DEY ~ 1

5 0 0
                                    


Hallo, perkenalkan nama aku anita deya wandani, aku biasa dipanggil "dey"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo, perkenalkan nama aku anita deya wandani, aku biasa dipanggil "dey". Aku masih berusia 17 tahun. Aku ingin bercerita tentang aku,keluargaku, dan perjalanan percintaan ku.

Mungkin kalian akan bosan dan berfikir bahwa kehidupan aku adalah sebuah drama sinetron,tapi inilah kenyataan nya. Kenyataan yang kadang pahit untukku,kadang juga baik untukku. Baik aku akan mulai cerita ini.

Semua bermula semenjak aku ditinggal pergi untuk selamanya oleh kakek ku.

Ya,bisa di bilang aku adalah cucu kesayangan kakek ku,apapun yang aku minta pasti dia berikan dengan Cuma-Cuma.

Hari itu, adalah hari yang paling pahit dalam hidupku, karena pada saat itu aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana orang yang aku sayang pergi untuk selama-selamanya dari hidupku.

Pada saat itu usia ku masih 2 tahun. Ya,masih sangat kecil sekali untuk menghadapi hal seperti itu,tapi aku sudah melihat hal seperti itu. Kalian pasti bertanya kenapa kakek ku meninggal. Kakek ku meninggal akibat asma akut, dia sosok yang kuat,tiap kali dia merasakan sakit dia tidak pernah mengeluh kepada siapapun. Bahkan dia tidak memberitahukan kepada siapapun. Sosok yang sangat kuat. Hingga pada suatu ketika dia merasakan rasa sakit yang sangat sakit sehingga dia di bawa kerumah sakit. Dia pernah bilang "jika aku nanti sakit,jangan bawa aku kerumah sakit karena aku akan mati" ujarnya. Tapi pada saat itu situasi nya berbeda, dan mengharuskan dia agar dibawa kerumah sakitt terdekat. Setelah tiba di rumah sakit,dia mendapatkan tanganan oleh pihak rumah sakit.

Tubuhnya dipasangin alat-alat,hidungnya diberikan oksigen,berbaring lemas diatas kasur rumah sakit,tapi senyum nya tidak pernah hilang. Sementara aku hanya duduk diluar,berharap dan berdoaa agar kakek ku sembuh dengan cepat.

Sehingga beberapa jam kemudia,dokter memanggil ibuku dan memberitahu bahwa umur kakek ku tidak akan lama lagi,aku yang mendengar itu merasakan sedih,tapi tidak bisa aku katakan hanya mampu menangis di dalam pelukan nenek yati. Lalu aku masuk keruangan dimana kakek aku berbaring,dan disaat aku masuk keruangan itu aku melihat kakek ku sedang tersenyum padaku.

Akupun menghampiri nya dan duduk di samping tubuhnya,hingga pada saat dia menghembuskan nafas terakhirnya aku masih berada di sampingnya. Aku melihatnya,aku melihat dia menghembuskan nafas terakhirnya,aku melihat dia menutup matanya untuk selamanya. Aku menangis,menangis layaknya anak kecil yang kehilangan sesuatu,tangisan ku pecah setelah aku tau bahwa kakek ku telah tiada, hatiku merasakan sakit yang luar biasa,aku terus menangis dan menangis. Aku sempat memegang tangannya untuk yang terakhir kalinya sebelum dia dikenakan kain kafan.

Hari itu adalah hari yang paling menyakitkan untukku,hari yang sangat tidak aku inginkan seumur hidupku. Jika aku bisa meminta kepada tuhan,aku ingin pada hari itu aku di butakan untuk sementara agar aku tidak melihat kejadian yang begitu pahit untukku.

Setelah alm kakekku di kafanin,jenazahnya di bawah kerumah nenekku. Dan aku masih tidak percaya kalau kakek aku sudah pergi ke surga nya tuhan, aku masih memandangi jenazah itu. Jenazah yang dulu nya adalah seorang kakek yang jika aku datang kerumahnya dia menggedong aku,dia mengajak aku main, membawa aku jalan-jalan, memelukku dengan erat dan mencium ku dengan lembut.

Tangan nya yang selalu memegang tanganku,tapi sekarang orang itu sudah terkujur kaku, dia sudah pergi untuk selamanya. Tapi kasih sayang dan cintanya masih berada di sampingku.

Akupun ikut mengantarkan nya ke tempat peristirhatan terakhir,tangis ku kembali pecah,air mata ku tidak bisa di bendung lagi. Rasa sakit itu kembali memukul hatiku. Kenyataan itu membuat aku merasakan ketidakadilan yang besar. Sebuah pertanyaan terdapat di dalam otakku,pertanyaan tentang "kenapa aku harus kehilangan seseorang yang aku sayang saat aku masih beruumur sekarang?", "kenapa dia pergi?", "apakah tuhan tidak sayang kepada aku sehingga tuhan membawa kakekku bersama nya", semua pertanyaan yang layaknya ada di pikiran anak kecil yang kehilangan seseorang yang dia sayang. tapi aku yakin,dimanapun kakekku berada, dia sudah bahagia. Pelan-pelan aku berusaha untuk mengikhlaskan dia pergi untuk selamanya. Dan aku harus menjalankan kehidupan ku,dan membuat alm kakekku bangga melihatku diatas saya.

Benar kata orang Kehilangan seseorang keluarga itu lebih menyakitkan daripada kita kehilangan seorang pacar. Karena aku mengalami hal itu,hal yang paling menyakitkan bagi siapapun yang mengalami nya.

DIA YANG TELAH PERGI TANPA KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang