17

1.2K 53 12
                                    

Jimin POV

Uhh.. Chim senang sekali bisa poppo Yun-yun oppa. Chim tebak, pasti ia tertawa saat Chim poppo. Hehe, ngeselin.

Chim tadi langsung kabur ke sini--kamar baru Chim. Yasudahlah, Chim tidur aja, daripada bosen nungguin oppa pulang kuliah.

Huaaa, empuknya kasur ini~

Are? (loh)

Siapa orang berbaju hitam itu? Kenapa tak mengetuk pintu dulu?

Are? (loh)

Hiks, Chim takut. Dia bawa pisau.

"Makhluk jalang sepertimu, hanya akan menghancurkan dunia ini. Tch, matilah kau!"

Orang ini menempelkan mata pisaunya ke perut Chim, sepertinya dia benar-benar akan membunh Chim. Hiks, Chim takut.

Ayolah, Chim! Uncle Seul telah mengajarkan bela diri kan!? Kenapa harus menangis?

Tangannya Chim tendang hingga pisau itu terlempar, lalu Chim bangun, menghampirinya.

"Kamu siapa? Kenapa mau bunuh Chim?"

Ia tak menawab, tapi tiba-tiba pinggang Chim ditusuk dari samping. Sakit sekali.

Mulut Chim ditahan, Chim tak bisa teriak dan bernafas.

Sakit sekali.

Tak jelas, buram, gelap. Chim tak bisa apa-apa. Tapi rasa sakitnya bertambah, telinga dan ekor Chim seperti terlepas.

Setidaknya biarkan Chim teriak! Tak ada bahan pelampiasan, Chim akan semakin sakit.

Lantai tempat Chim tergeletak basah, darah Chim keluar seperti mendanau. Air Mata Chim terus mengalir.

Kenapa Chim harus di siksa? Kenapa tidak dibunuh langsung? Chim bahkan tak pernah melihat wajah mereka.

.
.
.

Chim.. Anak baik yang manis, dengar aku kan?

Permaisuri? Chimin dengar kok.

Ayo kembali. Dunia mu di tempatku, bukan di bumi.

Ta-tapi Chim tak tau caranya kembali ke sana. Chim hanya bisa bertelepati pada keluarga Chim di sana, Permaisuri.

Ayah Chimin yang bersalah, bukan Chim. Jika saja ia tak turun ke bumi, kau akan hidup tentram di sini.

Permaisuri, Bagaimana ayah Chim bisa turun ke bumi?

Portal ke mana saja. Ia menggunakan itu.

Ah, andai saja Chim lahir di sana.

Sudah saatnya kau pulang, Chim.

Sudah saatnya ya...
Baiklah, Chim akan pulang.

.
.
.

Author PoV

Lantai penuh darah dan daging yang telah hancur. Organ tubuh berserakan kemana-mana. Usus dua belas jari tercecer, menjalar hingga ke pintu.

Dua orang pembunuh telah kabur, dengan pandainya mereka melarikan diri.

Gadis kucing itu telah tiada. Ia mati mengenaskan, dengan organ tubuh terpisah pisah. Ia mati di bunuh, dikamarnya sendiri.

   Semua kengerian itu, perlahan sirna. Darah amis yang bertumpahan, daging yang berceceran, organ tubuh yang terburai itu, menjadi cahaya yang bersinar sangat terang dan perlahan meredup diikuti dengan segala kengerian di kamar itu.

    Cahaya itu seakan memakan semua tragedi mengenaskan yang dialami Hybrid pirang ini.

    Kosong ... kamar itu kini seperti semula. Bukan hanya kamar, namun semuanya kembali seperti semula.

.
.
.

    "Yoongi pulang!" ujar lelaki pucat sembari mendudukkan dirinya yang letih di sofa besar nan lembut.

   Yang menyambut tuan muda itu sekarang hanya ibunya, "Baguslah jika kau sudah pulang. Segera mandi, kita mau pergi ke rumah tunangan mu."

   Lelaki pucat itu tersentak dengan maniknya yang membulat, "Nani!? Tunangan ku siapa?"

   Chaerin tergelak sambil bertepuk tangan, "Hahaha! Siapa lagi jika bukan tuan puterimu? Jimin yang selalu kau sayangi itu kau bisa lupa!? Bercandamu sukses, Yoon!"

   "Sudah, cepat sana mandi," perintah Chaerin. Yoongi bergerak sigap nan ligat, ia berlari di tangga demi cepat-cepat selesai membenahi diri, ia tak sabar ingin bertemu Jimin yang akan menjadi istrinya tujuh hari lagi.

   Mendekati kamarnya, langkah Yoongi terhenti sejenak di depan pintu kamar yang akan Yoongi rencakan untuk kamar anak-anaknya kelak. Ruangan itu berada di samping kamar Yoongi sendiri.

   Ia masuk ke sana. Hanya kosong yang ada, tetapi suasana hangat yang ia rasa. Kamar ini juga beraroma manis, Yoongi tak tahu kenapa, tapi yang pasti Yoongi merasa sangat nyaman jika berada di sini sembari mengingat-ingat Jimin.

.
.
.

   Cahaya itu meraup semua tentang Hybrid kucing yang bernama Park Jimin di bumi ini, dan menghadirkan manusia yang mirip sekali dengan hybrid itu, ia adalah Jimin tanpa marga.

END

helooo, michi back UwU
ff-nya ga ada perkembangan, aneh dan gadanta:v
Michi berharap kalian menikmati tulisan Michi yang amburadul ini;(
Michi sangat terbuka pada kritik dan saran kalian loh!^^

Park Michiru
11-5/20

Little Love For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang