"Bak camar di lautan luas. Seorang diri tanpa kawanan, tersesat dalam pencarian. " Zura.
:
:
:
:
:
:
:~Spirit reading~
Kini Zura terlihat tengah mempersiapkan perlengkapan yang akan dibawa pada hari pertama ia menginjakkan kaki di sekolah baru yang mungkin dinantikan.
Tanpa sadar dia terdiam dalam lamunan seraya menggenggam dawai tersebut. Sebuah chat masuk ke line-nya.
[Mom]■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
Online_Mom
|~Sekarang berangkatnya?
05.30Me
Iyaa ma. ~|
Mama lagi apa?~|
05.30Kapan mau ke sini??~|
05.31
Mom
|~lagi kerja
|~lain kali, mama sibuk
05.32Me
Ouh gitu, iyaa~|
05.33
Read*
"Ma? Zura pingin jalan-jalan ke taman." ujar gadis itu merajuk.Olif, mamanya menepuk menggeleng tegas. "Mama sibuk! Lain kali aja!" Ucap Olif sedikit mengejutkan Zura, lantaran nada tingginya.
Tidak ingin dimarahi lebih lagi, gadis itu mengangguk. Olif pergi tanpa berbicara sepatah katapun.
Zura yang saat ini berusia tujuh tahun itu berlari menuju kamarnya, menatap bingkai foto yang tersimpan rapi di dalam lemari belajarnya. Tak kuasa menahan, genang bening keluar dari netra legamnya.
Gadis itu terisak, semakin lama semakin keras dan meraung memanggil nama sosok yang ter potret difoto itu. "Ayah," lirihnya.
*
Tanpa sadar matanya memerah, bahkan hampir menembus pelupuk. Dengan cepat gadis itu mendongak. Berjalan ke arah cermin dan menatapnya lamat-lamat. Berlatih cara untuk tersenyum nanti.
Namun dia hanyalah gadis biasa.
Zura menyemangati dirinya sendiri dengan harapan sekolah yang dinantikan sesuai dengan harapan. Memang gadis itu memiliki beberapa masa lalu tidak menyenangkan yang menjadikan trauma tersendiri baginya.
Tapi sudahlah kita tidak akan membahas tentang kisah menyedikan yang dipenuhi filosofis ini lagi.
Sekarang kita akan kembali ke topik ....
Jam tepat menunjukkan pukul enam lebih sepuluh.
Waktunya berangkat sekolah nih! Batin Zura.
Mungkin sudah menjadi kebiasaan tersendiri baginya untuk meninggalkan sarapan. Tidak tau darimana munculnya kebiasaan buruk ini. Karena seingat gadis itu, dia dulu tidak pernah meninggalkan sarapan atau tidak Olif akan marah jika mengetahui Zura tidak sarapan.
~~~
SMAN 1 Bandung---SMANDUNG 1--- bertepatan di Jalan Bangka yang jika dilihat dari peta memang dekat, tapi berbedah jauh dari kenyataan. Rumah Zura berada kurang lebih tiga kilometer untuk pergi ke sekolah.
Zura melewati jalan yang hampir tidak memperdulikan kehadirannya. Setiap kali dia menyetop angkot, hanya angkot dengan muatan penuh yang melintas. Jantungnya berpacu cepat, ekor matanya melirik jam tangan yang bertengger di pergelangan tangan. Waduh mampus ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
THE THIRD HEART || [Revisi]
Romance"Jujur aku bingung harus memilih siapa diantara kalian. Yang aku tau, aku akan menangis pada akhirnya!"~Zura. Ini kisah seorang gadis ... Gadis pendiam, tetapi memiliki rahasia besar yang tersirat di kepalanya. Dibalik sifatnya yang memuakkan, Zura...