The Regret, Maybe?

4.7K 455 51
                                    

Lisa's POV

Sudah 5 hari aku marah kepada Nini, dan sudah 3 hari juga sifat Nini berubah kepadaku. At first she still took care of me but lately I don't know dia seperti berubah sikapnya terhadapku she seems a bit cold. Did I give her too much pressure? Itulah yang ada dipikiranku beberapa hari ini.

Aku lihat dia sedang bersiap-siap entah kemana, sepertinya dia akan pergi keluar but i'm not sure where to

Aku lihat dia sedang bersiap-siap entah kemana, sepertinya dia akan pergi keluar but i'm not sure where to

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hmm Nini.." aku akan menanyakan dia mau kemana tapi aku takut untuk diabaikan, karena sudah beberapa hari ini dia mengabaikanku. It hurts and mungkin ini yang dia rasakan juga saat aku mengabaikannya

"Nini??" aku mencoba memanggilnya sekali lagi dan dia hanya menghembuskan napas pelan but still dia tidak menghiraukanku

"Are you going somewhere?" aku memberanikan diri untuk menanyakan ini

"Yes Lalisa" akhirnya dia menjawab walaupun terdengar dari suaranya kalau dia geram

Dia langsung pergi keluar kamar dan aku pun mengikutinya sambil menanyakan dia akan kemana dan pergi sama siapa tapi dia tidak menghiraukan nya sama sekali. I'm about to cry because it hurts so much, i can't take it any longer

Aku mengikutinya sampai dia akan memasuki mobil "Nini pulang nya jam berapa?" tanyaku lagi pelan dan berharap dia menjawabnya, aku hanya menunduk tidak berani menatapnya

Aku mendengar dia menghembuskan napas kasar dan "What's with all the questions, Lisa?" ujar nya kesal

"Nothing... aku hanya bertanya Nini" jawabku menahan isakan nangisku ini dan aku masih menunduk tidak berani untuk menatapnya

"Kau hanya membuatku sakit kepala Lalisa" ucapnya sebelum memasuki mobil dan menutup pintunya kasar di hadapanku sehingga membuatku tersentak kaget

"I'm sorry" menangisku melihat sekarang mobil nya yang sudah keluar dari halaman rumah.

~~~

Lisa terbangun dari tidurnya karena rasa lapar dari perutnya yang sudah meminta diisi karena sedari Jennie pergi tadi dia langsung ke kamar mengunci diri untuk menangis sepuasnya. Dia melihat jam disamping nya dan menunjukkan sudah jam 19.20 dan Jennie masih belum pulang dan dia tidak mengabari Lisa sama sekali

Dia pun menuju kamar mandi untuk bersih-bersih dan saat dia mengaca melihat matanya yang sudah sangat jelas bengkak karena terlalu lama menangis

"Non Lisa? Apa sudah bangun non?
nona melawatkan makan siang nya tadi dan ini sudah malam dan nona belum makan juga, apa nona Lisa baik-baik saja?" Ucap pelayan yang mengetuk-ngetuk pintu kamarnya

"I'm okay, dan tolong siapkan makananku sekarang. Aku akan keluar sebentar lagi" jawab Lisa

"Baik Non" ucap pelayan itu

"Selamat makan nona" kata pelayan-pelayan dirumah itu saat menghidangkan makanannya

"Apa nona yakin tidak apa-apa? Nona terlihat sangat pucat" kata salah satu pelayan yang sedang memperhatikan Lisa dan Lisa enggan untuk menjawabnya karena benar dia tidak baik-baik saja, kepala nya sangat sakit

"Apa kau tau Nini pergi kemana?" tanya Lisa ke pelayan itu

"Saya kurang tau, tapi tadi nona Jennie menelpon menanyakan apa non Lisa sudah makan atau belum. Saya minta tolong non, tolong jangan katakan kalau nona melewatkan makan siang nya tadi🥺"

"Iya non tolong kami" jawab pelayan yang lain nya
"Iya nona tolong, kami semua masih mau bekerja disini dan ingin hidup" jawab pelayan yang lainnya lagi dan diangguki oleh semuanya

Lisa langsung ketawa mendengar permintaan pelayan-pelayan dirumah ini hihi. Mereka sangat takut dengan Jennie kalau dia sudah marah apa lagi berhubungan dengan Lisa nya itu

"Kalian ini... tenang saja aku tidak akan mengatakannya" ucap Lisa sambil terkekeh, setidaknya mood nya sedikit membaik berkat mereka.

Jennie's POV

It's pretty late saat aku pulang, aku sengaja pulang larut malam karena Lisa pasti sudah tertidur, aku tidak bisa melihat wajahnya sekarang tanpa perasaan bersalahku ini.. dammit aku sangat salah mendengarkan kata-kata Rosé

Awalnya aku tidak akan melakukan ini tapi entah kenapa aku mulai memikirkannya, dan aku pikir tidak ada salah nya untuk mencoba... dan lihatlah hasil kebohodanku, I made my precious baby sad, I saw her tears when I was leaving home this morning

Saat memasuki kamar aku melihat dia ternyata belum tidur dan masih mengerjakan sesuatu di laptopnya, dan saat dia melihatku dia terlihat kaget atau lebih seperti takut? Oh God look what I've done

"Hi.." ucapku, dia terlihat gugup dan langsung mematikan dan menyimpan laptopnya

"Lisa?" aku memanggilnya dan aku melihat dia sudah meneteskan air matanya.. God why is she crying?!

"Iya unnie aku minta maaf belum tidur jam segini, I'm about to sleep now so" ucapnya ketakutan. Did I make her scared? Did I really make my baby scared of me?!! Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri kalau seperti ini

"Baby.." lirihku menghampirinya

Aku langsung memeluknya dengan erat dan mengatakan berulang kali kalau aku minta maaf

"Please baby I'm so sorry"

"Maafin Nini yah sayang?" ucapku sambil mencakup mukanya dan menghapus air matanya

"Nini tidak bermaksud seperti itu, maafin aku yah sayang" dia sudah mulai tenang tapi masih terisak di sela-sela nya, aku memeluknya terus dan menidurkan nya di kasur.

Selang beberapa lama ku lihat dia sudah tertidur, aku pandangi wajah nya melihat mata nya yang bengkak membuatku makin merasa bersalah.  Aku menciumi seluruh wajah nya lama, setelah puas aku hendak bersih-bersih dulu dan baru akan ikut tidur.



See you in the next chapter
Please kindly vote and comment 🖤

See you in the next chapterPlease kindly vote and comment 🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sugar Friend • JenLisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang