Betapa terkejutnya aku melihat tamanku kini berubah sekali sekarang banyak sekali bunga2nya dan ada lampunya juga dan banyak lagi.
Disana aku melihat seorang pria memakai Koko birdong ,peci hitam,dan sarung warna hitam duduk di kursi sambil menghafalkan ayat Alquran yang ku ketahui itu surat Ar-Rahman,pria itu adalah calon suami ku,Gus Azka."Assalamualaikum" salamku.
Ia langsung menghentikan hafalannya.
"Wa'alaikumsalam,Ning"jawabnya sambil melirik ku.
"Aku boleh duduk disini?"tanyaku ragu.
"Kenapa tidak boleh untuk calon istri ku ini"godanya membuat pipi ku menjadi blushing.
"Apaan sih Gus"cengir ku aku pun duduk dihadapan nya kami duduk dengan jarak meja .
"Kamu Hafidzah yang cerdas itukan?"tanyanya.
"Bisanya Gus bilang gitu saya bisa cerdas itu karena Allah "
"Jujur Ning dari dulu kamu ikut lomba Hafidz-Hafidzah di Mesir aku sudah mengagumimu sejak itu"
Deg
Deg
Deg
Duh Gus jangan buat jantung ku berdetak kencang seperti habis maraton
"Ih,Gus bisa aja"aku malu dibuatnya.
"Apa jurusan mu?"tanyanya
Apa yang harus ku jawab kalau aku menjawab kedokteran apakah ia akan marah padaku .Karena,tidak seharusnya seorang anak keluarga Kyai menjadi dokter melainkan menjadi guru, ustadzah atau semacamnya tapi,bagiku itu bukan masalah lagi pun aku merahasiakan ini pada orang tua ku dan keluarga ku."Ehm...aku..."ucapku menggantung.
"Ehem... Azkya awas jaga pandangan"mas Azmi mulai lagi dengan ledekannya aku heran dengan orang itu terkadang dia itu posesif terhadap ku terkadang pula dia itu usil jail dan sebagainya.
Aku memutar bola mataku malas.
"Huh,mas Azmi ini bikin badmood aja"gumamku ."Azka ntar ati2 ya kalau udah jadi suami nya Azkya orang nya itu galak dan ngambekan!"
"Apaan sih mas malu-maluin aja"kesalku.
"Emang kamu gitu kok aku mah apa adanya"ceplosnya lalu ia lari langsung ku kejar ia .
Saat ia sudah mulai lelah
"Duh.. ampun dek ampun!"ia mengatur nafas."Salah siapa tadi?"ketusku
"Ya Ampun,gitu aja gak boleh nanti kalau kamu sudah nikah terus tinggal sama Azka kamu bakal kangen deh sama mas percaya aja, orang nyebelin itu ngangenin"
"Huh...pe-denya terlalu tinggi berharap dikangenin sama aku"
"Hahahaha"ia malah tertawa menang
Aku menepuk jidatku
"Duh,aabang gw ini udah ga waras kalik ya"Hueekk!
Hueekk!!
Hueekk!
Hueekk!Terdengar suara seseorang mual2 saat ku lihat dari asal suara dia bukanlah mbak Fidzah melainkan mbak Ais.
"Mbak kenapa ?ga papa kan?"tanya ku saat mendekati nya.
"Iya,mbak nggak papa kok"kulihat wajahnya tampak pucat dan sesekali ia memegangi kepalanya.
Hueekk!
Hueekk!
Hueekk!
Hueekk!
Hueekk!Ia terus muntah aku memegang tengkuk lehernya agar ia lebih lega.
Hueekk!
Hueekk!
Hueekk!
Hueekk!Sampai akhirnya ia pingsan
"Mas Azmi!!!"panggil ku.
Mas Azmi lalu datang dengan sigap ia langsung menggendong mbak Ais ke kamar nya.
