Son of Blackwood
Chan x Baek
.
.
Battlefield, 1580
Malam itu, seluruh penduduk desa sedang diliputi murka. Ayahku dan beberapa orang yang lain sedang berkumpul di balai desa untuk mengadakan pertemuan mendadak, mendesak.
Gebrakan di meja, teriakan dan makian berkumpul disini. Kebanyakan menyerukan pembakaran hutan atau perang melawan penyihir yang sudah 100 tahun lebih membayangi desa kami.
Rene Orlena. Penyihir hitam yang menguasai Blackwood itu, kembali membuat kami resah.
"Kau lihat langit merah yang menaungi Blackwood sekarang? Kau lihat?!" teriak Jeremy sambil menunjuk ke luar jendela. "Penyihir hina itu sedang bersiap untuk membinasakan kita!"
Dia adalah salah satu pemuda desa kami yang terkenal aktif ikut berperang melawan penjajah atau perompak yang hendak menculik para gadis. Hampir seluruh pria di balai berseru pertanda setuju dengan dugaan Jeremy yang hanya beralaskan warna langit.
Sedikit terburu menyimpulkan, tapi wajar jika mereka takut. Langit kemerahan di malam hari tentu tidak bisa dinalar manusia.
"Belum pernah terjadi yang seperti ini. Guntur dan angin ribut juga masih berlangsung. Anak, istriku menangis di dalam rumah kami sambil meringkuk ketakutan. Sebaiknya kita melakukan sesuatu!" Ronan, salah satu dari banyaknya kepala keluarga yang mengkhawatirkan keluarganya buka suara. "Segera!"
Nord Faal, kepala desa sekaligus tetua kami pun menghela nafas.
Sudah dua bulan sejak Blackwood bergejolak dengan anehnya dan warga sudah mencapai batas kemampuannya untuk acuh. Hutan terlarang itu belakangan ini menunjukkan aktifitas yang tidak masuk diakal.
Seperti pepohonannya yang berjalan untuk sekedar berpindah titik di malam hari. Tanah lumpur mereka mengeluarkan gemuruh tiada henti. Hewan yang tinggal disana meraung pedih setiap fajar menyingsing.
Dan yang paling membuat kami ngeri, yakni tangisan si penyihir yang dimulai dari senja hingga fajar tanpa jeda.
"Rene sudah lama menyimpan dendam atas kematian suaminya dan sekarang, dia pasti akan balas dendam!" Gerald membumbui ketakutan warga agar lebih menjadi-jadi.
Diantara semua orang yang ada, dia adalah yang paling siap menyerang karena busurnya sudah ditangan sejak ia tiba disini.
"Sebelum perempuan terkutuk itu memusnahkan kita, kita bunuh dia dulu!" Jeremy lagi-lagi memamerkan sifat gegabahnya.
Aku hanya bisa diam dan tak melakukan apa-apa saat kematian suami Rene disebut lagi. Aku hanya bisa menonton Nord Faal mengangguk setuju atas usul agar malam ini, Rene dibunuh dengan upacara pemusnahan.
Nord Faal sendiri yang akan memimpin upacara itu dengan sumpah dan darahnya. Aku bisa melihat keraguan di mata pria tua itu selagi ia mengambil sebuah pisau perak dan air suci dari laci mimbar.
"Kami tidak punya pilihan lain, Rene."
Aku bisa mendengar suara hati Nord Faal yang dibumbui ketakutan. Pria itu tahu mau seribu, seratus ribu, bahkan sejuta orang pun yang ikut menghujamkan pedangnya demi membunuh sang penyihir, tetap mereka lah yang akan kalah. Kami yang akan kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Son Of Blackwood
FanfictionMeskipun dia adalah seorang manusia mutan, Chanyeol sadar dia tidak bisa melakukan misinya sendiri. Maka dari itu, dia terpaksa membangkitkan Baekhyun dari tidur panjangnya.