"duh, adit kemana sih? kok belom ngabarin ya" -kataku dengan rasa khawatirSepanjang hari, aku hanya menatapi layar handphone ku yang sudah dipastikan tidak ad kabar dari Adit.
Akhir-akhir ini sikap Adit berubah seakan menjauh dariku:" huft entah apa yang buat adit ngejauh, apa mungkin dia bosen?.
Sulit rasanya buat bisa berfikir positif disaat seperti ini:(
"Duh, dit kemana sih kamu?" -kataku dengan kesal
*bunyi telfon*
yang ku fikir itu telfon dari Adit ternyata dari Rendy sahabat kecil ku.
"Sya, dimana? gua depan rumah lu nih. Keluar dong"
"Hah? ngapain? kok engga bilang sih" -jawabku
"hehe maaf sya, yaudah buruan gua tunggu" -balasnya
"iya-iya yaudah tunggu" -jawabku dan bergegas menemui Rendy.
Sesaat aku hendak menemui Rendy di ruang tamu ada bunda dan ayah sedang menonton televisi aku pun pamit ke mereka.
"hmm, Bun Yah Tasya pamit ya mau pergi sama Rendy" -kataku
"pulangnya jangan malem malem lho ya" -jawab ayahku
"kamu hatihati sayang, inget jangan aneh aneh" -Balas bunda
"Oke Bun Oke Yah, Tasya pergi ya"
tidak lupa aku salim ke orang tua dan diluar ada Rendy yang sudah lama menunggu.
"Ih lama banget sih Tuan Putri" - nyeletuk Rendy dengan nada sindir an
"Ye, sapa suruh dadakan bilangnya" -jawabku
"Yaudah, cepat naik nih pakai helmnya biar selamat" -balasnya
" Kita mau kemana?" -jawabku dengan penasaran
"udah ikut aja" -balasnya dengan muka yang meyakinkan.
Aku pun menuruti perkataan Rendy yang aku pun tak tau akan dibawa kemana, di sepanjang jalan aku hanya terdiam dan masih memikirkan Adit yang hingga kini belom ada kabar. Sekali pun Rendy hanya menatap ku dari arah spion.
Akhirnya pun kami berdua sampai di sebuah tempat yang dimana banyak makanan disana.
Sesaat aku turun dari motor aku melihat sosok lakilaki yang mirip banget sama Adit, akhirnya aku deketin dan ternyata benar!! Itu Adit lagi sama perempuan lain:" ternyata apa yang aku takutin terjadi:( akhirpun aku kembali menemui Rendy.
"lu darimana? itu mata kenapa nangis? ada apa? coba cerita" -tanya Rendy sembari memegang tanganku
"Rendyyyyy" -jawabku menangis kejar hingga meluk Rendy dengan erat.
"Iya ini gua, lu kenapa Sya? coba bilang lu sama gua" -sembari mengelus mengusap airmata ku.
"Gpp kok Ren, gua mau pulang aja" -kataku
"Yaudah kita pulang, mau bungkus makanan engga?"
"engga usah"
Akhirnya kami berdua kembali kerumah dan tak jadi memesan atau pun membeli makanan, di sepanjang lagi-lagi aku terdiam dan masih ingat betul wajah Adit dengan wanita itu, kali pun aku memeluk Rendy yang ku yakinin bisa membuat ku lebih baik.
Dan lagi-lagi Rendy pun hanya menatap ku dari arah spion, muka Rendy pun seolah ingin bertanya tapi dia tidak tega melihat ku.
YOU ARE READING
Apa Kabar Hati ?
Teen FictionTerkadang kita harus iklas melepaskan sesuatu yang kita genggam, meskipun itu sangat berarti.