tentang bagaimana aku bertemu denganmu

19 3 0
                                    

Hari Rabu kala itu
Kala sinarnya yang sangat menyengat kalbu
Aku bertemu denganmu, pujaanku
Hatiku yang saat itu kelabu
Jadi bahagia saat melihatmu merayu

Satu kata yang pantas disandingkan namamu
Lucu
Tak sadar, aku jadi ikut menyunggingkan senyumku
Aku berdiri sambil terus menatapmu
Dari segi manapun sebenarnya
kamu bukan type ku
Sepertinya aku juga bukan type mu

Kamu urakan,
Seperti remaja labil kekanak-kanakan
Surai gelapmu yang sehitam malam
Membuatku jatuh tenggelam
Pesonamu sungguh tak terelakkan

Aneh,
Mengapa aku terus selalu mengagumi parasmu
Yang bahkan kita tak pernah saling bertemu
Sepertinya sejak Rabu itu
Aku sudah jatuh, padamu.

_

"Alay."

Alisku beradu, sambil merengerucutkan bibir sok lucu, mendengar suara dari balik punggungku. Apa-apaansih, dasar pengganggu!

"Gue lagi mendalami penjiwaan, lo jangan ganggu," kataku, mengusirnya pelan.

Tapi sepertinya, Hwang Hyunjin ini tak bisa diberitahu pelan-pelan. Pada akhirnya, surainya yang sekelam malam, bertumpu dibahu kananku. Berat, harusnya aku yang bersandar dibahumu yang berurat.

"Berat Je, aelah,"

Aku mendorong bahu kokohnya, dengan sekuat tenaga yang bisa kukerahkan. Tapi tetap saja, kekuatannya tentu berada di atasku!

"Gini aja. Gue capek,"

Nafasku tercekat. Lantunan suaramu yang sudah melekat. Makin membuaku semakin terpikat. Sampai sekarang, saat kita sudah terikat.

Karena aku ini termasuk golongan wanita lemah bucin yang sangat amat tidak kuat dengan suaramu yang berat. Jadi, kubiarkan saja kepalamu bersandar dibahu kananku.

"Lagi nulis apa sih?" Tanyanya. Aku melirik nya sedikit dari ujung mata. Sambil mengulum senyum, "cerita kita,"

Hyunjin mengangguk, aku bisa melihat seringai nya yang menyebalkan itu. "Alay banget sih," katanya meledek.

"Ya biarin dong suka-suka gue, wle" kataku, terserah padamu lah, aku tidak perduli.

"Kenapa mesti di ceritain?"

Gerakan tanganku berhenti. Memberikan seluruh atensiku kepada pria yang saat ini menatapku tanpa ragu, membuatku sedikit tergugu. "Kenapa orang lain mesti tau cerita kita?"

"Ya gapapa. Kan, bisa buat pamer."

Aku mengaduh saat jarimu menyentuh dahiku tanpa ragu, sakit sekali, tau. "Isi otak lo tuh cuma buat pamer ya?"

"Iya."

"Bego."

Bahu kananku terasa sedikit longgar, mungkin karena sudah tak ada lagi beban. Hwang Hyunjin menyandarkan tubuhnya ke sofa disamping diriku. Tatapan nya lurus kearah depan, sambil tangan nya mengotak-atik remote tv.

"Ada beberapa hal yang gak semua orang harus tau. Gue gak bisa nyebutin satu-satu, karena gue gak mau membuat lo lama menunggu. Tapi satu hal yang harus lo tau. Gue suka sama lo, walau gak bisa gue sebutkan selalu."

"Untuk hal ini mungkin lo sedikit ragu. Tapi gue gak bakal bisa kayak cowok-cowok yang lo mau itu. Karena gue ya gue, bukan orang lain."

"Kisah kita biar kita aja yang tau. Orang yang berlalu gak usah diberi tau. Karena kamu cuma untukku,"

Kamu berdiri, mematikan remote tv lalu mengusap suraiku acak, aku ingin mencak-mencak. Bisa-bisa nya membuat kewarasanku terancam. Aku akan menodongmu macam-macam nanti malam. Sekarang aku hanya butuh waktu sendirian

"Gue keluar dulu bentar,

"Mau kemana?"

"Nyebat."



Ah, aku tak sebegitu penting ya dari candumu itu.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝙖𝙪𝙗𝙖𝙙𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang