Prolog

34 8 2
                                    

Plak! Bugh!


Zara menutup mata dibalik dinding itu. Ia menatap orang itu menonjok, menampar. Dirinya mau melerai, namun tak bisa, seolah ada sesuatu yang menahannya.

"Maksud lo apa, anjing!" bentak Devian.
Devian Algebra. Pria beringas, kejam di SMA Xafer. Dengan lekuk tubuh yang sempurna, mata tajam, hidung mancung, bibir sexy. Dia merupakan ketua geng brotherhood.

Zara menahan diri untuk melerai. Ia  menaruh kembali pisau yang selalu dibawa tiap hari.
"Ini bukan waktunya," batin Zara.

Zara memberanikan diri untuk melerai mereka.
"Stop!" teriak Zara.

Ketua orang itu menoleh ke arah Zara. Devian memberi tatapan tajam padanya.

"Maksud lo apa?," tanya Devian. Adrian terkekeh.

Adrian Hayanto.
Gak beda jauh sama Devian, dia terlihat lebih kalem. Namun, saat ada yang berani menyenggolnya. Ia tak akan memberi ampun.

"Lo gak tahu itu acara kangen sama seorang sahabat?," tanya Adrian. Zara menatap heran.

"Kalian selalu seperti itu saat bertemu?," tanya Zara polos.

Adrian menangguk.
"Lo siapa?" tanya Adrian.

"Zara Sam-"
Zara tak melanjutkan kembali ucapannya. Tidak boleh ada yang mengetahui nama lengkapnya.

Devian menaikkan satu alisnya, "Gue gak pernah liat lo, anak baru?," tanya adrian.

Zara mengangguk. Misi ia masuk sekolah ini adalah membunuh orang.
"Kelas?," lanjut Devian. "Gue gak tahu kelas berapa, daritadi gue cuma muter-muter," ucap Zara.

"Lo bolos?," tanya Adrian kaget.
"Iya, kenapa? Masalah buat lo berdua?," Zara mengambil tasnya, dan pergi keluar sekolah. Sudah cukup untuk hari ini.

Adrian dan Devian terpaku.
"Mau daftarin tuh anak ke geng kita?" tawar Adrian.
"Ogah. Keliatan dia polos," tolak Devian.

Devian pergi menuju kantin. Adrian terkekeh melihat sahabatnya. Entahlah, biasanya Devian selalu membentak saat bertemu sosok perempuan. Tapi kali ini? Wah luar biasa.

***

Suasana malam mencekam. Ia memutar-mutar benda kesayangannya. Malam ini ia haus melihat seseorang merintih kesakitan.

Zara melihat seseorang berjalan sendirian, ia tersenyum sinis.

Sekali hentakan cukup untuk kali ini. Batin Zara.

Zara berjalan santai menuju seseorang itu. Saat di dekatnya, ia memancapkan pisaunya melalui punggung.

Seseorang itu terjatuh. Ia ketakutan saat melihat Zara.
"Lepaskan aku" lirihnya.

Namun Zara hanya berdiam diri. Ia menikmati darah yang terus mengalir dari punggung seseorang itu.

Saat dirasa sudah kehabisan darah. Ia mengambil kembali pisaunya. Dan menaruh darah ke dalam wadah yang selalu ia bawa.

Selama perjalanan menuju rumah, ia meminum darah tersebut.
"Manis, aku tak sabar untuk membunuh di sekolah," ucapnya.

Zara Samantha Aulia.
Gadis polos, psikopat, memiliki berkepribadian ganda. Ia bersekolah dengan maksud memuaskan nafsunya. Dan dari sini, ia mengetahui apa makna cinta.

TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang