1

10 3 0
                                    

Ketika tahu GOT7 akan fanmeet di Jakarta, hal pertama yang kulakukan adalah menelepon Wina.

"NEEEENG GATSE MAU FANMEET  DI SINI!" jerit Wina tanpa tedeng aling-aling ketika mengangkat telepon dariku. No 'halo', no 'assalamualaikum', no nothing.

Aku balas menjerit, "I KNOOOW! Kita nggak boleh nggak dateng, sih. Wajib banget ini!"

Okay, so here's a thing. Aku dan Wina sudah berteman sejak kami SD. Mungkin kelas 4 atau kelas 5. Kami culun bareng, going through puberty bareng, hingga nyemplung ke dunia k-pop bareng.  Mulai dari suka Super Junior dan menetapkan life goal ingin menikah dengan Choi Siwon, mengidolakan Girls Generation dan berandai-andai bagaimana hidup ini akan lebih mudah jika saja kami secantik Im Yoona, hingga patah hati setiap kali ada anggota EXO yang keluar. Mengoleksi poster dari majalah remaja, beli buku EXO Salah Gaul, punya fan account, you name it. Been there, done that.

Wina dan aku punya selera yang mirip-mirip, termasuk dalam hal pilih-memilih boy group atau girl group untuk digemari. Jadi, kami tahu mana yang bisa direkomendasikan untuk satu sama lain, mana yang tidak. Dan pada sebuah sore di kamarku sekitar 6 tahun lalu, Wina and I made the best discovery of our lives.

Waktu itu, kami baru saja pulang sekolah dan Wina ingin main sebentar di rumahku –sebentar-nya Wina itu maksudnya sampai jam setengah delapan malam, kalau sedang ada tugas ya bisa sampai jam sepuluh. Aku sedang memilih-milih film yang ingin kami tonton ketika Wina menepuk-nepuk bahuku nggak sabaran.

Masih sambil menepuk-nepuk bahuku, Wina berkata tanpa menoleh sedikit pun dari layar ponselnya, "Wan, ada BG yang baru debut, Wan!"

"Coba, lihat," tanggapku sambil merebut ponsel dari tangannya.

Aku memperhatikan foto tujuh orang cowok yang terpampang di layar ponsel Wina. Dan saat itu juga, aku paham kenapa Wina sampai sebegitu hebohnya. These seven guys are gorgeous. Especially that leader guy, that Jaebum guy. Maksudku, lihat saja matanya. Tatapannya yang seakan dapat menelanjangimu, melihat ke dalam jiwamu.

Ah, sudahlah.

"Kayaknya lucu, deh, Wan. Liat yang paling kiri, ganteng banget pusing gue. Namanya Jackson kalau nggak salah. Atau Jason ya? Itulah."

Kubaca sekilas informasi yang tertera di bawah foto. GOT7, from JYP Entertainment.

Dalam dunia peridolaan k-pop, para penggemar dari masing-masing band punya julukannya sendiri, 'kan? Usut punya usut, kami akhirnya mengetahui bahwa penggemar GOT7 ini diberi julukan IGOT7. Dan setelah kami menyelam lebih jauh dalam dunia per-GOT7-an, kami juga mengetahui bahwa IGOT7 ini lebih sering disebut ahgase. Birds. Birdies. And that shit got me loving this boy group even more. Ayolah, that 'birdies' thing is so cute. Just agree with me or show yourself out.

Beda halnya dengan Wina yang bisa gonta-ganti bias tiap tiga bulan sekali, dari dulu bias-ku hanya satu: Im Jaebeom. Jaebum. JB. Def. Whatever you wanna call him.

How can I not have a soft spot for him? Visualnya, vokalnya, kehadirannya yang sebegitu kuat di atas panggung, untaian kata yang dituangkannya dalam lirik lagu –I swear, bet that head of his is full of brilliant beautiful words and ideas. Caranya terkadang bertingkah menggemaskan, semuanya. Segala tentang Jaebum membuatku terpukau.

Tapi, jika aku boleh jujur, satu hal yang paling aku inginkan adalah menjadi sepasang orang biasa dengannya. Mengobrol tentang apa saja, memahami caranya melihat dunia tanpa melalui lirik lagu atau video wawancara. Aku ingin menjadi dua orang biasa bersamanya, bukan sebagai penggemar dan idolanya. Hanya sebagai dua teman yang bisa bicara tentang apa saja.

What am I doing? Sipping on diet coke at 2 am after planning on attending your favorite boyband's fanmeet with your best friend, talking about that same boyband and my feelings towards the leader. This is bullshit. This looks too much like a Wattpad story.

Aku bukan those crazy fangirl bicis who wouldn't want to date any guy just because they're unlike k-pop idols, though. No offense, tapi nyatanya nggak banyak orang yang sebegitu disayangnya oleh Tuhan hingga diizinkan untuk hidup dalam gemerlap kisah fanfiction. Oke, that's too far. Tapi aku ada benarnya, 'kan? Some people could go too far and just straight up fall in love with their idols. In some cases, which are super rare, it works well. You finally meet your idol, you two fall in love, and blah and blah and blah. Tapi secara statistik, berapa kira-kira persentase kemungkinannya? Lima! Five fucking percent or even less. You don't always got to live that Putri Marino-Chicco Jerikho life. Lagian, siapa lo berani membandingkan diri sendiri dengan Putri Marino yang secantik itu?

Look, I'm rambling again. This is a real bad 2 am. Aku capek setelah menghadiri launching party sebuah brand kosmetik yang bekerja denganku, sampai rumah jam sebelas malam, dan malah tidak bisa tidur.
Dan tebak apa yang dilakukan si bodoh ini? Minum coke, walau cuma the diet one. But it does wake me up a bit, though.

Aku butuh tidur. []

heyy im sorry for this short and all over the place chapter. i just dont wanna get too fast into the story ehee. enjoy! and vomments please. thankiee.

love, t.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ever againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang