu hanya buang buang energi" sinis Mr.Rian

"Yaudah ga usah ngomong lagi" ketus Acha. Jujur, ia sangat sangat kesal dengan guru nya yang satu ini. Bisa bisa nya Diva yang notaben cantik semok aduhai itu suka pada nya! Apa yang sahabatnya itu lihat dari Mr.Rian yang pendiam begini? Apaaaaa?!!!!!

"Marsha, sifat buruk kamu ini hanya berlaku pada saya bukan?" ucap Mr.Rian mencoba tenang

"Itu tau"

"Apa yang kamu tidak suka dari saya?"

"Banyak" ucap Acha tersenyum lebar. "Dahla, cilok ceu Nining udah manggil manggil jiwa lapar ku yang meronta ronta. Dadah wali kelas ku terjinntahh" lanjutnya yang hanya di balas wajah datar Mr.Rian "Siswi kebanggaan apa nyaaa?!"

Seketika ruang BP menjadi gelap gulita dan entah darimana petir langsung menyambar Mr Rian.g

Acha kini duduk di kantin Ceu Nining bersama kedua kunyuk tercinta nya. Ceu Nining datang membawakan tiga gelas lemon tea yang ia taruh di atas nampan kecil di atas meja.

"Ada ibu ibu gaess" bisik Diva pada Zara yang langsung menjauhkan tubuh dari nya.

"Jangan ibu ibu atuh neng Diva, cece aja" ucap Ceu Nining sambil tersenyum.

"Kan udah jadi ibu ibu! Lagian dipa nda bisa manggil cece" ketus Diva.

"Iya tapi cece lebih suka di panggil cece, biar kerasa awet muda gituu neng Diva"

"Udah tua juga!"

"Tapi neng div--"

"Bodo ah Ce" ucap Diva sambil menyalakan handphone nya. Itu dipa bisa manggil cece:)

Satu notifikasi chat terdengar dari handphone Diva membuat gadis itu memandang sinis ke arah Acha. "Ngapa dah?" Acha yang merasa aneh dengan tatapan itu memilih mengedarkan pandangannya.

"Tadi Acha ngapain bareng Mr.Rian?!" sinis Diva sambil menggebrak meja.

Zara yang risih dengan tatapan orang orang di kantin langsung menarik tangan Diva dan menyuruhnya duduk. Cobaan apa lagi ini tuhannn?

"Ga, tadi gu--"

"DUSTAAAAAH!" pekik Diva sambil menirukan gaya pemain film jadul.

"Apaan si lo dip, garing!" ucap Zara datar.

"Masa tadi Acha deket deketan sama Mr Rian Raaaa" ucap Diva kesal. "Kan hati Dipa telcakitih!"

Telcakitih:(

"Wah wah parah lo Cha. Mr Rian di embat juga ternyata"

"Dih, ogah bat gua! Bungkus sono ama lu bedua!" Acha dengan kesal berdiri lalu meninggalkan kedua makhluk menyebalkan itu di kantin.

Chaaaaaaa tungguuuuuinnnn!

*****

Zara dan Diva kini berada di ruang depan rumah Acha sedangkan gadis itu kembali ke mobil untuk mengambil tas nya. Zara menyipitkan mata seraya memandang Mr.Bams (papa Acha) tengah duduk bersama seorang pria berkacamata disana. Ia.... Seperti mengenal pria itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Doremi pak soulmate~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang