PERCAYALAH!

14 2 5
                                    

“Merdeka, merdeka, merdeka!” Teriak Pak Kepala Sekolah penuh semangat.

“Merdeka!” Teriak semua siswa, siswi sekolah mengiring teriakan Pak Kepala Sekolah.

Aku hanya terdiam lengang, tak kupedulikan sedari tadi sambutan, dan proses upacara 17 Agustus yang di adakan sekolah, ingin rasanya segera berlari dari panas matahari yang menyengat ini, kata merdeka yang diteriaki mereka, yang kini terpampang besar di jalanan, Serta tersebutkan dalam beberapa lagu dengan meriah sama sekali tak kupercaya. Sejak kecil hingga saat aku berumur 15 tahun pada tahun ini. entah, aku tak percaya kalimat ini, bagaimana  kata merdeka terumbar hanya dengan pengibaran bendera tanpa ada kebahagiaan sejati di hati setiap rakyatnya?. Benarkah Negara ini telah merdeka, lantas mengapa tak ada sedikit kecintaanku pada Negara ini.

Aku hanya siswa SMP, yang katanya generasi bangsa ini, namun apalah, tak ada setitik bayangku untuk turut memajukan bangsa ini, setelah kubesar nanti aku ingin  kuliah manajemen bisnis, agar kelak  bisa mengembangkan bisnis hingga keluar negeri. Lalu setelah sukses, aku akan memboyong semua anggota keluargaku ke luar negeri, ke negeri yang lebih layak di tempati,  lebih maju dan bisa mencintai rakyatnya. seperti brunei, turki, dan lainnya. Hal terpenting bagiku adalah aku bisa berpindah Negara bukan yang lain.

Upacara telah usai, perayaan kemerdekaan tentu tak pernah jauh dari aneka ragam lomba yang di adakan sekolah, kelurahan sampai kecamatan. Aku tak bersemangat mengikuti semua itu, terlalu malas untuk merayakan apa yang tak pernah ku miliki.

“gak ikut lomba agustusan kamu,dit?” Tanya ibu, saat melihatku duduk, berdiam di depan TV.

“Gak bu, males ajja, Adit pingin tidur.” Sahutku dengan malas.

Pernah suatu saat sebelum ayah pergi ke luar kota untuk bekerja, beliau menasihatiku penuh harap. Kata ayah “Belajar yang rajin dit, biar bisa berguna untuk bangsa dan agama”.

Lagi – lagi, untuk bangsa, aah apalah aku tak pernah ingin memajukan bangsa ini, bahkan membencinya, salahkah aku dengan pendapatku ini?.

Lihat saja, perkembangan kasus korupsi di negeri ini, penyakit akut, kataku. Kasus yang benar-benar menyengsarakan rakyatnya, rakyat yang tak pernah salah menjadi korban. Duh gusti. Baru 15 agustus kemarin ku baca Koran, pak Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo dalam konferensi pers Strategi Nasional Pencegahan Korupsi di Gedung KPK menyampaikan  “Ribuan kasus korupsi yang terjadi sepanjang 15 tahun terakhir berdasarkan data Indonesian Corruption Watch (2001-2016) merupakan potret buram tren korupsi di Indonesia”. Dalam Koran itu tertulis jelas, Dari ribuan kasus tersebut, modus praktik korupsi yang paling banyak terjadi adalah penggelapan (514 kasus), penyalahgunaan wewenang (514 kasus) dan markup (399 kasus). Lebih dari 1000 kasus itu, tentu tak mungkin hukuman yang koruptor dapati sesuai dengan kesalahannya. Sekali lagi karena mereka berduit, orang berduit tak pernah salah, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Sunggguh semakin geram.

***

“Adit, kamu terpilih mengikuti lomba PASKIBRA antar sekolah.”sahut Raka.

Tak kurang dari semenit aku duduk kelas, kabar itu terdengar jelas, mengapa harus aku, bukankah aku pernah bilang pada pak guru, bahwa aku tak ingin mengikuti lomba itu.

“Kamu tinggi dit, tegap juga perawakannya, jadi pantes  kamu kepilih.” Susul Andi yang ikut memberikan ucapan selamat padaku.

Bagaimana aku mengibarkan bendera yang tak pernah kucintai. Aku takut malah mengganggu lainnya, lalu merusak rencana kemenangan sekolah ini. Tidak, aku harus segera menegaskan pada pak guru untuk mengundurkan diri dari perlombaan itu, sebelum semuanya terlambat.

Tak banyak waktu, aku segera ke ruang guru untuk menemui pak Joko yang bertanggung jawab untuk mepersiapkan perlombaan ini. Dari balik jendela ruang guru, aku mengintip meja pak Joko.  Syukurlah pak Joko sedang bersantai, tanpa menunggu, aku segera menghadap beliau.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PERCAYALAH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang