Prolog

5 1 1
                                    

"FARA.......!!!" teriakan seseorang membangun kan gadis mungil yang masih bergelut dibawah selimut kesayangan nya itu.

"Aduh ma kuping ara sakit tau dengar suara yang menggeliat di kuping ara." ujar gadis yang di panggil fara tersebut.

"Kamu gak mau sekolah lagi? biar mama tau langsung nikah kan kamu sama kang dadang." ucap sang mama yang dari tadi membangunkan anak bungsu nya itu.

Seketika mata yang tadi nya tertutup itu kini melotot ke arah wanita paruh baya yang di hadapan nya. "Mama apa-apa an sih." gerutu Ara.

"Ya sudah cepat maka nya bangun anak gadis jam segini kok masih tidur." ucap sang mama yang melihat Ara masih dalam mencari nyawa nya yang belum sadar total.

Adriana Faranisa seorang gadis cantik mungil dan bawel. Nama yang mempunyai arti anak perempuan yang selalu riang gembira dan memiliki sifat pemberani.
Bisa dilihat dari arti nama nya sendiri, Ara ialah seorang gadis ceria.

"Iya iya ma ara tau, lagian ini itu masih pagi ma masih jam enam kurang gak bakalan telat aku nya." ucap Ara sambil beranjak menuju kamar mandi.

"Terserah kamu aja deh mama mau turun ke bawah abang kamu sudah nunggu dari tadi."jawab sang mama dan kemudian turun kebawah dimana semua sudah berada yang sedang menikmati sarapan pagi mereka.

Tidak sampai 20 menit ara langsung menuruni anak tangga satu persatu dan setelah sampai di meja makan dia langsung duduk di sebelah seseorang yang memakai seragam yang sama pada dirinya.

"Selamat pagi semua!!..." teriak ara saat telah pada tempat duduk nya.

"Pagi anak gadis papa yang manis." ujar sang papa sambil tersenyum melihat anak bungsu nya tersenyum ke arah dirinya.

"Heh bocil, suara uda kayak toa masjid gak sakit tuh pita suara lo." omel seseorang yang berada di samping ara.

"Iiish abang tuh ya gak bisa liat adek nya senang dikit apa." gerutu ara saat mendengar omelan dari sang abang.

Ya ara memang mempunyai seorang kakak laki laki dia bernama Alderian Faronando. Umur mereka hanya terpaut satu tahun. Dan sekarang faro, nama panggilan nya. Yang sekarang duduk dibangku kelas XII. Satu sekolah dengan ara.

Lina yang datang dari arah dapur sempat mengerutkan alis nya bertanda binggung apa yang sedang di senang kan oleh sang anak gadis nya itu.

lalu ia pun bertanya, "Emang kamu lagi senang kenapa sayang?"

"Ara itu senang karena ini kan hari pertama ara masuk sekolah sebagai murid baru ma pa." ucap nya semangat.

"Iyain aja deh, uda cepat selesaikan sarapan lo kalau gak mau telat." ujar faro yang melihat adek nya semangat 45 seperti itu untuk masuk di hari pertama nya.

"Idih abang apaan sih ngomel mulu perasaan kayak cewek lagi PMS aja." gumam Ara tapi masih bisa di dengar oleh faro.

Faro melirik Ara sebentar dan melihat adek nya itu sudah menyelesaikan sarapan dia pun beranjak dari tempat duduknya. "Pa, ma aku berangkat ya." ucap faro.

"Kamu hati hati bawa kereta nya bang jangan ngebut." ucap sang mama saat tau anak laki laki nya ini sangat suka beradu kecepatan saat mengendarai motor.

Faro pun menganggukkan kepala nya bertanda mengiyakan ucapan sang mama. "tapi gak janji ma." lirih faro.

"Ara cepetan entar gue tinggal lo." ancam Faro saat melihat adek nya masih saja bermanja an pada kedua orang tua nya.

Ara pun menghampiri abang nya itu dengan muka di tekuk. "Gak usa bawel kayak emak emak komplek lo." Dan Ara pun segara menaiki motor besar berwarna biru milik Faro.

Selama perjalanan hanya hening yang melanda mereka. Padahal tidak biasa nya Ara yang dia tau adek nya itu tidak perna berhenti berbicara sedikit heran dengan tingkah nya saat ini. Dan saat Faro melirik ke arah kaca spion motor nya dia bisa melihat adek nya itu sedang menikmati semilir angin pagi. Faro pun ikut tersenyum saat melihat Ara tersenyum sambil melihat jajaran bangunan bangunan tinggi dan beberapa pepohonan yang sedang mereka lewati.

15 menit menghabiskan waktu untuk menuju sekolah dan akhir nya mereka telah sampai dan sekarang mereka sudah berada di parkiran motor.

Saat mereka berdua melewati gerbang sekolah dan sampai di parkiran mereka menjadi sorotan perhatian seluruh murid disini. Bagaimana tidak seorang Faro yang banyak di gemari oleh seluruh murid perempuan dan di kenal sebagai cowok yang humoris dan Hubble sekarang memboncengi seorang gadis mungil yang meraka sedang mengira-ngira siapa kah gadis yang bersama Faro sekarang?

Ara yang sedikit risih dengan tatapan dari murid murid yang berada disana menanyakan pada sang abang mengapa meraka seolah menjadi artis dalam sekejam.

Faro pun menjawab dengan santai "Mereka memang lagi ngeliat artis. dan artis yang disini itu gue asal lo tau." ucap nya dengan penuh percaya diri nya.

Ya begini lah sifat Faro dia itu seorang cowok yang humoris dan kocak tapi entah mengapa kalau dia berhadapan dengan Ara dia lebih menjadi seseorang yang tegas. tetapi Ara tak mempermasalahkan itu karna dia tau abang nya tidak mau dianggap remeh olehnya.

Satu kata yang bisa mendeskripsikan suasana di area parkiran saat ini. Ara tidak suka terhadap tatapan yang mereka berikan kepadanya hanya karena dia berboncengan dengan Faro. Emang apa yang salah dari itu? Faro abangnya apa tidak boleh dia berboncengan kepada abang nya sendiri?

Ara mempercepat langkah nya untuk mencari ruang kepala sekolah. Karna dia murid baru disini jadi terlebih dahulu ia mencari ruangan tersebut sebelum masuk di kelas yang akan dia tempati untuk beberapa tahun kedepan.

Faro yang tau Ara sedang dalam mood yang tidak baik- baik saja membiarkan Ara berjalan sendiri untuk mencari dimana ruang kepala sekolah. Lagian mana mungkin Ara akan tersesat di sekolah nya ini, dia orang yang tak takut pada apapun. Sebenarnya Faro juga binggung Ara itu perempuan tapi tingkah nya kayak singa yang di lepas dari kandangan nya, Ganas.

Saat Ara masih celingukan mencari dimana ruang kepala sekolah dia sampai tidak melihat ada orang yang berjalan menuju ke arah sampai akhirnya...

"BRAK"
"Aduh!!" ringisnya.

Bersamaan suara yang lumayan keras itu berasal dari tumpukan buku buku yang di bawah seseorang yang menabrak tubuh Ara.

Ara yang dari tadi sudah jengkel saat di parkiran sekolah di tambah dia tidak menemukan dimana letak ruang kepala sekolah menjadi lebih kesel saat seseorang menabraknya. Saat Ara ingin membuka suara nya tetapi sudah terpotong oleh lelaki yang di depan nya sekarang.

"Lo yang salah jangan salah kan gue." ucap nya dengan suara datar.

Ara yang mendengar jika dia yang disalahkan tidak terima. Dia bangkit dengan kasar walau sedikit menahan kaki nya terasa perih. mungkin kaki gue terkilir deh-batin nya.

"Eh lo tuh ya!" tunjuk Ara ke muka cowok datar yang sedang berhadapan nya. "Lo kok malah nyalahin gue sih, jelas jelas lo yang gak lihat jalan!" Cela Ara sambil menunjukan wajah kekesalan nya.

Lelaki yang di hadapan nya itu pun pergi melewati diri nya sesaat setelah mengambil buku buku yang jatuh tadi. Ara yang melihat nya hanya mendengus.

"Sial sial sial... kenapa juga harus ketemu tuh cowok batu. Awas aja sampe gue jumpa dia lagi gue bakalan bikin dia nyesel karna uda nabrak gue gitu aja." ujar Ara yang masih berada di kekesalan tingkat akut.

Hi! Gimana sama cerita nya?
biasa aja ya? tapi ini baru awal loh guys jadi kalian masih bisa lh menebak nebak bagaimana alur cerita nya hehehe😂

oh ya ini itu cerita pertama aku loh ada sedikit kisah nyata didalam cerita ini nanti, jadi plis buat kalian aku terima kritikan dan saran dari kalian  🙏karna kami para author bukan siapa siapa tanpa ada nya komentar dari kalian 😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARDIAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang