[Chapter 01]

2.6K 197 50
                                    

Warning 17+

.
.
.

Jeon Jungkook, pemuda manis yang sedang tertawa terbahak-bahak mendengarkan ocehan dari temannya–Min Yoongi.

"Bangsat, kenapa kau malah tertawa? Tidak ada yang lucu di sini." Sarkas Yoongi, memperhatikan si bayi kelinci yang masih tertawa, badannya membungkuk sambil memegangi lututnya.

Jungkook yang di umpati malah semakin menjadi tertawa, ia sudah biasa dengan pemuda berkulit pucat tersebut–yang mengeluarkan kata-kata pedasnya.

Tak berselang lama tawa Jungkook pun mulai mereda, ia menegakkan badannya yang semula bungkuk menjadi tegap. Lalu berkata dengan Yoongi yang ada di depannya.

"Mulutmu hyung, kalau sampai Jimin mendengarnya habis kau." Kata Jungkook sambil terkekeh.

"Yang benar saja, aku yang akan menghabisinya terlebih dahulu." Jawab Yoongi.

"Oh ya? Benarkah?" Dari arah belakang Yoongi muncul Jimin yang tadi sempat mendengarkan pembicaraan dua namja ini. Sambil tersenyum ia mengalungkan tangan kanannya ke leher Yoongi.

"Brengsek Park, kau mengagetkan ku!" Kesal Yoongi sambil mengarahkan wajahnya ke arah Jimin yang masih merangkulnya. Dan secepat itu pula wajah yang semula geram kini tampak malu dikarenakan Jimin menngecup bibirnya tanpa aba-aba.

"Aigoo, kau imut sekali,"

"Aku tampan, bodoh." Sahut Yoongi merenggut kesal. Lalu mulai melepaskan diri dalam rangkulan Park Jimin. Jimin yang mendengarnya hanya terkekeh.

"Woah, mata ku tidak suci lagi." Sahut Jungkook yang dari tadi diam, memperhatikan kedua orang yang ada di depannya. "Apa kalian pacaran?" Tanya si bayi kelinci.

"Tidak."

"Iya." Pertanyaan itu di jawab secara serempak oleh mereka berdua, dengan jawaban yang tidak sama. Yang membuat Jungkook kebingungan. Jelas yang menjawab kata tidak adalah Yoongi.

"Aish, ayo Kook kita pergi dari sini, sebelum terlambat." Ujar Yoongi sambil menarik Jungkook yang masih mengerutkan dahinya. Dan meninggalkan Jimin yang masih berdiri dengan tersenyum. Namja tampan itu melihat punggung Yoongi yang mulai menjauh dan hilang di pembelokan koridor kampus.

\\\

Min Yoongi, pemuda itu berjalan keluar dari kelas setelah usai belajar. Ia menenteng tas dengan ogah-ogah'an, dengan bahu yang merosot jatuh. Seperti malas untuk berjalan, malas untuk membawa tas nya sendiri–padahal isi tasnya hanya beberapa buku saja.

"Sini ku bawakan tas mu," Tahu-tahunya sang penolong datang di saat yang tepat. Jimin mengambil tas punggung Yoongi dan menentengnya.
Tidak ada perlawanan yang berarti yang di berikan oleh Yoongi, ia melepaskan tas nya dengan lapang dada. Toh, juga bagus, biarkan saja Jimin yang membawa dua tas sekalian.
Biar dia tambah pendek–pikir Yoongi.

"Bagaimana? Apa kau sudah menentukan jawabannya?" Jimin bertanya sambil jemarinya menggemgam jemari Yoongi dan mereka terus berjalan sampai ke depan mobil Jimin.

Jujur pertanyaan itu membuat Yoongi yang semula berwajah datar kini tergantikan dengan gugup–meski samar. Pernyataan cinta Jimin yang sudah seminggu berlalu belum di jawab sama sekali olehnya dan Jimin sama sekali tidak keberatan untuk menunggu. "U-uhm anu---"

Let's Love (Minyoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang