Pagi yang cerah 27 juli 20xx, sinar matahari menyinari kota kypta, kota yang riuh dan besar di negara X, kota inilah yang akan menjadi saksi kesedihan, keberanian, keputusasaan, persahabatan, pengkhianatan dan permintaan maaf dimulai.
Jam 07.00 (jam berdering) kringgg....kringggg....kringggg.....
"Zi, Rhazi Bagun sudah jam 7 ayo sarapan" (panggil ibu Rhazi sambil mengetuk pintu)
Mataku terbuka ketika mendengar suara dari ketika ibu di pintu dan langsung ku matikan jam waker ku dan ku berjalan dengan masih setengah sadar ke kamar mandi untuk membasuh wajah yang kusut karena baru bangun.
"Ah kusam bat muka gw" sambil megang wajah
Setelah selesai dengan urusan di toilet aku segera turun ke bawah, sarapan, dan siap siap berangkat ke kampus.
"Zi, hari ini Mau dianter nggak?" Tanya papa
" Tumben papa mau ngenterin aku"
Sambil mencari kunci motor."Ya lagi pengin aja, mumpung ayah hari ini libur dan nggak ke kantor, nanti ayah jemput juga sekalian ayah mau ke kampus kamu mau ketemu salah satu teman papa" sambil memegang kunci mobil
"Hmmm... Oke deh pa, tapi nanti jangan dijemput ya aku mau ke pak Ulee dulu, ayo berangkat keburu telat nih" sambil berjalan cepat ke pintu depan
"ok, oh ya kirim salam nanti ya ke pak ulee" sahut papa
"Sip pah, ok ayo berangkat" dari luar
aku dan papa pun berangkat menuju kampus, disepanjang perjalanan kami bercerita banyak tentang apa saja, hatiku sangat senang sekali bisa seperti ini, namun ternyata itu adalah yang terakhir.
(KULIAH PUN TELAH USAI)
selesai kuliah aku bersama teman teman ku pun nongkrong bersama, di warung kopi pak izar ini lah kita biasa nongkrong, walaupun kami ini orang berada namun kami lebih senang nongkrong disini daripada kafe yang satu gelas seharga 7-8 gelas kopi di warung ini, disinilah kami bercerita, berkeluh kesah, bercanda, dan bercerita satu sama lain, dengan pak izar juga tentunya.
"pak, kopi tiga, jeruk dua ya" sambil mengambil tempat duduk
"siap boss" sahut pak izar
kami pun mengobrol dengan riang gembira sambil menunggu pak izar siapkan kopi,
"ini zi kopinya" dengan logat yang kental khas negeri serambi mekah sambil menyodorkan kopi
"terima kasih pak" sambil menerima kopi dari tangan pak izar
"na ngobrol apa tadi, bapak lihat seru sekali" dengan wajah penasaran.
"biasa lah pak anak muda" sahutku
"ohh anak muda, yaudah bapak ke dapur dulu jang" sahut pak izar sambil pergi
oh ya pak izar itu juga teman ayahku, kan ayahku aktivis jadi banyak kali kenalannya, kami kesini selalu berlima, aku, markus, fani, made, dan hanis, kami berteman dari kelas 1 smp dan sampai sekarang, walaupun kami beda fakultas tapi kami entah kenapa terus bersama, seperti ada hubungan batin diantara kami dan juga entah harus senang karena beruntung atau sedih karena merasa sial mempunyai teman seperti mereka hahahaha. tapi intinya aku sayang kepada mereka sebagai seorang teman yang baik.
Nahh, awal mula cerita yang panjang itu mulai dari sini.
"ehh nis, lu tadi ujian matkul apaan ?" tanya ku sambil menyeruput kopi panas
"ohh tadi, hukum tata negara gw, kampret dosennya. masa disuruh sebutin pasal pasal sama isinya, setan bat dah" sambil berwajah gusar
"kalo lu zi?" tanya hanis
"hmmmm.... tadi sistem administrasi negara, susah si tapi ya syukur bisa" jawab ku
saat sedang mengobrol, tiba-tiba telpon ku berdering (krrriiirnggggg kringgggg kringgg)
"eh bentar ya gw angkat telpon dlu" sambil memegang handphone
"ok zi" sahut mereka
aku pun pergi keluar dan langsung mengangkat telpon
"halo, siapa ya ?" tanya ku
"ini papa zi" jawab papa dengan suara lirih seperti sedang menagis
"oh ya kenapa pah ?, tapi kok suara papah lirih begitu ? dan kok nelponnya gak pake nomer papah aja ?" tanya ku menyerbu
"papa nggak kenapa-kenapa kok zi, papa cuma mau sampain sesuatu sama kamu, kamu jaga mama sama adek ya, kamu kan anak lelaki papa satu satunya dan sudah besar" dengan suara yang sangat lirih
"ok pah pasti, tapi kenapa papa ngomong begitu? papa mau kemana?" tanya ku heran
"nggak kok papa gak akan kemana mana kok, papa akan tetap disamping kamu selamannya, pasti zi, pasti" balas papaku dengan suara seperti sedang menagis
"pah papa kenapa? kok nangis pah ?"
"papah gak apa apa zi, kamu ingat kata kata ini ya, burung elang akan selalu kembali ke gunung karena disana lah anak anak nya, harta nya dan surganya, dan 3,1,13,1,18 adalah nomer neraka jangan sampai kamu berurusan dengan itu, itu aja yang mau papa sampaikan. dan papa sayang kamu Rhazi Haryaputra" sahut papa ku dengan suara tangis yang sepertinya tidak dapat terbendung.
"iya pah" sahut ku dengan heran dan hampir menangis
DDDDOOOOORRRRRRRR!!!!!!!, suara tembakan pun bergaung di handphone ku bersamaan dengan hilangnya suara orang yang kucintai dan sontak membuat ku kaget dan khawatir disaat yang bersamaan.
"pah....pah....pahh.....papa kenapa pah, halo, kok ada suara tembakan pah, halo pah...pah...pah" teriakku di telon yang sudah tertutup
tubuh ku pun langsung lemas dan firasat buruk pun langsung terlintas di benakku, pak izar dan teman teman ku pun langsung menghampiri ku yang hampir terjatuh.
BERSAMBUNG........
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasaran Abadi
AdventureIni cerita tentang Rhazi seorang mahasiswa yang berusaha mencari pembunuh ayahnya dibantu teman teman dan orang orang di sekitarnya. Ingin tahu ? Baca aja :) 20,5,18,9,14,1 11,1,19,9,8 !