Mimpi dan Halte Bus (Intro)

28 1 2
                                    

"Wish you were here."

Lagi-lagi aku mendengar bisikan itu dari alam mimpi ku. Aku sudah muak karena terus mendengarnya, jadi aku paksakan diri untuk membuka mata.

Sesuatu yang aku rasakan saat pertama kali membuka mata adalah, pegal. Tubuh ku pegal sekali, sepertinya aku ketiduran di meja belajar.

Lagi-lagi mimpi itu menyerang. Padahal aku tidak pernah melakukan hal yang aneh-aneh atau hal yang membuat ku trauma sampai memimpikan hal yang sama berulang-ulang. Tetapi, kata nenek, mimpi yang terus berulang adalah perwujudan dari sebuah kisah nyata.

Kisah nyata apanya? Lagian di dalam mimpi itu, aku hanya duduk menatap hujan dan mendengarkan bisikan itu berkali-kali. Sampai muak rasanya telinga ku mendengar hal yang sama.

"Semua mimpi akan terwujud."

Lagi-lagi omongan nenek terngiang-ngiang di otak ku. Apanya yang terwujud, Nek? Jadi mimpi buruk juga ikut terwujud?

Lupakan soal perkataan Nenek. Sekarang ini aku sedang berada di sebuah kota yang tidak cukup ramai, aku anak kelas dua SMA, aku sangat suka baca buku di Halte bus dan aku tinggal bersama ibuku di apartemen super sederhana.

Kisah ku dimulai sejak bertemu dengan seorang lelaki muda berwajah pucat dan berbulu mata coklat terang yang sering aku jumpai saat menunggu bus di halte. Aku tidak mengerti mengapa wajahnya bisa sepucat itu, aku jadi takut jika dia jatuh pingsan. tetapi kenyataan-nya ia tidak pernah jatuh pingsan atau semacamnya.

Padahal aku selalu siap sedia untuk membantu.

Rambutnta berwarna hitam, tidak terlalu legam, dan matanya berwarna coklat terang. Dia selalu mengenakan jaket, sehingga aku tidak tahu dimana ia bersekolah, intinya dia selalu naik bus di jam yang sama seperti ku.

Tetapi suatu hari kami berbicara. Aku sungguh sangat terkejut mendengar suaranya.

Karena...

Suara itu lah yang selalu aku dengar di dalam mimpiku.
.
.
.
.
.
.



.
.
.

Intro End

Arumi Dian Anjelika *End*

Liam Savier Alastair *Soon*




~~

Note : Halo semua, ini bukan cerita pertama yang aku publish sih, hehe. Tapi semoga awet yo, ngelanjutin ceritanya:')

Pale FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang