Prolog

23 2 0
                                    

Rileks Jangan tegang😂
Let's go reading!!

Ding... Dong...

Suara jam kuno memulai kisah ini. Disuatu tempat nan jauh disana sebuah kisah berlangsung.

Kedua kelopak mata itu terbuka perlahan, menampilkan mata merah pekatnya. Dia mulai mendudukkan dirinya, perlahan ia amati sekitarnya. Gelap. Hanya sinar rembulan yang meneranginya.

Tap...tap...tap...

Suara langkah kaki jenjang sepertinya milik perempuan, perlahan wujudnya hampir terlihat seluruhnya kecuali wajahnya seakan sengaja ingin menutupi rupanya.

"Oh, night, kau sudah bangun, hebat sekali padahal baru kutinggal sekitar sepuluh menit, bagaimana keadaanmu sekarang maksudku perasaanmu?"

"Baik,"

"Ah, ku kira kau akan bersikap arrogant, aku senang kau tak seperti lainnya,"

"Then?"

Perempuan itu menyeringai, tangannya merentang dengan penuh bangga ia berucap.

"Malam ini, ditengah gelapnya hutan dengan hanya penerangan dari sang rembulan, saya mengucapkan selamat kembali, Thea Ghardner,"

Ujar perempuan itu, dan terlihatlah senyumnya, hanya senyumnya tidak dengan mukanya. Senyum yang mengerikan, giginya bak gerigi tajam yang siap mencincang daging.

"Perkenalkan Namaku Mrs. Q , cukup itu yang perlu kau tau tentangku,"perempuan yang memperkenalkan diri sebagai Mrs. Q itu sedikit membungkuk dan memperkenalkan diri ala putri bangsawan membuat gadis yang dikenal Thea memutar bola matanya.

"Then?"

Perempuan itu duduk disamping Thea dengan anggun,

"mungkin ini memang takdirmu dibangkitkan kembali dari tidurmu, menurutmu seperti apa itu takdir? Penuh teka teki bukan? Oh ya..."

Mrs. Q merogoh sakunya dan meraih tangan kanan Thea, memasang gelang hitam dengan ukiran rumit dan jangan lupakan terdapat jam di sana yang menunjukkan waktu. Aneh, jam itu tidak berjalan melainkan mati bahkan anak panahnya pun tak ada.

"Death Scythe senjatamu sekarang dalam wujud gelang agar kau tak perlu repot-repot membawanya,"kata Mrs. Q.

Mata merah pekat Thea menyala sebentar, ia menatap nyalang ke arah Mrs. Q.

"Apa tujuanmu?"

"Ohh, kau ingin tahu?"

Thea hanya diam menunggu,

"Ikutilah kelas Academy Of Killer, jika kau mendapat tiga peringkat teratas keinginanmu akan terwujud selama masih dalam hal wajar, setelah menyelesaikan semua tugasmu kau akan tahu siapa aku..."

The menghela napas, jawaban itu masih mencakup banyak pertanyaan.
Perempuan itu mundur perlahan dari hadapan Thea dan menghilang dari gelapnya malam. Perlahan cahaya terang mulai merayap membuat Thea menyipitkan mata sejenak, saat ia melebarkan matanya, alam sekelilingnya berubah menjadi pohon-pohon tinggi menjulang.

Thea berdiri dari tempat duduknya. Baru satu langkah ia berjalan, terdapat beberapa burung gagak beterbangan dengan bunyi khasnya yang menurut Thea indah.

Dua puluh meter dari tempatnya berdiri, terdapat bangunan yang berdiri kokoh walaupun dengan gaya khas kuno dan nampak tua.

"Kau lihat itu Nona, pergilah kesana dan kau akan hidup dengan lebih berwarna, ah aku lupa memberi tahu iblismu masih tetap hidup di gelangmu,"

Suara itu, entah dari mana membuat Thea memutar badannya. Karena sadar hanya membuang waktu, ia pun berjalan ke arah bangunan itu, tepat sepuluh meter dihadapannya Thea berhenti.

Academy Of Killer

Tulisan itu bertengger gagah di atas bangunan yang berstatus sekolah, tidak ada kata sambutan apa pun seperti penyambutan murid baru oada umunya. Oke, meski begitu Thea tidak mengharapkannya.

Thea melangkah masuk menuju sekolah itu. Saat satu langkah kedalam, pakaiannya yang hanya berupa jubah berubah menjadi seragam berwarna semerah darah beserta jubah hitam yang bertengger gagah di pundaknya.

Heh, seperti dunia sihir saja...Then?what?, batin Thea.

Puk!

Seseorang menepuk kedua bahunya, membuat Thea menoleh.

"Hai!"

"Hello!"

Thea berkedip beberapa kali. Kini, dihadapannya terdapat sepasang anak kembar laki-laki dan perempuan yang mengenakan seragam sama seperti dirinya, bedanya mereka tidak memakai jubah hitam.

"Namaku Rin Millesmine,"

"Namaku Ren Millesmine,"

Kedua kembar tersebut memperkenalkan diri dengan ceria di hadapan Thea.

"So, what's your name?"tanya si kembar itu dengan bersamaan dan jangan lupakan wajah berbinarnya.

"I'am... Thea Ghardner."

"Wow, that's true Ren!, Oya kami mendapat tugas untuk menjadi rekanmu di Academy ini, so, mohon kerjasamanya!"ujar gadis kembar bernama Rin sambil menjabat tangan Thea dengan senyum lebar sampai matanya menyipit seperti bulan sabit.

"Tugas? Dari siapa?"tanya Thea setelah Rin melepas jabatan tangannya.

Rin melirik setengah menoleh ke arah Ren begitu pula sebaliknya.

"Ahhh ya, kau tahu? Mrs. Q, kami sebenarnya juga tidak tahu siapa dia karena kami sama sepertimu, kupikir ini akan menyenangkan jadi kuterima saja..."ujar laki-laki kembar bernama Ren itu sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

" Sepertiku?"

"Ya, kami sepertimu, dibangkitkan kembali.."kali ini yang menjawab adalah Rin.

"Nah, mari kita masuk lebih dalam akan kami jelaskan segala yang tidak kau ketahui...Dewi Kematian,"ujar Ren sambil membungkuk ala pangeran begitu pula Rin, mempersilahkan Thea berjalan.

Tepat setelah itu jam di pergelangan tangan Thea berputar, dan Thea tahu melalui dua saudara kembar ini pertanyaannya akan terjawab. Yahh, kecuali tentang Mrs. Q.

Prologue end.

Next the chapter.

AOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang