00

9 4 1
                                    

Terkadang cinta memang tidak bisa dipaksakan, begitulah kebenarannya.

"Gue udah tau resikonya." Ucap gadis remaja yang baru memulai kisah percintaannya.

🦄

Namanya Anna Putri Yasmin. Gadis kelahiran 21 Maret tersebut merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Saat ini Anna sedang melaksanakan UN dan sebentar lagi ia akan menjadi anak yang berseragam putih abu-abu.

"Kakak hari ini ujian terakhir, ya?" Tanya Rendra, ayah Anna.

Anna yang sedang menguyah memotong daging pun menjawab "Iya nih yah, doain kakak ya semoga lancar."

Semua serentak menjawab, "Aamiin."

"Ayah, Thia nanti disekolah ada kuis lho dari Bu Guru," Ucap Thia, adik Anna yang super duper pintar itu.

"Kemarin Thia bisa menjawab kuisnya dengan cepat, jadinya Thia bisa pulang duluan deh," Sambungnya. Tuhkan Thia itu meskipun masih TK tapi otaknya jenius abis. Calon generasi bangsa nih!

Bunda Anna memuji Thia sambil menyuapinya sarapan, "Anak bunda memang paling the best."

"Oh iya bunda, kakak berangkat sekolah dulu deh sama abang," Pamit Anna.

Anna menarik lengan abangnya yang sudah siap sedari tadi, "Ayo Bang, kita berangkat," Ucap Anna seraya memasukkan bekal makan siangnya ke dalam tas.

"Yah, Bun kita berangkat dulu ya," Pamit Savero, abang kesayangan Anna. "Assalamualaikum," Ucap Anna dan Vero barengan.

"Waalaikumsalam, hati-hati nak."

Sesaat kemudian Anna dan Vero sudah berada di dalam mobil. Keduanya harus menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit untuk sampai di sekolah Anna.

"Oh iya Bang, setelah lulus nanti, Anna ambil sekolah dimana ya?" Tanyanya.

"Sekolah abang lah."

Anna mengerutkan kedua alisnya, "Emang kenapa harus banget di sekolah abang?"

"Gini ya dek, di sekolah abang tuh lengkap. Intinya di sekolah abang tuh enak banget"

"Oke bisa dipertimbangkan," Putusnya setelah itu.

SMP Angkasa 5 pun menjadi sekolahnya atas dasar anjuran ayahnya, Anna tak mau ambil pusing dengan itu. Toh, sekarang dia fine-fine aja dan semuanya berjalan dengan lancar. Tetapi, setelah ini ia akan menentukan sekolah atas dasar keinginannya sendiri, bukan suruhan.

"Bang, turun di samping gerbang aja deh, nanti gak usah dijemput ya."

Tanpa balasan dari Vero, ia segera keluar dari mobil dan melambaikan tangan kepada abangnya yang ganteng itu. Sedikit sih.

🦄

Setelah turun dari mobil bang Vero, gue lanjut jalan menuju gerbang sekolah. butuh 10 menit untuk sampai ke kelas, karena kelas berada dilantai 3.

"Pagi Bapak!" Sapa gue ke Pak Adi, satpam tertua sekolah.

Gue lihat Pak Adi menoleh kekanan-kiri untuk mencari siapa yang memanggilnya, "Eh pagi juga, neng," jawabnya setelah menemukan aku di depan gerbang.

Tiba-tiba bel tanda masuk sudah berbunyi saat gue hendak naik lift. Akhirnya gue memutuskan untuk naik tangga darurat. Kalau terlambat ujian bakal gawat nih!

"Ayo Anna semangat," Ucap gue nyemangatin diri sendiri saat hendak naik tangga.

Saat lari ditangga, tiba-tiba ada yang ikut lari bareng gue, saat gue nengok ke belakang ternyata ada si Aldi, "Loh na, ternyata kamu juga terlambat," Ucapnya sambil mendahului gue. "Iya nih."

MataharikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang