"Dia selalu mengikutiku, kemanapun aku pergi.
Tubuhnya yang tinggi, besar tangan dan jarinya yang panjang dan besar juga Wajahnya yang berlumuran darah ditambah dengan kedua lubang matanya yang kosong sering membuatku ingin berteriak saat tak sengaja melihatnya"
♦️♦️♦️♦️♦️♦️♦️♦️♦️♦️♦️♦️
[Ini kisahku | Rival Anugrah]
"Rival..."
Teriak lembut seorang ibu dari sebrang jalan sambil melambaikan tangannya."Mama..."
Sambut halus sang anak berumur 5 tahun itu sambil melambaikan tangannya juga.Rival berlari kecil menyebrangi jalan dituntun seorang security dari sekolahnya.
"Hallo anak mama yang ganteng.. gimana hari ini sekolahnya?"
Sambil berjongkok didepan rival yang baru saja sampai didepannya."Seru mah, tadi aku dapet 10 bintang karena bisa membuat pesawat kertas"
Jawab lugu dari rival sambil tersenyum manja.Rival membuka tasnya dan memperlihatkan pesawat kertas yang ia ceritakan pada ibunya tadi.
"Pesawat ini aku buat untuk mama sama papah biar mama dan papah bisa terbang ke langit"
Kata rival dengan diiringi tertawa kecilMamanya tersenyum lebar lalu memeluk rival dengan erat.
Tak lama sebuah mobil pun berhenti didepan mereka, saat pintu mobil dibuka seorang pria melambaikan tangan sambil tersenyum lebar.
"Papah..."
Teriak rival dengan semangat saat melihat pria yang ada didalam mobil tadi.Rival dan mamanya langsung masuk ke mobil itu.
Diperjalanan rival menceritakan pesawat yang ia buat disekolah tadi, dan hal itu membuat mama dan papanya tertawa dan merasa bangga dengan anaknya itu.
Saat mereka sedang asyik tertawa di dalam mobil tiba-tiba saja sebuah truk besar menabrak mobil mereka hingga terpental .
Mobil itu terguling jauh dari jalan dan berhenti di pinggiran semak-semak.
Mama rival sempat beberapa kali berteriak meminta tolong dengan kondisinya yang sangat mengerikan, papah rival terlihat tak sadarkan diri dikursi pengemudi, sementara rival yang ada di kursi belakang menangis menahan sakit dikepalanya yang terbentur. Beberapa orang menghampiri mereka dan langsung memanggil ambulans.
Mereka dilarikan kerumah sakit terdekat, rival, mama dan papahnya di tangani diruangan yang sama.
Mamah rival masih terlihat sadarkan diri dan berteriak memanggil rival yang sudah tampak tak sadarkan diri diranjang sebelahnya. Ia tak mampu menghampiri rival karena beberapa perawat mencegahnya untuk bangun dari tempat tidur.
Rival ditangani beberapa dokter dan juga perawat, terlihat kepalanya yang berdarah dan tangannya juga yang terdapat luka goresan yang serius akibat pecahan kaca mobil.
Sementara papah rival dinyatakan tak selamat dari kecelakaan tersebut.
Mama rival yang baru saja mendengar kabar itu sangat syok dan terus memberontak, ia berhasil berlari pelan menghampiri suaminya itu dan saat ada di samping suaminya yang sudah tak bernyawa ia terus menangis dan meminta agar suaminya kembali sadar.