"aneh ya pagi ini rasanya gua kesel banget ga tahu kenapa, mood gue kadang suka berubah-ubah ga jelas. Hm... but its okay gue harus tetep berusaha tersenyum dan ramah untuk menjalani keseharian gue, oh iya nama gue Aquene Kim, Aquene berarti kedamaian, putri yang membawa damai, Huffhhhh... sayangnya kehidupan gue ga pernah damai sedikitpun"
"ann sarapan dulu ya, papa kamu masakin sarapan buat kita"
Aquene menatap ke seluruh penjuru rumah "papa mana?"
"papa kamu abis masak langsung berangkat ker.."
Aquene langsung memasang wajah dingin "wajar aja, emang kapan papa punya waktu buat kita, yaudah mah kalau gitu aku makan di jalan aja ya" Aquene meraih sandwich dari piring kemudian menaruh sandwich tersebut di mulutnya dan bergegas keluar dari rumah, mama hanya bisa menghela napas ketika melihan aquene sudah bergegas keluar dari rumah.
Aquene melahap sandwichnya sambil berjalan tergesa-gesa ke halte bus yang terletak tidak begitu jauh dari gang depan rumahnya. Selama di perjalanan ke sekolah dengan menaiki bus aquene memikirkan banyak hal di kepalanya "yaampun gue ini baru kelas 2 SMA tapi pikiran gue udah kaya orang umur 30 an" ucapnya di dalam hati.
Aquene langsung bergegas turun ketika bus berhenti tepat di halte depan sekolahnya, mungkin memang kebiasaan Aquene selalu berlari padahal ia tidak telat. di tengah sibuk berlari tiba-tiba earbuds terjatuh dari tasnya, ia langsung berhenti mendadak sambil menatap ke bawah tetapoi tidak sadar kalau dia secara tidak sengaja menabrak seseorang di depan.
Aquene mengalihkan fokusnya pada orang yang kini berdiri di hadapannya ga cuman sendiri ada dua orang lagi di kiri dan kanannya, ketiga orang itu menatap Aquene dengan tatapan tajam dan dingin, "cih, maksud tatapan dia apa? ga sengaja juga" ucap aquene di dalam hati.
Aquene berdehem "sorry" ucapnya singkat kemudian kembali menunduk untuk mengambil earbuds, tiba-tiba cowok di hadapan aquene menedang earbuds tersebut hingga terpental jauh "sorry" ucap cowok itu remeh kemudian pergi begitu saja.
Aquene kesel bange, dia langsung ngambil earbudsnya yang udah lecek akibat tergores tanah dan di tendang sama cowok tadi. Aquene ga terima dia langsung ngejer cowok tadi "woi! berhenti!", capek teriak cowok itu malah ga berhenti sama sekali, aquene mempercepat langkahnya begitu deket sama cowok tadi aquene langsung megang bahu cowok itu.
cowok itu berbalik begitu juga dengan kedua temannya "ngapain sih lo?" ucap cowok terpendek di antara ketiga cowok itu.
Aquene menyodorkan tangannya memperlihatkan earbuds yang sudah tergores "minta maaf ga!" pinta aquene. Cowok yang nendang erbuds tadi langsung naikin sebelah alisnya "kenapa?"
"hah? kenapa? karena lo udah nendang earbuds gua"
"terus?"
"hah? gila ya lo!"
cowok itu langsung berbalik pergi tanpa merduliin aquene, aquene yang udah terlanjur kesel akhirnya nimpuk kepala cowok itu pakai earbudsnya "Akhhh!!!" ringis cowok itu sambil megang belakang kepalanya.
dia langsung menghadap kebelakang dengan marah "lo..."
Aquene langsung kabur begitu merasa terancam sambil meletin lidahnya ke cowok itu.
"gha lo gapapa?"
"ck, menurut lo?"
Aquene ngos-ngosan sampai ke kelasnya, di depan pintu aquene berusaha mengatur napasnya. "ann, lo kenapa?", aquene ngangkat tangan kirinya menandakan untuk tunggu sebentar, setelah napasnya kembali normal aquene langsung berjalan masuk ke dalam kelas sambil mengeluh "huff.. emang gada kedamaian di dalam hidup gua, kenapa sih orang tua gua ngasih nama gua Aquene sih? bertolak banget sama kehidupan gua yang gada damai-damainya sama sekali" aquene duduk lemas asmbil menaruh tasnya ke atas meja.
"ih kenapa sih?"
aquene menggaruk dahinya kemudian menatap temannya yang kebetulan duduk bersebelahan dengannya "nih ya, gue ketemu cowok sumpah.. dia nyebelin banget pagi-pagi udah bikin gua kesel"
"hah? siapa?"
Aquene melemas "ah udahlah.. males gua bahasnya, pankapan aja"