Hallo!!!
Story pertama nih, sebernya agak ragu buat publish karna kupikir ini sensitif? Untuk sebagian orang tertentu.Tapi setelah kupikir - pikir akhirnya ingin di publish aja.
Cerita ini REAL CUMAN KHAYALAN aku aja, ini FANFICTION dan gak bermaksud buat nyinggung siapa - siapa. Jadi aku minta maaf kalo semisal ada yang tersinggung dengan tulisanku ini. Maafin akuuuuu😭
Oke Happy Reading!!!!
*****
"Cintai kami bertujuh, jangan melewatkan salah satunya"
Aku Kim Taehyung salah satu member BTS, idola dari Negri Gingseng yaitu KOREA SELATAN tetapi sebenarnya aku hanyalah anak laki - laki biasa yang berumur 27 tahun.
Dulu aku memutuskan untuk menjadi Trainee dan meninggalkan semuanya yang ada dikampung ku termasuk keluarga ku demi menjadi seorang idol
Sebelum menjadi idol aku tahu konsekuensinya kalau aku berhasil debut, aku tidak akan bisa bermain seperti teman - teman sebaya ku, aku tidak bisa pergi kemanapun tanpa seorang pengawal, kemanapun aku pergi selalu ada mata yang mengawasi, prilaku ku yang salah sedikit akan mencoreng nama ku dan grup.
Aku seperti hidup didalam kurungan
Hidup ku tidak bebas
Hidupku sudah diatur
Tapi ini adalah...
Pilihanku
****
Dorm mewah tempat kami tinggal yang biasanya akan ramai kini menjadi sunyi, kami sibuk dengan pikiran masing - masing. Menguatkan diri adalah cara satu - satu nya untuk tetap hidup.
Park Jimin salah satu anggota grup dan sahabatku mengalami Depresi berat setelah mendapat makian dan ancaman dari fans ku
Ya aku
Kim Taehyung.
Kalian tau seberapa merasa bersalahnya aku dengan Jimin? Rasanya aku ingin menggantung leher ku atau membakar briket lalu mengurung diri dan menutup semua lubang angin serta pintu supaya aku bisa mati secara perlahan, aku sangat ingin mati ketika aku melihat sahabat terkasih ku harus menderita karena ulah orang - orang yang mengaku mencintaiku, padahal tidak!
Mereka tidak benar - benar mencintaiku karna membuat ku menderita lewat sahabatku sendiri
Hatiku pedih melihat Jimin yang sangat pucat itu hanya diam membisu, meringkuk dan menangis.
Makian yang ia terima sangat parah sampai dapat membuatnya menjadi seperti ini. Jimin selalu mencari cara untuk mengakhiri hidupnya sendiri dan tugas kami ber-enam adalah menjaga Jimin supaya dia tidak memiliki kesempatan itu.
Psikiater selalu datang ke Dorm kami untuk berbincang dengan Jimin, namun Jimin tidak menunjukkan tanda - tanda akan pulih.
Jimin hanya ingin melihat ponselnya dan membaca makian yang ditujukan untuk dirinya
Dokter pun selalu datang ke Dorm untuk memeriksa kesehatan Jimin yang selalu menurun, Jimin tidak mau makan dan juga tidak mau di pasang infus.
Aku sangat merasa bersalah kepada Jimin tapi aku mencoba kuat untuk merawatnya aku tidak ingin menjadi beban pikiran untuk para Hyung dan Jungkook.
Aku kerahkan semua tenaga dan pikiran untuk Jimin si malaikat yang selalu baik kepada siapapun, yang selalu memikirkan anggota lain dari pada dirinya sendiri, yang selalu mengalah.
Jimin kumohon cepatlah pulih
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
WE ARE SEVEN
FanfictionSenyum itu luntur Tawa itu hilang hanya tangisan yang tersisa